Chapter 3

♧ ♧ ♧ ♧ ♧

"Edra ayo," ajak ku memotong pembicaraan Edra dan Mela.

"Oh iya....." balas Edra.

"Ya udah,aku duluan kalau gitu.Sampai ketemu nanti di kantin sekolah yah...." ucap Mela.

Edra hanya membalasnya dengan senyuman.Edra pun langsung meletakan kertas soalnya di atas mejanya.

"Udah yuk....." ajak Edra.

Kami pun langsung keluar dari ruangan gurunya dan langsung menuju kelas.Namun,saat aku melewati kantin aku meminta Edra untuk menunggu ku.

"Kamu tunggu dulu di sini sebentar,aku mau beli minum buat ganti minuman milik Rio tadi." ucap ku.

"Ya udah lah kita bareng aja." balasnya.

"Oh gitu,ya udah...."

Aku dan Edra pun langsung menuju ke warung yang ada di kantin untuk membeli minumannya.

"Eh ada Edra dan Tami....." ucap ibu penjaga warungnya.

"Pagi bu....."

"Bu,beli botol minumnya empat...." lanjut ku.

"Banyak banget...." bisik Edra.

"Sengaja buat stok di kelas.Kan kalau udah ada gampang buat aku nantinya." balas ku.

Edra pun langsung membantu ku untuk membawakannya dan aku pun langsung memberikan uangnya pada ibu warung nya.

"Makasih ya bu....." ucap ku.

"Iya....." balas beliau.

Aku dan Edra pun langsung menuju kelas kami kembali.Tapi,saat melewati kelas XI IPS B,aku melihat Mela tengah berdiri di ambang pintu dengan senyuman di bibirnya.

"Dia lagi....." ucap ku pelan.

"Kenapa mi....?" tanya Edra.

"Tidak ada kok," balas ku.

Aku pun langsung berjalan cepat dan mendahului Edra.Sebanarnya,aku merasa tidak suka aja saat melihat ada cewek yang coba untuk mendekati Edra.

Mungkin ini bisa di bilang egois,tapi sebenarnya aku pun ingin bersikap biasa-biasa saja.Tapi,saat itu terjadi aku merasa hati ku kesal dan serasa mau meledak.

Tidak mungkin juga aku menyukai sahabat ku itu,mungkin ini hanya perasan takut perhatian Edra nantinya terbagi.Karena,sejak kecil Edra lah yang selalu berada di samping ku dan selalu menjaga aku.

Jadi rasanya akan aneh saja,saat ada wanita lain selain aku di samping Edra.

"Tami tunggu....." panggil Edra.

Aku pun langsung berhenti dengan wajah kesal.

"Kamu kenapa sih malah ninggalin aku?" tanya nya.

"Tidak ada apa-apa kok,aku hanya takut aja ganggu kalian berdua." balas ku.

"Emangnya aku sama Mela kenapa? Kami hanya mengobrol biasa saja." ucap Edra.

"Ya iya,kamu mungkin merasa bias saja saat aku ada di dekat kamu.Tapi,kamu kan nggak tahu perasaan Mela seperti apa." balas ku.

Edra pun langsung terdiam mendengar perkataan ku.

"Ya udahlah,sebaiknya kita cepat ke kelas.Nanti takutnya guru sejarahnya udah ada." lanjut ku.

Aku pun langsung melanjutkan kembali langkah ku dengan Edra yang mengikuti ku dari belakang.

Sesampainya di kelas aku langsung memberikan botol minum nya sama Rio.

"Nih,makasih ya."

"Tadi kamu udah kasih aku minuman milik kau." lanjut ku sambil memberikan botol minumannya.

"Sama-sama,lagian kayak ke siapa aja.Padahal nggak usah di ganti kali." ucapnya.

"Tidak apa-apa.Takutnya kamu mau minum," balas ku.

Aku pun langsung duduk kembali di kursi ku dan Edra pun langsung menaruh sisa botol minuman yang dia bawa tadi ke atas meja milik ku.Setelah itu,aku langsung menyimpannya ke dalam meja.

♧ ♧ ♧ ♧ ♧

Setelah pelajaran kedua pun berakhir,aku pun langsung berlari menuju kelas nya Sigit dan Nela.

