Test mana

Hara segera meletakkan tangannya kesebuah alat ukur mana yang berbentuk kubus tersebut, kubus pengukur mana itu bergetar sedikit sebelum memunculkan hologram.

Setelah beberapa saat berlalu kini terpampang angka 254 yang memproyeksikan mana Hara muncul dari hologram yang dipancarkan kubus test mana tersebut.

"Mana 254? artinya dia sudah ranah bumi awal, bagus, bagus." Instruktur senang.

"Selanjutnya." perintah Instruktur.

Murid selanjutnya maju dengan percaya diri, namun mananya hanya 173. Hasil test mana berturut-turut hanya menampakkan mana dibawah 190, kini hanya Aiden dan Long yang tersisa dari 30 murid.

"Semoga Long memiliki mana lebih dari 250." Instruktur berharap setelah kecewa dengan 27 muridnya.

Long dengan langkah mantap menuju kubus test mana, tanpa basa-basi Long meletakkan tangannya.

Cus, cus, cusss!

Terpampang hologram yang berangka 670 di depan mata semua orang.

"Ranah bumi menengah? Seorang jenius." ujar Instruktur terbata-bata setelah terbengong beberapa saat karena terlalu kaget.

"Wow, Long memang jenius sejati." ucap salah seorang murid memecahkan kesunyian akibat bengong.

Seketika terjadi keributan dan bisik-bisik setelah mana Long keluar dan menembus angka 670.

"Bagus, bagus, Long kamu pasti akan menjadi perwakilan dari desa kita dalam seleksi skuad pemburu iblis." puji Instruktur.

"Terima kasih, Instruktur Arya." Long memberi hormat dan berterima kasih.

"Namun itu terlalu berlebihan, karena ada jenius lain yang lebih berbakat dariku." Long merendah.

"Haha, kamu terlalu merendah." Instruktur tertawa.

Instruktur mengajak Long keluar untuk mendaftar sebagai kesatria Bumi menengah di kantor cabang divisi kesatria kota Cadas.

"Instruktur, Aiden belum test mana." Tegur Hara protes dengan sikap Instruktur Arya yang mengabaikan Aiden.

"Itu tidak perlu, dia hanya sampah!" ujar Instruktur dengan dingin.

"Instruk..," Hara ingin protes kembali, namun Aiden menghentikannya.

"Hanya seorang prajurit penjaga dan bukan bagian dari pemburu iblis, bahkan tidak termasuk dalam daftar pemburu iblis cadangan, tapi sifatnya begitu angkuh seakan kesatria pemburu iblis saja." ucap Aiden acuh.

Aiden pernah mendengar dari beberapa orang tua murid divisi kesatria desanya yang mengatakan bahwa Instruktur Arya tidak lolos menjadi salah satu pemburu iblis apalagi tergabung dalam skuad, karena syarat menjadi pemburu iblis adalah harus termasuk dalam 50 kesatria perwakilan kota untuk mengikuti seleksi skuad pemburu iblis yang baru di ibukota Aliansi.

Karena fakta itulah banyak orang tua kesatria muda menyalahkan Instruktur Arya yang menjadi penyebab kenapa anak mereka tidak lolos seleksi pemburu iblis, apalagi menjadi salah satu 50 kesatria perwakilan kota cadas untuk mengikuti seleksi anggota skuad pemburu iblis baru.

Ok..., lanjut kecerita.

Sontak perkataan Aiden tersebut membuat semua orang tercengang, karena Aiden berani menghina Instruktur Arya tepat di telinganya, padahal semua orang tahu Instruktur Arya paling benci dengan orang yang mengungkit masa lalunya yang gagal tersebut.

"Kamu..," Instruktur Arya yang terdiam menahan amarahnya, akhirnya tidak sanggup lagi menahan amarahnya yang meluap-luap.

"Aiden cepat minta maaf." pinta Hara ketika merasakan aura membunuh Instruktur Arya.

