Chapter 4

*****

"Makasih ya Nel....." ucap ku.

"Sama-sama," balas nya.

Kami berlima pun langsung menyantap makanan yang sudah kami pesan masing-masing.

"Kamu mau nyobain nggak,ini rasanya enak." ucap Edra.

"Yakin?" tanya ku balik.

Dia pun langsung menyuapi ku dan aku sendiri tidak terkejut dengan perlakuan yang Edra lakukan pada ku.Karena baik Edra atau pun aku kami sama-sama sudah terbiasa melakukan hal seperti itu.

"Enak juga," ucap ku setelah melahap satu suapan nasi goreng yang di berikan Edra.

"Kalian romantis banget sih," ejek Rio.

"Udah biasa kali,lagi pula ini bukan pertama kalinya juga kan buat kamu melihat dia melakukan itu." balas ku

"Iya nih Rio....." timpal Nela.

"Tapi emang iya sih,pas dulu aku kenal sama kalian berdua.Aku pikir malah kalian itu pasangan,maksud aku tuh pacaran." ucap Sigit.

Aku dan Edra pun sama-sama tersedak,aku pun langsung meminum ea jeruk pemberian Nela tadi.

"Ya ampun,ini pertama kali nya kamu ngomong itu di depan ku." ucap Edra.

"Ya bukan apa-apa,takutnya aku salah bicara aja.Tapi ternyata,Rio pun satu paham juga sama aku." ucap Sigit kembali.

"Kami hanya teman kok."

"Ya kan kami bisa sedekat ini,karena emang kami tumbuh bersama sejak kami berdua maaih kecil.Masa kamu lupa sih,perasaan aku pernah menceritakannya sama kamu." lanjut ku.

"Ya iya,aku juga ingat cerita itu.Hanya saja,kalau posisi aku anak baru atau orang yang baru kenal sama kalian berdua pasti akan punya anggapan seperti itu." jelas Sigit.

"Udahlah,nggak usah di pikirkan.Itu kan hanya pendapat dan pandangan kami berdua saja." timpal Rio.

Setelah kami menghabiskan makanannya,kami pun tidak langsung kembali ke kelas.Melainkan nongkrong di pinggir lapangan sambil menikmati es krim pemberian dari Rio.

"Wah,cuaca hari ini panas banget sih.Nanti,kulit aku makin hitam lagi." ucapnya.

"Ya paling,hanya gigi kamu saja yang kelihatan." timpal Nela.

"Haha......" aku dan yang lainnya tertawa bersama mendengar perkataan Nela barusan.

"Nel......"

"Hobi banget yah kamu mengejek ku." lanjut Rio.

"Ih kamu sendiri yang bilang,aku hanya asal ngomong aja."

"Tapi kalau di pikir-pikir,dari kita berlima emang kamu yang paling hitam sih." lanjut Nela.

"Haha......" kami bertiga pun kembali langsung tertawa.

Emang terkadang ucapan Rio sama Nela itu bisa menjadi penghibur di kala kami tengah berkumpul seperti ini.

"Eh,sekarang habis istirahat di kelas kalian mata pelajaran apa?" tanya ku.

"Kalau nggak salah sih,Sastra Sunda." ucap Sigit.

"Benar kan?" tanya Sigit sambil melihat ke arah Nela.

"Iya......" balas Nela.

"Kalau di kelas kalian apa?" tanya Nela balik.

"Bahasa Indonesia,"

"Itu kesempatan banget buat tidur di balik buku." timpal Rio.

"Iya ih bener baget,minggu kemarin aku sama Rio malah tertidur tau.Untung saja itu gurunya tidak menyadarinya." ucap ku.

"Nggak heran itu,emang setiap pelajaran itu kita juga sering ketiduran kan," ucap Nela.

"Iya....."

"Nggak tahu kenapa gitu yah,kayaknya pas pelajaran itu tuh inginnya tuh tidur aja.Kayak seolah di ceritain gitu," lanjut Sigit.

"Eh tapi,Edra nggak dong.Dia sampai akhir tetap fokus memperhatikan pelajarannya." ucap Rio.

"Ya gimana mau tidur,yang bantu untuk ngejelasin di depan siapa." balas Edra.

