"Apa yang kalian lakukan kepada wanitaku??" celetuk seseorang dari belakang mereka bertiga.
Dengan otomatis kepala Tania, Maura dan Benzema menoleh ke arah suara yang datang.
Tania melotot karena laki-laki itu seperti makhluk astral yang tiba-tiba datang di waktu yang tidak tepat.
"Siapa kamu?" telisik Benzema.
"Pacarnya" tukas laki-laki itu dan mendekat ke arah Tania. Tania melotot tajam ke arahnya.
"Pacar?" heran Benzema. Dia tak yakin Tania bermain di belakangnya. Karena dia sangat tahu karakter Tania seperti apa.
Tania yang super duper galak ke laki-laki yang berusaha mendekatinya. Dan setahu Benzema, hanya Sebastian CEO Blue Sky dan asisten Dewa lah yang menjadi sahabat Tania.
"Iya, aku memang pacarnya. Kamu heran?" imbuh laki-laki itu.
"Kamu aja bisa main belakang, tentu Tania juga bisa dong" tunjuknya ke arah Benzema.
"Kalau kau memang pacarnya, siapa nama lengkapnya?" tandas Zema.
"Tania Fahira, tanggal lahir sembilan Pebruari. Kalau untuk tahun nggak usah ku sebut lah, aku takut pacarku ini akan malu" ujarnya setengah menyindir. Membuat Tania gemas dan mencubit lengan laki-laki itu.
"Tuh kan. Dia malu" ujarnya dengan terkekeh.
'Kur4ng 4jar bener nih laki, sudah mengaku-ngaku jadi pacar pake nyindir umurku segala' umpat Tania dalam hati.
"Kenalin, namaku Arka Danendra" katanya mengulurkan tangan ke Benzema.
"Dan mulai sekarang, jangan kau ganggu lagi yang sudah menjadi milikku" bisik Arka saat Benzema menyalaminya.
"Cih, sudah menuduhku wanita murahan. Ternyata kau tak lebih murah daripada aku" umpat Maura.
"Bukan urusanmu nona" gandeng Arka dengan santainya menarik lengan paksa Tania.
Tania melenggang seolah-olah digandeng oleh Arka, padahal yang terjadi Arka setengah memaksa untuk menjauh dari pasangan itu.
"Lepas" Tania menarik tangannya dari genggaman Arka.
"He...he...maaf" Arka terkekeh melihat tatapan serius Tania.
"Pala loe peyang" umpat Tania.
"Ngapain kau ke sini?" sergah Tania.
"Sabar dong sayang" Arka kembali mendekat.
"Cih..nggak sudi aku dipanggil sayang oleh orang aneh sepertimu" umpat Tania.
"Ha...ha...padahal aku tadi cuma ingin membantumu dari pacar yang mengkhianatimu" Arka terbahak melihat ekspresi Tania yang dirasa sangat lucu.
"Bagaimana kau tau?" ucap Tania masih saja bersungut.
"Ya jelas tahu lah. Apa sih yang enggak diketahui oleh Arka Danendra" jelas Arka dengan penuh kesombongan.
Padahal tadi saat dia datang, kebetulan Tania sedang berselisih paham dengan kedua orang tadi.
"Ya sudah aku balik aja" celetuk Tania bersungut.
"Tidak semudah itu nona" ucap Arka menahan lengan Tania.
"Apa lagi?" tandas Tania.
"Aku ke sini mau menagih tanggung jawabmu" tandas Arka.
"Oh...mobilmu yang dekok kemarin?" tanya Tania.
"Hemmmm...." Arka memasang wajah cool.
"Oke, berapa aku harus ganti?" sela Tania.
"Kita ke bengkel langgananku" ajak Arka.
"Nggak mau, aku sibuk. Kamu tinggal bilang aja habis berapa. Selesai nih urusan" celetuk nona.
"Nggak bisa, pokoknya kau harus ikut aku ke bengkel" Arka memaksa Tania masuk mobil.
"Kalau nggak mau jangan dipaksa dong" kata Benzema yang ternyata telah berdiri di belakang mereka.
Arka dan Tania menghentikan aksi tarik menarik dan menoleh ke arah Benzema.
"Siapa yang nggak mau, aku hanya ingin ambil tas dulu di ruanganku. Tapi pacarku ini malah memaksa langsung berangkat. Ya nggak sayang?" Tania menggandeng mesra Arka, sengaja memanasi Benzema. Dan Arka mengangguk pasti.
Dan benar saja, Benzema langsung mengambil langkah seribu menjauhi mereka.
Tania tertawa melihat mantan pacarnya itu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Puas? Sudah menjadikanku tameng" bisik Arka di telinga Tania. Tania buru-buru melepas pegangan tangannya.
Arka semakin terbahak saja melihat cewek unik di sampingnya ini.