"Hai......!" seru ku pada mereka berdua.

"Hai...." balas mereka bersamaan.

"Ih tadi aku hampir saja kena teguran sama pak guru." ucap Nela.

"Hehe...."

"Maaf yah,aku juga tidak sadar tadi.Aku kira beliau tidak melihat keberadaan ku." lanjut ku.

"Ya nggak lihat gimana,kamu terlihat jelas gitu di kaca." timpal Sigit.

"Haha...."

"Udahlah,yang terpenting sekarang kita lolos dan aman." balas ku.

"Tami.......!" seru Rio.

Aku pun langsung melihat ke arahnya yang baru saja masuk ke kelas XI B.

"Kebiasaan yah kamu,main kabur gitu aja." ucapnya.

"Nih HP kamu,untung saja tadi aku melihatnya di bawah bangku.Kalau tidak nanti kamu drama lagi kayak waktu itu nyariin HP." lanjut Rio.

"Oh ya ampun makasih ya....." aku langsung meraih HPnya dari tangan Rio.

"Emang nih,kebiasaan banget dia." ucap Sigit.

"Harusnya kamu tuh lebih hati-hati,bagaimana kalau orang lain yang melihatnya." timpal Nela.

"Iya deh,lain kali aku akan bersikap hati-hati." ucap ku sambil menunduk.

"Ya udah yuk kita ke kantin,Edra sudah menunggu kita di luar." ajak Rio.

"Iya ih,aku sudah lapar tahu.Dari tadi pas pelajaran ke dua menahan lapar," ucap Nela.

Kami pun langsung keluar dan menghampiri Edra yang sudah menunggu kami berempat sambil bersandar di tiang dan melihat ke arah lapangan.

"Edra ayo......" ajak Nela.

"Oh......" Edra pun langsung berbalik dan langsung bergabung sama kami berempat.

Sesampainya di kantin,aku dan Nela langsung berlari menuju warung yang menjual bakso sama siomay.Sedangkan yang lainnya berada.di belakang kami berdua.

"Mas aku minta satu porsi baksonya.Pakai mie putih sama sayur aja...." pinta ku.

"Kalau aku,siomay aja pak.Tapi nggak.pake pare yah.15.000 aja," ucap Nela.

"Buset deh Nel,kamu pesannya nggak tanggung-tanggung." ucap Rio.

"Kan aku bilang,aku lapar Rio......" balas Nela.

"Ini yang bakso pakai sambel nggak?" tanya penjualnya.

"Iya pak,yang pedas yah....." balas ku.

"Pak,satu sendok aja." ucap Edra.

"Ih kamu mah,aku maunya pedes," rengek ku.

"Tami,nanti kamu sakit perut lagi kayak minggu kemarin.Kamu mau,buat ayah kamu khawatir lagi." jelas Edra.

"Iya nih Tami,kayak nggak kapok aja masuk ruang IGD." timpal Rio.

Aku pun langsung terdiam setelah mendengar ucapan Edra.Tapi,memang benar juga apa yang di katakan Edra barusan.Saat minggu kemarin aku masuk IGD saat tengah malam.Ayah sangat khawatir dan tidak berhenti menangis melihat aku yang kesakitan sambil terus memegang perut ku.

Karena waktu siangnya,aku tidak makan nasi dan hanya ngemil saja.Dan yang buat parah itu,aku beli bakso yang biasa lewat di depan rumah dengan sambal yang banyak.

♧ ♧ ♧ ♧ ♧ ♧

Setelah mendapatkan baksonya,Edra langsung membantu ku untuk membawakannya ke meja yang biasa kami gunakan saat istirahat.

Sedangkan Rio masih menemani Nela yang tengah membeli Es jeruk di warung yang lainnya.

"Sebentar yah,aku bantuin Sigit bawa pesanan makanannya." Edra pun langsung menghampiri Sigit yang tengah membeli nasi goreng.

Tidak lama kemudian,teman-teman ku pun datang dengan makanan yang sudah mereka beli.

Dan langsung menaruhnya ke atas meja.

"Nih,aku beliin kamu es jeruk...." ucap Nela.

Rio pun langsung menyimpannya tepat di samping mangkuk bakso milik ku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!