"Haha......"

"Iya juga yah," lanjut Rio.

**Kring........*

Bel tanda istirahat pun berakhir,kami berlima pun langsung beranjak dari tempat duduk kami.

"Ya udah kalau gitu kita duluan yah," ucap Sigit.

"Iya,sampai ketemu nanti di pulang sekolah." balas ku.

Sigit dan Nela pun langsung berlalu meninggalkan kami bertiga.

"Kayaknya kita harus sedia permen kopi deh.Supaya nggak nanti pas di kelas." ucap Rio.

"Ya iyalah,masa iya sih setiap pelajaran itu kamu dan Tami tidur terus." timpal Edra.

"Ya udah,kalau gitu kalian duluan aja masuk ke kelasnya.Aku mau beli dulu permennya ke kantin." ucap Rio langsung berlari menuju kantin.

Aku dan Edra pun langsung berjalan menuju kelas yang jaraknya sekitar 100 meter dari tempat kami duduk barusan.

Sesampainya di kelas aku langsung mematikan ponsel ku dan langsung mempersiapkan buku pelajaran Bahasa Indonesia dari dalam tas.

"Mi......" panggil Edra.

''Kenapa?" tanya ku langsung melihat ke arahnya.

"Kamu bawa bulpen 2 nggak? Pinjam dong,punya ku habis nih." ucapnya sambil menunjukan bulpen di tangannya.

"Ya ampun kamu kebiasaan yah.Tahu aja kalau aku tuh nyetok banyak." balas ku sambil merogoh bulpen nya dari bawah meja.

Aku memang mempunyai kebiasaan,di bawah meja itu banyak menyimpan bulpen.Aku sengaja membelinya satu pack,supaya saat urgent tidak kesusahan.Contohnya seperti hari ini,yang terjadi sama Edra.Apalagi cowok,mereka tidak terlalu memperdulikan apa saja yang mereka butuhkan sehari-hari saat di sekolah.

Tidak hanya bulpen,tapi ada juga pensil sama penghapus dan yang terpenting itu air mineral.Aku wajib banget stok di bawah meja.

Tidak lama kemudian Rio pun datang masuk ke dalam kelas.Dia pun langsung menghampiri ku dan memberikan beberapa butir permen kopi.

"Nih....." ucapnya.

"Wih,kayaknya enak nih." aku pun langsung meraihnya dan menyimpannya di bawah meja.

"Di makanlah,sebentar lagi guru Bahasa Indonesia nya datang.Barusan saat aku di depan kelas XI IPS A,beliau kelihatan baru keluar dari ruang guru." jelas Rio.

"Oh gitu," aku pun langsung mengambil permennya dan langsung memasukannya ke dalam mulut.

"Ya kita lihat saja,apa benar kalian berdua mampu bertahan dengan memakan permen itu.Kalau aku sih tidak yakin," ucap Edra.

"Edra.......!" seru ku dengan Rio bersamaa.

♧ ♧ ♧ ♧ ♧

Dan benar saja apa yang di katakan Edra tadi,baru saja 30 menit pelajarannya berlangsung aku dan Rio sudah tumbang.Mata ku sudah terasa berat,seperti ada yang sedang menggelantung di bulu mata ku.

Aku pun langsung meraih buku paket nya dan langsung membukanya lebar-lebar.Setelah itu aku langsung memberdirikannya untuk menghalangi ku yang bersiap untuk tidur.Begitu pun dengan Rio,dia sudah tidak tertolong lagi.Dia jauh lebih dulu tertidur dari pada aku.

♤ ♤ ♤ ♤ ♤

"Eh bangun," ucap Edra sambil menepuk-nepuk tangan ku pelan.

"Hem......" aku pun langsung tersadar dan buku yang sedari tadi menjadi tembok penyelamat ku pun langsung tumbang seketika.

"Iya kan apa aku bilang tadi....." ucap Edra kembali.

Aku pun langsung terbangun dan melihat ke sekitaran.Ternyata bukan aku dan Rio saja yang tertidur.Ada juga dua orang siswa yang duduknya berada di barisan ke dua dan ke 4 dari ku yang tertidur juga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!