"Ayo masuk, saatnya kau tanggung jawab" Arka mendorong sedikit pinggang Tania untuk segera masuk ke mobil mewahnya.
"Wah, mobil ini mewah sekali" tatap kagum Tania melihat interior mobil di dalam.
Celetukan Tania bersamaan saat Arka masuk mobilnya.
"Beneran nih mobilmu?" toleh Tania ke arah Arka.
"Menurutmu?" tukas Arka sambil menyalakan mesin mobil.
"Menurutku sih bukan" singkat Tania.
"Apa alasannya?" tukas Arka.
"Heemmmmm...apa ya?" Tania memikirkan sesuatu.
Arka mengerutkan dahi menunggu jawaban dari wanita aneh di sampingnya.
"Oh ya, begini. Kalau kau memang pemilik mobil mewah ini, pasti kau tak akan minta ganti rugi kerusakan mobilmu yang kecil itu. Atau kau hanya sopir dari pemilik mobil ini?" celetuk Tania.
Arka hanya bisa menahan tawa. Cewek ini ceplas ceplos sekali kalau bicara. Nyambung sih sama pekerjaannya yang seorang pengacara. Batin Arka.
"Enak saja, kau pasti mau ngelak ya?" sambung Arka.
Tania garuk kepala, mau modusin laki di sampingnya malah ketahuan duluan.
"Ya nggak lah, paling juga nggak seberapa habisnya" tolak Tania dituduh mau mengelak dari tanggung jawab.
Arka tersenyum sinis. Awas saja kau nanti lari dari kenyataan,..he...he....
Tibalah mereka di sebuah bengkel langganan mobil-mobil mewah.
Dan jiwa kendesoan Tania muncul lagi, dia berkeliling melihat mobil-mobil yang dibenahi dan meninggalkan Arka.
"Selamat siang tuan muda, ada yang bisa dibantu" kata laki-laki yang menemui Arka.
Arka membisikkan sesuatu ke telinga orang itu.
"Baik tuan muda" tukasnya.
"Tania, sini bentar" panggil Arka. Tania menoleh ke arah Arka yang memang ternyata dia memanggil.
"Gimana? Sudah beres?" tanya Tania.
"Berapa habisnya bang?" tanya Tania ke orang yang menyambut Arka tadi.
Dia menyerahkan sebuah nota ke arah Tania.
"Maaf Nona, seperti yang dibilang Arka tadi. Kalau anda lah yang akan membayar semua tagihan hari ini" katanya. Dia juga menyebut Arka hanya dengan namanya, seperti permintaan Arka sebelumnya.
Tania melihat ke arah bon yang diserahkan oleh pegawai bengkel itu.
Bola mata Tania seakan mau lepas saat melihat nominal angka yang tertera.
"Kalian ini mau merampokku ya???" tatap tajam Tania ke arah kedua laki-laki di depannya.
"Atau kalian memang bersekongkol? Ayo ngaku" tuding Tania.
Arka mendekat dan menyentil kening Tania, "Enak saja menuduh kita. Kalau tuduhanmu tak terbukti bisa kutuntut balik kau atas tuduhan pencemaran nama baik" ulas Arka.
"Nominal ini nggak rasional tau" seloroh Tania.
"Mana ada, bonyok sedikit aja ngabisin dua ribu dolar. Mending buat beli mobil bekas aja buat gue sendiri. Mobil keluaran tahun delapan puluhan kan bisa dapat dengan harga segitu" kata Tania tak terima.
Lagi-lagi Arka menoyor kening Tania, "Ini mobil mewah tahu"
"Aku nggak punya uang" kata Tania nggak mau pusing.
"Tanggung jawab kamu gimana nih?" ucap Arka serius.
"Atau mau kupolisikan saja" kata Arka dengan sedikit mengintimidasi Tania.
"Wah...wah...ini namanya pemerasan dong. Lagian siapa suruh kamu parkir mobil saat aku sedang menendang batu" sarkas Tania.
Arka tak mau kalah, "Kalau lagi galau jangan mobil oramg dong yang dijadiin korban".
Padahal Arka sudah melunasi semua biayanya. Emang orang aneh kan?
Emosi Tania sudah sampai ubun-ubun.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Terima kasih sudah sudi mampir ke ceritaku ini.
Jangan pelit-pelit tuk kasih like, komen, vote yah supaya popularitas naik dan readers semakin banyak.
Buat nambah imun othor, biar semangat nulis 😊😊😊
Jangan lupa follow IG aku juga dong
@moenaelsa_
💝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Siti Fatimah
Wkwkwk kaya Tom and Jerry
2023-10-22
2
Dandelion
jgn galak2 neng tañia nañti jth cinta lho sm si àrka
2023-06-23
1
Candra Woods
berawal dengan perang dingin ntar lapi perang mulut tania-arka 😘😘😘😘😘
2022-11-18
2