Alvin kaget saat mendengar pernyataan dari Stella yang tetap akan bercerai meskipun sedang hamil.
Alvin malah langsung mendekap Stella dan memeluknya erat. Stella berusaha melepaskan pelukan suaminya dengan sekuat tenaga.
Tapi Alvin tidak peduli dan tetap memeluknya karena mungkin ini terakhir kali dia bisa memeluk istrinya itu. Tekadnya sudah bulat untuk berpisah. Dan ini mungkin menjadi momen terakhir kali dia bisa memeluk istrinya itu meskipun dengan sedikit memaksa.
Akhirnya Stella membiarkan dirinya dipeluk untuk terakhir kalinya oleh suaminya. Setelah pelukannya mengendur, Stella melepaskan diri dan mundur dua langkah.
Alvin tertunduk lalu berjalan keluar dari ruangan itu, di ikuti Stella di belakangnya. Tanpa berbicara sepatah katapun mereka masuk kedalam mobil.
Didalam mobil, Stella menatap keluar jendela dan Alvin juga diam seribu bahasa. Hingga mobil itu berhenti dirumah mereka berdua. Stella lalu turun dan Alvin pulang kerumah orang tuanya.
Sampai dirumah, Stella mengemasi semua barangnya dan akan pergi menemui CEO yang sudah membuatnya hamil.
Masalah perceraiannya akan dilanjutkan oleh kuasa hukumnya. Dia mengunci rumah itu lalu pergi lagi diam-diam. Tidak ingin seorangpun tahu jika dia akan pergi ke kapal pesiar.
Sampai di pelabuhan, Stella lalu berjalan dan naik ke kapal pesiar yang masih singgah. Dia sengaja tidak memberi tahu CEO karena suatu hal.
Stella berhasil masuk dan sekarang mencari Vishal untuk mengatakan segalanya. Namun dua penjaga menahannya.
"Sedang ada pertemuan keluarga. Anda tidak diijinkan masuk kedalam," kata dua penjaga itu yang berjaga di depan pintu.
"Pertemuan keluarga?" Stella kaget dan baru sadar jika Vishal juga punya keluarga besar. Lalu bagaimana dia bisa masuk sekarang? Stella berfikir dan ingin tahu apa yang terjadi didalam ruangan itu.
Bagaimana pun ayah dari bayi yang dia kandung bukanlah orang biasa yang dengan mudah dia temui. Dan siapa yang akan percaya padanya jika dia mengatakan sedang mengandung anaknya?
Stella lalu berbalik dan melihat seorang pelayan yang membawa nampan dan akan masuk keruang keluarga itu.
Stella segera menghampirinya. Memberikan sedikit tips pada pegawai wanita itu untuk bertukar pakaian.
"Ini sangat penting. Tolong bantu aku," melihat Stella memohon, akhirnya pelayan itu mengangguk dan mereka bertukar pakaian.
Stella memakai topi putih dan baju serba putih membawa nampan dan masuk kedalam ruangan itu, penjaga juga tidak menahannya lagi seperti tadi.
Stella menarik nafas lega akhirnya bisa masuk dan melihat Vishal duduk bersama keluarganya.
Seorang gadis cantik dengan mata biru dan rambut pirang duduk disampingnya. Dan saat Stella akan melangkah kakinya terhenti saat mendengar ucapan wanita yang duduk disamping Vishal. Wanita setengah baya berbicara dengan lembut dan berwibawa.
"Alice, kau baru saja datang dari pengobatan, kami sangat bahagia akhirnya kau terbangun dari koma," kata Nyonya Shalma, ibunya Vishal.
"Vishal, Alice sudah berkorban demi menolongmu. Dia hampir kehilangan nyawanya. Maka tepati janjimu," kata Nyonya Shalma dan membuat Stella yang tengah mengedarkan minuman menjadi terhenti.
Menepati janji? Janji apa?
Flashback*
Saat itu, Vishal berenang di perairan dalam bersama semua keluarganya termasuk keluarga Alice yang merupakan keluarga bangsawan. Ayah mereka berbisnis bersama dan anak mereka mengenal sejak kecil.
Vishal tanpa sengaja berenang semakin kedalam dan hampir saja dimakan ikan hiu, Alice yang melihatnya lalu membantunya.
Namun naas, Vishal bisa selamat dan naik keatas kapal, sedangkan baju Alice tersangkut pada gigi ikan itu, dan dia terpelanting masuk kedalam laut. Ikan itu mengigit kakinya hingga dia harus segera mendapatkan pertolongan dan akhirnya karena kehilangan banyak darah, diapun koma.
Vishal lalu berjanji ditelinga Alice jika dia akan menjaganya seumur hidupnya asalkan Alice terbangun dari koma.
*
*
Vishal terperanjat kaget saat teringat janjinya waktu itu. Namun siapa sangka jika saat ini hatinya telah menjadi milik gadis lain. Yaitu gadis yang menghabiskan satu malam dengannya dan tidak bisa dia lupakan hingga saat ini.
