Stella dan Vishal saling bertatapan ketika Vishal membalikkan badan Stella. Kali ini sikapnya dan tatapannya tegas namun wajahnya menjadi dingin.
Dalam hati bertanya kenapa Stella harus berpakaian seperti itu? Bukankah dia bisa datang sebagai sekretaris nya dan berbicara dengannya? batin Vishal menatap intens wajah gadis yang kebingungan dihadapan nya.
Tidak punya pilihan selain berkata jujur, akhirnya Stella terpaksa harus memanfaatkan kesempatan ini.
"Ada yang ingin saya bicarakan dengan anda. Ini sangat mendesak. Dan saya takut untuk mengatakannya," Stella menggigit bibir bawahnya.
Merasa Stella sedang memata-matai dirinya, maka CEO yang awalnya bersikap humble menjadi dingin.
"Kau tidak sedang memata-matai aku bukan?"
"Tidak. Tidak. Jangan berpikir demikian. Saya bukan agen rahasia yang harus memata-matai anda,"
"Oke. Kalau begitu, katakan kenapa kau berpakaian pelayan seperti ini?"
Stella terdiam, menyusun kata yang tepat, untuk disampaikan pada atasannya. Dadanya bergemuruh seperti akan maju dalam perang.
"Malam itu, kau dan aku melakukan kesalahan dan karena itu aku hamil. Aku sedang hamil," Stella terbata mengungkapkan tujuannya datang hingga terpaksa harus menyamar.
"Hahahaha, tidak mungkin....kau pasti sedang bercanda..." CEO terkekeh dan menanggapi ucapan Stella seperti sebuah lelucon.
"Saya serius, saya sedang hamil....." Stella terbata mengulang ucapannya.
CEO terdiam seribu bahasa. Pikiranya berkecamuk menatap tajam perut Stella. "Jadi ini bukan candaan, ini serius?" CEO berkata lirih dan pelan lalu berbalik dan meninju tembok dibelakangnya.
Duag!
Duag!
Tanganya berdarah. Stella segera meraih tangan atasannya dan mengelap dengan tissue, darah yang keluar.
Dengan cepat mengobatinya. Dalam ketakutannya, Stella bingung harus bagaimana? Bagaimana jika atasannya tidak menginginkan bayinya? Apa yang harus aku lakukan?
"Ikut aku!" CEO tiba-tiba menarik Stella dan menyuruhnya berganti pakaian.
"Ganti pakaian mu!" Titah CEO dan menunggu Stella berganti baju sambil memikirkan bagaimana dia harus menghadapi keluarganya.
Tidak lama kemudian, Stella sudah cantik dengan baju yang dia simpan di kopernya. Stella berjalan dengan dada berdegup kencang mendekati CEO yang berdiri tidak jauh dari dirinya.
"Kita akan kemana?" Stella bingung membaca pikiran atasannya.
"Ikut saja," CEO menggandeng Stella berjalan ke ruang keluarga.
Dada Stella berdebar lebih kencang dan tidak tahu apa yang akan dilakukan atasanya itu.
Alice menatap terpana melihat CEO kembali dengan seorang gadis. Mereka berdua berjalan mendekati keluarga besar Vishal.
Semua keluarga juga terpana melihat Vishal datang bersama seorang gadis. Mereka semua menatap tajam ke arah mereka berdua. Stella terdiam dan menunggu apa yang akan dilakukan Vishal setelah tahu jika dia hamil.
Vishal lalu tersenyum pada Stella dan mengajaknya lebih dekat pada keluarganya.
"Alice, aku melakukan kesalahan besar padamu juga padanya. Aku telah membuatnya hamil. Apa yang harus aku lakukan?"
Alice terpana dan matanya melebar, kaget dan shock. Dia menatap perut Stella lalu mengusap air matanya yang tiba-tiba mendesak keluar.
"Jika kau membuatnya hamil, maka kau harus menikahi nya," Dengan terbata Alice mengatakanya dan membuat kedua orang tuanya terperanjat.
"Apa!? Alice, apa yang kamu katakan? Jika Vishal menikah dengannya, lalu bagaimana denganmu?" Ibunya langsung berdiri dan menatap wajah putrinya yang tertunduk sendu.
"Mom, Vishal tidak pernah mengatakan akan menikah denganku. Dia hanya mengatakan jika dia akan menjagaku. Bukan menikahiku," kata Alice lalu menatap Vishal dan gadis disampingnya. Dalam tatapannya, Alice berkata dalam hati, jika Vishal telah jatuh cinta pada gadis disampingnya itu.
"Tidak! Ini tidak adil untukmu! Daddy tidak bisa melihat kau menderita lagi seperti ini. Kau sudah kehilangan kedua kakimu. Dan sekarang kau juga kecewa karena datangnya wanita ini. Aku tidak terima kau diperlakukan seperti ini!" Ayah Alice sangat marah pada Vishal juga menatap tajam pada keluarganya.
"Dad, Mom, Alice ingin pulang sekarang. Bisa antarkan Alice kekamar?" Ibunya menatap tajam wajah Vishal dan Stella. Mereka lalu membawa putrinya keluar dari tempat ini.
"Pak, tenang saja. Aku akan membicarakan hal ini pada Vishal," kata ayahnya Vishal berkata pada ayah Alice.
"Baik. Saya akan membawa putri saya dulu. Jika putrimu yang mengalami ini, aku yakin kau juga akan bersikap sama sepertiku," kata Ayahnya Alice dengan menahan amarah dan rasa kecewanya.
Sementara Vishal dan Stella lalu mendekati kedua orang tua Vishal.
"Vishal! Ayah tidak menduga kau mempermalukan ayah didepan teman ayah. Kau tahu, putrinya sudah menyelamatkan nyawamu. Bagaimana kau bisa bertindak seceroboh ini! Ayah kecewa padamu!" Ayahnya lalu duduk dan memegang kepalanya yang menjadi berat.
Disatu sisi, putranya sudah menitipkan benihnya pada wanita disampingnya. Dan disi lain, hubungan persahabatan yang dia jalin sejak lama akan rusak karena kesalahan putranya.
"Ayah, maafkan aku. Aku berjanji, akan memperbaiki semuanya,"
"Bagaimana caranya?"
"Kau akan menikahi dua wanita sekaligus? Begitu?"
Ayahnya menatap tajam seperti akan memukul putra kesayangannya. Namun istrinya menahannya.
"Tenang pah. Kita bicarakan dengan kepala dingin. Vishal, duduklah nak. Dan kau, siapa namamu?" kata Nyonya Shalma yang ingin segera menimang cucu dalam hati merasa bahagia.
Jauh di lubuk hatinya, dia tidak tega, putra kesayangannya yang tampan dan kaya raya, menikah dengan Alice yang sekarang cacat.
Dan entah kenapa dalam hati dia menyukai Stella karena telah hamil dan datang disaat yang tepat.
"Stella, nyonya...." Stella tahu, jika wanita ini adalah ibunya Alvin. Wajah mereka sangat lah mirip, ibunya cantik dan berwibawa. Keduanya mempunyai kemiripan.
"Berapa usia kehamilan mu?" Bertanya sambil tersenyum sedikit.
"Tiga Minggu," kata Stella terbata juga merasa takut. Dia sama sekali tidak berani menatap wajah ayah Vishal yang terlihat tidak menyukainya.
"Ohh, jadi baru tiga Minggu? Kalau begitu, kau harus hati-hati dan menjaga kandunganmu dengan baik," tidak disangka malah mendapat nasehat dari nyonya Shalma.
"Iya Nyonya...." Stella mengangguk hormat dan dalam hati merasa langkahnya ini ternyata benar. Ketakutannya memudar.
"Mah, Vishal keluar dulu. Ada yang harus Vishal bicarakan dengan Stella," kata Vishal dan mengajak Stella ke kantornya.
Vishal ingin tahu bagaimana kelanjutan pernikahan nya dengan Alvin. Sebelum melangkah lebih jauh, maka status Stella harus jelas. Jangan sampai ada masalah di kemudian hari.
Vishal sendiri tahu jika wanita yang dia cintai adalah istri orang lain. Dan dia harus merahasiakan semua ini dari keluarganya. Atau mereka tidak akan menerima Stella dan menentangnya.
Sementara ayahnya bingung dengan sikap istrinya yang melunak. Biasanya sikapnya sangat tegas dan lantang. Tapi kali ini, entah kenapa saat anaknya menghamili perempuan yang asal usulnya belum jelas, dia malah tidak marah atau menentangnya.
"Mah, kenapa mama tidak memarahi Vishal. Dia sudah membuat papa malu."
"Pah, Vishal sudah melakukan kesalahan dengan menghamili seorang gadis. Ada darah daging kita diperut gadis itu. Apakah papah rela, jika cucu kita dibawa gadis itu pergi dan kita akan kehilangan dia?" menatap suaminya karena dia juga tidak bisa menentang kehendaknya untuk menikahkan Vishal dengan Alice jika saja Stella tidak datang saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
RinNi
kasihan juga alice.. cacat karna menyelamatkan vishal.. smga author m'beri kehagiaan bwt alice.. dan ga jadiin alice jahat..🙏👍🏻👍👍👍
2022-11-13
0