Saat ini Raya dan Yusra sedang berada di rumah sakit jika Raya merasa sedih dan menangis berbeda dengan Yusra yang hanya menampilkan wajah datar namun dalam hati dia sangat menyesali perbuatannya yang tak bisa menahan emosi.
Tidak ada kata apa apun yang keluar dari mulut Yusra apa lagi untuk sekedar menenangkan Raya. Yang sejak tadi tak bisa menahan tangis meski hanya suara isakan yang keluar. Tak lama dokter keluar menyampaikan pesan jika pak Yusman ingin bertemu dengan anak menantunya.
"Dokter bagaimana keadaan pak Yusman! Apakah beliau baik baik saja Dok, " Raya bertanya begitu melihat dokter keluar.
"Maaf Bu. Pak Yusman keadaan nya kritis tapi beliau ingin bertemu dengan anak dan menantunya , silahkan masuk bu, pak" ucap dokter.
"Kamu saja yang masuk duluan" kata Yusra dan Raya mengangguk. Seteleh nya dia masuk keruangan pak Yusman.
"Hiks... Pah" ujar nya lirih dengan tangan yang menggenggam tangan pak Yusman.
"So-ra-ya... Ma-af kan pa pa ya" pak Yusman bicara dengan nada terputus. Dan Soraya tidak bisa untuk tidak menangis dia tergugu menggigit bibir bawahnya agar suaranya tak keluar.
"Papa gak salah papa jangan minta maaf.. Hiks, justru aku yang harusnya minta maaf sama papa..
Hiks.... Hiks" pak Yusman melirik ke arah pintu tapi seperti nya Yusra tidak ada tanda untuk masuk menemuinya untuk yang terakhir kali.
"Sam-pa-i kan ma-af pa-pa pada Yus----" pak Yusman sudah tidak sanggup untuk meneruskan kata katanya karena kerongkongan nya tercekat dan seluruh tubuhnya merasakan sakit yang teramat dan raganya seperti di tarik paksa untuk keluar , dan tak lama suara monitor detak jantung berbunyi nyaring hal itu tentu membuat Soraya menangis histeris karena pak Yusman sudah meninggal dunia.
Tiiiiiiiiiiiiiiiittttttt!!!!
"Tidak! Papa!! Hiks... Hiks... Papa!!!! " jerit Soraya di dalam sana membuat dokter dan perawat berhamburan masuk kedalam mereka berusaha mengambil alat kejut jantung namun hasilnya nihil jika pak Yusman memang sudah meninggal dunia. Sedangkan di luar Yusra mengepalkan kedua tanganya dengan wajah merah dia memukul tembok sekeras nya dan membuat tanganya berdarah.
Sakit hati tentu. Menyesal apa lagi, harusnya sebagai anak dia memberikan kesan baik untuk sang papa dan mengikuti keinginannya namun dia tidak bisa dan malah membuat sang papa tiada karena ulah nya dan kesalahannya.
"Maafkan aku pah" lirih nya pelan dan masuk kedalam ruangan, dia melihat betapa terpukul nya Soraya menangis meraung . Para suster kini melepaskan alat yang terpasang di tubuh pak Yusman dan baju yang beliau kenakan.
"Kami turut berdukacita, pak Yusra. Kami sudah berusaha namun seperti nya pak Yusman memang lebih memilih pulang ke rumah aslinya, semoga pak Yusra dan bu Raya di beri ketabahan " ujar Dokter menepuk bahu Yusra dan pergi meninggalkan dirinya yang berdiri tegak memandang jenazah papanya yang terbujur kaku.
Setelah melewati beberapa proses kini jenazah pak Yusman siap di makamkan. Yusra ikut turun keliang lahat dan mengumandangkan adzan untuk sang papa anggap saja ini persembahan yang Yusra berikan kepada sang papa. Meski suaranya sedikit bergetar tapi dia berhasil menyelesaikan adzan nya dengan suara yang merdu.
Usai semuanya kini para pelayat satu persatu mulai meninggalkan makam yang kini hanya tinggal tersisa Raya dan Yusra tidak ada kata apa pun dari keduanya. Mata mereka fokus pada tanah yang menggunduk dengan taburan bunga di atasnya.