Nama gadis itu adalah Stella. Vishal termangu dan terdiam. Menatap semua keluarganya tanpa berkata sepatah katapun.
"Kau pasti akan menepati janjimu pada anak kami bukan?" kata Ayah Alice menatap Vishal.
Vishal diam dan hanya menatap kosong wajah Alice sahabatnya. Wajah sendu gadis bermata biru yang kini lumpuh demi dirinya, dan tiba-tiba, wajah itu berubah menjadi wajah Stella dalam pandangannya. Wajah Stella yang telah dia nodai dimalam pesta beberapa waktu lalu.
Hatinya bergolak, mata biru Alice yang menatapnya penuh harap, tapi dia tidak bisa melupakan cinta pada pandangan pertama pada gadis asing bernama Stella, yang kini sedang dia nantikan kedatangannya, setelah bercerai dari suaminya.
Ya! Dia jatuh cinta pada istri orang lain!
Vishal tidak tahu, jika gadis yang dia pikirkan saat ini sangat dekat ada disisinya. Sedang menyamar demi bisa menemuinya. Dan bisa masuk dalam pertemuan keluarga.
Stella kaget. Mengetahui Vishal berhutang nyawa pada gadis lumpuh bermata biru. Dan keluarganya, menginginkan mereka dijodohkan demi balas budi.
Tangan Stella gemetar. Gelas di atas nampan pun ikut gemetar dan menyenggol bahu Vishal.
"Ohh maaf," Stella segera tertunduk dan minta maaf karena membuat basah baju CEO tanpa sengaja.
Semua mata tertuju pada Stella yang teledor karena menumpahkan minuman pada CEO.
"Sudah. Tidak papa. Saya akan berganti baju dulu," Vishal lalu bangun dan mengganti bajunya.
Sementara Stella berdiri dengan gemetar. Mereka semua menatapnya dengan tajam dan wajah menunjukkan rasa kesal.
"Kamu! Cepat bersihkan gelas yang pecah itu! Kerja tidak pecus!" Hardik ibu Alice kesal karena dia juga terkena cipratan air minum itu.
"Maaf, saya tidak sengaja,"
"Lain kali, bekerja yang benar. Fokus saat bekerja. Jangan malah melamun! Memangnya apa yang kamu pikirkan!?" hardik ibunya Alice menatap tajam dan remeh pada Stella yang berdiri didekatnya.
"Mom, sudah, dia tidak sengaja," kata Alice dengan lembut. "Kamu bisa mengganti dengan minuman yang baru setelah membereskan semua ini," katanya lagi.
"Baik, saya akan mengganti dengan yang baru," Stella dengan cepat membereskan pecahan gelas itu dan saat dia mengelap lantai, tanganya menyentuh sepatu Vishal yang berhenti didekatnya.
Deg.
Dada Stella berdebar kencang. Air matanya hampir saja menetes jatuh teringat pada kehamilannya.
Stella lalu mendongakkan kepalanya dan tanpa sengaja bertatapan dengan mata Vishal.
Vishal terkejut saat mengetahui jika pelayan itu adalah Stella.
"Stella, kau....."
Stella menggelengkan kepalanya dan memberi isyarat untuk tidak berbicara lagi.
Vishal lalu mundur saat Stella memegang sepatunya, dan Stella segera berdiri tegak. Mereka saling bertatapan, tanpa bersuara.
Dalam kebisuan, mata tetap saling menatap dengan penuh tanda tanya.
Kenapa dia berpakaian seperti ini? gumam Vishal bingung.
Bagaimana aku harus mengatakan jika aku sedang hamil darah dagingmu. Apa yang akan terjadi jika aku mengatakannya? Apakah kau akan menolaknya dan tidak mengakui perbuatan mu? gumam Stella.
"Cepat bawakan minuman yang baru!" Kata ibunya Alice saat melihat pelayan itu berdiri seperti patung menatap atasannya.
Stella lalu mengangguk dan berjalan keluar dengan pecahan kaca yang akan dia buang.
"Aku akan keluar sebentar," Vishal lalu mengejarnya dan mengikuti dari belakang.
Saat ada didapur, Stella mengusap air matanya dan saat akan membuang pecahan kaca itu, tanganya malah tergores dan berdarah.
Vishal tiba-tiba memegang jari Stella yang berdarah dan mengisapnya. Stella terperanjat kaget, tidak menduga Vishal kini ada dibelakangnya tepat.
Stella menarik jarinya dari genggaman Vishal.
"Biar aku obati," Vishal lalu mengambil kotak obat diatas kepala Stella di dapur, didalam kapal pesiar. Dengan cekatan mengobati jari Stella dan membalutnya dengan plester.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Anonymous
Up
2022-11-13
0
Anonymous
Uo
2022-11-13
0
RinNi
rumit..
2022-11-13
0