"Untuk apa? Bukankah dia memang seperti itu?" tanya Aiden acuh.

"Aku akan mengajarimu bagaimana cara memberi hormat kepada kesatria yang lebih tua." ujar Instruktur Arya dingin dengan langkah berat.

Setiap langkah Instruktur mengandung tekanan mana yang begitu mengintimidasi dan menakutkan, Aiden hanya tersenyum kecil.

"Instruktur, Aiden hanya bercanda, jangan diambil hati." Hara mencoba membujuk Instruktur yang marah.

"Hara, menyingkir dari hadapanku." tegur Instruktur Arya.

Hara langsung terhempas oleh aura mana Instruktur Arya, Aiden dengan sigap menahan Hara agar tidak terhempas lebih jauh.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Aiden lembut.

"Aku baik-baik saja." jawab Hara menahan sakit, Hara tiba-tiba merasa sesak nafas akibat tekanan mana Instruktur Arya.

Melihat kondisi Hara, Aiden sangat marah dan ingin membunuh sang Instruktur, namun Aiden sadar bahwa dia saat ini masihlah terlalu lemah.

"Instruktur Arya tahan dirimu, tidak seharusnya orang sehebat dirimu perhitungan dengan Aiden." ucap Long menasehati Instruktur dengan tenang.

Long memang bersaing dengan Aiden tentang beberapa hal, namun bagaimanapun mereka tetaplah sahabat dari kecil, apalagi saat ini Hara juga terseret konflik antara Instruktur dan Aiden.

"Instruktur maafkan Aiden,"

"Instruktur maafkanlah Aiden,"

"Iya, mohon Instruktur memaafkan atas kebodohan saudara Aiden."

Dukung semua murid akademi agar Aiden lepas dari kemarahan Instruktur Arya.

"Baiklah.., kali ini ku maafkan, lagipula kenapa terlalu menganggap serius kebodohan Aiden." Dengus Instruktur memaafkan Aiden .

Instruktur pergi dari aula latihan dengan Long yang mengekor untuk mendaftarkan Long sebagai kesatria bumi menengah di aula cabang divisi kesatria kota Cadas.

"Kamu kenapa terlalu nekat, Hara?" Tegur Aiden perhatian setelah Instruktur Arya dan Long pergi.

"Yang nekat itu kamu, Aiden bodoh!" Sangkal Hara kesal.

"Aiden kamu jangan membuat Instruktur Arya marah lagi nantinya ya." Pinta Hara khawatir.

"Iya, iya, aku mendengarnya." Aiden mengalah.

Aiden sudah merasakan asam-garam di kehidupan sebelumnya, dia tentunya berpengalaman dengan wanita yang selalu benar walau sebenarnya salah.

"Bagaimana sekarang? Kamu belum test mana?" tanya Hara prihatin.

Aiden tidak memusingkan hal itu, karena masih ada waktu satu tahun sebelum seleksi 50 kesatria perwakilan kota Cadas sebagai pemburu iblis, sekaligus mengikuti seleksi salah satu dari 10 kesatria yang terpilih untuk mengisi 10 skuad pemburu iblis yang baru.

"Ayo kita pergi." Ajak Aiden lembut.

Mereka berdua jalan-jalan ke hutan sambil menikmati hamparan bunga yang hidup liar di sebuah tempat terbuka di tengah hutan.

"Kamu sangat cantik hari ini, Hara." puji Aiden.

Aiden dan Hara sudah berumur 16 tahun, tentunya hormon kedewasaan mereka aktif terlebih jika hanya ada mereka berdua di hutan.

"Terima kasih." Hara malu-malu.

Beberapa saat dalam keheningan, mereka main kejar-kejaran dengan sangat bahagia setelah Aiden dengan tanpa sungkan dan malu menggelitik Hara.

Saat sedang mengejar Aiden, Hara tidak sengaja tersandung, Aiden mencoba menopangnya hingga mereka berdua terjatuh dalam posisi yang ambigu.

"Hara..," panggil Aiden yang diatas dengan nafas berat.

"Aiden..," balas Hara yang dibawah dengan wajah memerah.

Wajah mereka semakin dekat, jantung mereka semakin berdegup kencang, nafsu birahi dua insan yang berbeda jenis kelamin itu sudah meronta.

Aiden terus mendekatkan wajahnya hingga bibir mereka semakin dekat.

"Aiden kita belum menikah, ini tidak pantas!" Ujar Hara yang tersadar segera mendorong Aiden menjauh.

"Kenapa? bukankah itu wajar untuk sepasang kekasih?" Tanya Aiden dengan nafas menggebu-gebu.

Mendengar Aiden mengatakan sepasang kekasih Hara bahagia, pasalnya dia sudah menunggu lama Aiden untuk mengungkapkan rasa cinta kepadanya walaupun secara tidak langsung.

"Aturan macam apa itu? jangan mengada-adakan aturan yang tidak ada." Ucap Hara kemudian dengan marah setelah merasa senang sedikit.

Aiden yang sudah bernafsu sedikit terkejut mendengar itu, namun Aiden cukup kagum dengan Hara yang mampu mengontrol nafsu birahinya.

"Ciuman hanya dilakukan oleh sepasang suami-istri, tidak ada hal itu dalam pacaran." Ujar Hara dengan wajah semerah tomat.

Aiden yang masih bernafsu akhirnya dapat menekan nafsunya itu, karena apa yang Hara katakan memang benar adanya.

"Sepertinya wanita zaman ini dapat menjaga dirinya dengan baik." gumam Aiden.

Aiden di kehidupan sebelumnya banyak berhubungan dengan wanita yang mayoritas tidak perawan lagi, bahkan tiga dari empat istrinya adalah wanita yang sudah ditembus laki-laki lain.

"Pantas saja orang pacaran pada zaman ini terlihat menahan diri dan tidak terlalu mesra, selain itu tidak ada k0ndom yang dijual seperti zamanku dulu."

Gumam Aiden setelah menyelusuri ingatannya tentang pacaran pada zaman ini, dimana dalam ingatannya itu tidak ada orang yang pacaran terlalu mesra dan mereka cenderung menahan diri.

"Aiden, aku minta maaf karena..," Hara ingin mengatakan sesuatu.

"Itu bagus, setidaknya wanita zaman sekarang masih memiliki kehormatan untuk suaminya di masa depan." Sela Aiden dengan tersenyum.

"Maksudmu?" Tanya Hara bingung.

"Aku tadi hanya mengetes mu saja, tidak benar-benar ingin." Jawab Aiden dengan nada malas dan meyakinkan.

"Cih, dasar tidak tahu malu, padahal kamu sangat bernafsu tadi." Dengus Hara.

"Aku tidak percaya kamu dapat menahan diri, jika aku tidak sadar dan menegur tepat waktu." Ujar Hara dengan nada marah.

Aiden hanya tertawa melihat Hara yang marah dan terlihat menggemaskan dengan pipi menggembung.

"Iya, kalau begitu maaf." Ucap Aiden sambil mencubit pipi Hara yang menyebabkan Hara tersipu malu.

Mereka berdua melanjutkan jalan-jalannya menyelusuri hutan, mereka terlihat asik mengobrol dan saling menggoda satu sama lain.

"Grargh, manusia yang lezat." ucap iblis ular yang tiba-tiba datang entah dari mana dan menghadang jalan Aiden dan Hara yang asik bermesraan dan saling menggoda tersebut.

Terpopuler

Comments

Kapten Muda

Kapten Muda

Assalamualaikum

2023-01-16

1

Rivaldo

Rivaldo

Aku juga belum test mana, gimana dong?

2023-01-15

1

Rivaldo

Rivaldo

Bodoh

2023-01-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!