"Hiks... " Raya masih tak percaya dengan kepergian papa mertua nya. Apakah setelah ini dia benar-benar akan sendirian dan bagaimana dengan rumah tangganya dengan Yusra. Laki laki itu beranjak tak sedikit pun merasa perduli kepada Soraya bahkan dia pergi begitu saja menghiraukan Raya yang bahunya bergetar karena menangis.
TEGA
.....
Malam harinya di kediaman almarhum pak Yusman. Seusai tahlil kini rumah itu sepi kembali suasana duka masih teramat kerasa sanak saudara dari pak Yusman pun tampak menginap.
"Yus, bibi masih tidak percaya dengan meninggalnya mas Yusman. Terakhir kami bertemu tiga hari yang lalu bibi lihat dia sehat sehat saja bahkan beliau sempat mengobrol dengan Ali " ujar sang bibi yang merupakan adik dari pak Yusman dan Ali adalah anaknya , Ali dan Yusman hanya beda dua tahun umurnya tapi meskipun mereka saudara tapi mereka tidak begitu dekat.
"Mungkin sudah takdir papa. Bi" jawabnya dengan ekpresi datar.
"Iya, Yus. Oh iya sebaiknya kamu istirahat Yus kasian juga istri mu sejak tadi bibi perhatikan menangis terus, Raya ini memang anak yang baik dia sangat tulus sekali dan meskipun mas Yusman hanya mertuanya, namun sebelum jadi mertua Raya memang tulus merawat mas Yusman sehingga tak salah lagi mas Yusman menjodohkan kalian. Bibi harap pernikahan kalian langgeng dan bahagia semoga cepet di berikan keturunan ya" ujarnya mendoakan.
Yusra tidak menanggapi dia izin pamit untuk kekamar. Dia melihat jika Raya sudah tertidur dengan posisi membelakangi tapi sebenarnya Raya tidak tidur dia hanya pura pura saja begitu Yusra masuk dan terdengar isakan kecil dari mulut nya.
"Kalau masih mau menangis keluarlah , aku mau tidur dan istirahat tidak mau terganggu dengan suara mu! " ketus Yusra.
Seketika itu pula Raya berhenti dari isaknya dan benar benar berhenti sampai terdengar suara Yusra yang melangkah ke kamar mandi.
Sekembalinya dari kamar mandi Yusra tidak mengatakan apapun dia baring di kasur dan untuk yang pertama kali ini Yusra tidur dengan Raya dia tidak lagi mengusir Raya seperti malam pertama mereka waktu itu yang menyuruh Raya tidur di sofa.
Entah masih jam berapa Raya terbangun dari tidurnya dia merasakan haus yang membuat tenggorokan nya kering. Raya bangkit dan pergi ke dapur untuk mengambil air namun langkahnya terhenti ketika melihat Ali yang sedang duduk di ruang makan.
"Mas Ali? " tegurnya.
"Eh mbak, belum tidur" jawabnya membalas sapaan Raya.
"Sudah mas, ini tiba-tiba aku haus jadi ke dapur ambil air. Mas Ali kenapa belum tidur? "
"Belum ngantuk mbak, biasa insom kayanya " ujarnya tergelak.
"Jangan di biasain mas. Gak baik buat kesehatan, oh ya mas, atas nama pak Yusman aku mohon maaf jika beliau ada salah sama mas, " ujar Raya dengan mata berkaca-kaca.
"Iya mbak. Aku udah maafin kok, lagian ya, kayanya yang banyak salah itu aku deh bukan Om Yusman hehe" dia sengaja mengajak Raya bercanda karena melihat Raya terus menangis dia jadi kasian dan tak tega.
Raya ikut terkekeh karena memang benar seperti nya. Pak Yusman adalah orang yang baik dia selalu bersikap ramah kepada orang di sekitarnya dan selalu menolong orang yang kesusahan buktinya Raya . Pertemuan mereka tidak di sengaja waktu itu. Raya yang sedang mencari pekerjaan akhirnya bertemu dengan pak Yusman sampai akhirnya dia di pekerjakan di rumah pak Yusman untuk mengurus nya dan yang dia rasakan dari pak Yusman adalah kasih sayang sebagai mana seorang ayah kepada anaknya bukan kasihan sebagai mana seorang majikan pada pembantu dan sampai akhirnya pak Yusman menjodohkan dia dan putra nya yang notabene sampai sekarang belum bisa menerima pernikahan ini dan juga Raya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments