"Tania, beneran kalian putus?" tanya mama Rosa saat Tania duduk di meja makan dan baru selesai membersihkan diri.
"Bisa nggak sih bahas yang lain aja Mah" jawab Tania malas.
"Kalau ada yang nggak cocok kan bisa diperbaiki. Kalian sudah lama bersama sayang" tukas mama Rosa.
"Lamanya hubungan tak menjamin untuk sebuah keseriusan Mah, nyatanya Zema masih bisa tuh ngehamilin wanita lain. Apa mama tega membiarkan bayi yang dikandung wanita itu lahir tanpa ayah?" Tania menghela nafas berusaha menjelaskan ke mamanya.
"Betul juga katamu, ternyata Zema laki-laki tak setia. Kalau ke sini akan kuulek dia pake ulekan sambal" ucap gemas mama Rosa sambil mempraktekkan membuat sambal.
"Ha....ha....mamah lucu juga" Tania tertawa. Mama Rosa senang, sang putri bisa terhibur akkibat ulah konyolnya.
Wanita setengah tua itu ikut merasakan sedih dengan apa yang dialami putrinya saat ini. Doa nya selalu untuk Tania semoga mendapatkan jodoh yang terbaik.
.
Keesokan pagi, seperti biasa Tania selalu terburu berangkat ke kantor.
"Kau itu pasti selalu begitu, tiap pagi senengnya buru-buru" ucap mama Rosa dan menyerahkan sebuah tas bekal yang telah siap ditenteng oleh Tania.
"Makasih mama cantik, aku pergi dulu" pamit Tania mencium punggung tangan wanita yang sangat dicintai dan dihormatinya.
Angel sang asisten telah menyambut kedatangan Tania di ruangannya.
"Bos, ada rapat dadakan pagi ini" beritahunya.
"Bukannya kita ada jadwal sidang?" seloroh Tania.
"Sidang ditunda, karena terdakwa sedang sakit" lanjut Angel.
"Emang sakit apaaan nyonya Marsha?" selidik Tania.
"Demam, mungkin tubuhnya belum bisa adaptasi dengan hawa dingin lantai penjara" imbuh Angel.
"Kayak kamu tau aja" Tania terkekeh.
"Eh, beneran info yang tadi. Nanti jam delapan kita ada meeting lengkap dengan semuanya" Angel mengingatkan.
"Ada apaan sih? Big bos kok ngadain acara mendadak?" telisik Tania dan Angel hanya mengedikkan bahu. Karena berdasarkan edaran yang Angel terima mengatakan kalau akan ada perkenalan pengacara baru, tapi Angel tak mau menyampaikan sebelum Tania membuka sendiri kertas edaran itu.
"Ni surat edaran yang kuterima pagi ini" Angel menyerahkan selembar kertas yang masih terlipat rapi.
"Perkenalan pengacara baru? Aku dulu kok nggak dikenalin seperti ini ya? Bahkan ini bos sendiri loh yang mengenalkan. Pasti dia masuk sini karena koneksi" gumam Tania.
"Bisa saja sih, koneksi yang kuat" tukas Angel menanggapi. Angel termasuk asisten yang setia, karena telah menjadi asisten Tania semenjak keduanya masuk bekerja di firma hukum itu. Walau dia hanya lulusan SMA. Tania hanya mau Angel lah yang menjadi asistennya.
Tania melongok jam yang dipakainya.
"Kalau begitu aku ke ruang rapat dulu" kata Tania beranjak dari duduk, yang bahkan belum genap lima menit dia berada di sana.
Angel mengangkat jempol tanda oke.
Tania masuk ruang rapat dan mengambil tempat duduk sekenanya karena hanya dia yang baru datang.
Tania duduk dengan earphone bluetooth terpasang di telinga sebelah. Dia nampak menikmati alunan lagu yang berasal dari ponselnya.
Orang yang sering melihat Tania seperti itu, tentu tak kaget lagi dengan ulahnya. Tania si rubah, itulah julukannya di kantor. Dia akan menjadi wanita konyol jika di luar sidang, tapi kalau sudah berada di ruang siang Tania akan menjadi sosok serius yang membela kliennya.
Tuan Hadinoto selaku pemilik firma hukum memasuki ruangan, semua pengacara yang gabung dengannya pun berdiri untuk menyambut kedatangan pengacara senior itu.
Di pojokan ruangan, Tania mulai bosan dengan acara seremonial seperti itu.
"Baiklah, langsung saja akan kuperkenalkan pengacara baru yang akan gabung dengan kita semua di sini. Aku harap kehadirannya di kantor ini akan semakin memperkuat tim kerja kita" ujar tuan Hadinoto.
Dan masuklah seorang wanita muda cantik dan elegan, "Kita sambut Maura Hadinoto" sebut tuan Hadinoto dengan lantang.
Tania membelalak di sudut tempatnya berdiri sekarang. Seperti mengingat sesuatu.
"Dia ini putriku satu-satunya, lulusan hukum Amerika. Dan baru saja datang dua hari yang lalu" Tuan Hadinoto memegang bahu sang putri.
Maura Hadinoto menunduk sebagai rasa hormat terhadap yang hadir.
"Perkenalkan, saya Maura. Mohon bimbingan para senior untuk kedepannya" ucapnya penuh percaya diri.
'Bukannya dia wanita kemarin yang bersama Benzema? Kalau dia baru datang dua hari yang lalu, bagaimana bisa dia mengandung anak Benzema? Wah, ada yang nggak benar ini?' pikir Tania.
"Oh ya, putriku ini juga akan bertunangan lho. Kemungkinan dalam waktu dekat ini" seloroh tuan Hadinoto dengan mata berbinar.
"Dan kebetulan calon tunangannya sedang berada di sini" lanjut tuan Hadinoto.
"Sekalian perkenalkan dong tuan" sela tuan Felix.
"He...he...baiklah" lanjut Hadinoto.
"Zema, masuklah!" suruhnya.
"Benzema Abimanyu, soerang manager keuangan di perusahaan elektronik terbesar" kata Hadinoto dengan penuh rasa bangga menyebutkan sebuah perusahaan besar tempat di mana Zema bekerja.
Belum hilang rasa keterkejutan Tania akan kedatangan Maura, ditambah lagi dengan kedatangan Benzema.
Ternyata hati Tania tak setangguh itu. Dia keluar dengan muka yang sudah memerah, tapi air mata dia coba tahan agar tak meleleh di ruangan itu.
Tepuk tangan terdengar riuh dari dalam ruangan saat Tania menutup pintu.
Dia berlari ke arah toilet, menumpahkan segala kesedihannya di sana.
Tania, untuk apa kau tangisi para pengkhianat itu. Bisik hatinya.
Tania mencuci muka untuk mengurangi sembab di mata akibat menangis.
Saat di lorong, Tania jalan balik ke ruangannya. Entah kebetulan atau memang disengaja oleh orang di depannya. Di sana sudah berdiri Maura dan Benzema menghadang jalan Tania.
"Sayang, apa dia mantanmu?" sindir Maura.
Tania menatap tajam kedua orang itu.
"Sial" gerutunya bergumam.
Benzema hanya terpaku tak menanggapi.
"Bukannya dia cewek bar-bar yang sering kau ceritakan. Yang tak peka denganmu" lanjut Maura . Dan ucapannya mulai membakar emosi.
Tania berjalan mengacuhkan Maura dan Benzema, dia tak mau membuat kisruh dengan mereka. Anggap saja dia memang tak jodoh dengan laki-laki yang telah delapan tahun bersama.
"Cewek yang tak peka. Mana ada jaman sekarang, ciuman aja nggak mau" cibir Maura.
Tania menghentikan langkah, "Daripada dijual murah?" ejek Tania sambil membisikkan kata yang pedas kepada Maura.
"Apa maksudmu? Kau menuduhku?" Maura naik pitam.
"Hei, kau orang pintar kan? Bahkan kau lulusan luar negeri. Pasti kau tahu apa yang aku maksud" ucap Tania sinis.
"Apa maksudmu?" teriak Maura yang dipegang bahunya oleh Benzema.
"Bukankah begitu? Bahkan kau telah hamil duluan sebelum ikatan pernikahan. Apa namanya kalau bukan murahan" tandas Tania.
"Tania, apa yang kau katakan? Aku tak mengira kau akan sekejam itu" Benzema tak terima karena melihat Maura menangis mendengar ucapan Tania.
"Cihhhh...sudah seia sekata ternyata dan saling membela. Tania kenapa kau bodoh sekali" Tania menyentil keningnya sendiri, karena merasa dibodohi oleh mereka berdua.
Tania meninggalkan mereka berdua, tapi buru-buru Maura mengejar dan mencengkeram lengan Tania.
Benzema pun ikut memengangi Tania, tapi langsung ditepis oleh Tania.
Maura semakin kuat menahan Tania.
"Kalau tak ingat kau hamil, sudah kuhajar kau" celetuk Tania yang masih menahan diri.
"Apa yang kalian lakukan kepada wanitaku??" celetuk seseorang dari belakang mereka bertiga.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Terima kasih sudah sudi mampir ke ceritaku ini.
Jangan pelit-pelit tuk kasih like, komen, vote yah supaya popularitas naik dan readers semakin banyak.
Buat nambah imun othor lah, biar semangat nulis 😊😊😊
Hari Senin, vote nya kutungguin loh
Jangan lupa follow IG aku juga dong
@moenaelsa_
💝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Sweet Girl
pertemuan ke tiga kali
2023-09-13
1
Rizka Susanto
Nama Zemma kgdengarannya Manis bgd sih...😁
tpi klakuannya gak semanis namanya🤣
2023-08-29
2
Dandelion
uhuyyy jodot tania sdh otw
2023-06-23
2