Chapter 2

◇ ◇ ◇ ◇ ◇

"Hebat yah Tami,jam segini baru datang...." ucapnya.

Aku pun langsung berbalik dan melepaskan tangannya yang masih memegang tas ku.

"Ya ampun Rio,aku kira siapa."

"Kamu hampir saja buat jantung ku copot.Hobi banget buat aku kaget kayak gini." lanjut ku setelah melihat orang yang sudah menarik tas ku.

Rio pun hanya tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Rio sendiri merupakan teman ku sejak kami masuk SMP.Tidak hanya dia saja,tapi ada Nela dan Sigit yang merupakan teman dekat ku selain Edra dan Rio.Namun,Nela dan Sigit berada di kelas yang berbeda dengan ku.Mereka berada di kelas XI B,sedangkan aku,Edra dan Rio berada di kelas XI A.

Kami akan berkumpul bersama saat istirahat tiba,atau saat aku berangkat sekolah pagi-pagi.

"Kaget yah,"

"Ya ampun,lagian jam segini kamu baru saja datang." lanjut Rio.

"Ya namanya juga udah kebiasaan sih." balas ku.

Aku pun langsung duduk di kursi yang letaknya berdampingan dengan Rio.

"Oh iya Edra mana?" tanya ku.

"Dia lagi ngambil kertas salinan." ucap Rio.

"Salinan apa?" tanya ku kembali.

"Katanya guru matematikanya nggak masuk.Kalau nggak salah,katanya istrinya semalam baru melahirkan." jelas Rio.

Aku pun dengan refleks menghela nafas dalam.

"Kenapa?" tanya Rio.

"Ya tahu sendiri,tadi aku hampir terlambat.Coba aja kalau hari ini aku telat dan guru matematika nya datang.Aku pasti bakalan berdiri di depan kelas kayak waktu itu.Jadi bahan tontonan anak kelas X." jelas ku.

"Haha.....iya juga lucu juga kalau di ingat-ingat." balas Rio.

Aku pun langsung membuka kotak makan yang sedari tadi aku pegang.

"Kamu bawa bekal? Minta dong...." ucapnya.

"Iya,soalnya kan aku kesiangan.Ambil aja," balas ku.

Rio pun langsung mengambil satu potong rotinya dan langsung melahapnya.

"Ini pasti kamu pakai selai kacang," ucapnya.

"Ya iyalah.Kan emang kesukaan ku." balas ku.

Aku dan Rio pun sama-sama menikmati makanannya.Sempat juga aku menawari siswa yang lainnya,namun mereka menolaknya dan fokus sama HP masing-masing.

Tidak lama kemudian,Edra pun masuk ke dalam kelas dan langsung membagikan kertas yang sudah dia salin.

Kebetulan di kelas ini dia di tunjuk sebagai ketua kelas.Jadi,dia sering bertanggung jawab saat ada guru yang tidak masuk atau membantu guru untuk membawakan buku ke kelas.

Sampai akhirnya kertas yang di bagikan Edra pun sampai di tangan ku.

Aku pun langsung merasa pusing saat melihat soal yang ada di dalamnya.

"Kenapa...?" tanya Rio.

"Lihat aja,soalnya cukup buat otak ku pagi-pagi harus bekerja dengan keras." timpal ku.

"Kamu suka gitu deh,kamu kan sebenarnya pintar.Hanya saja kamu terlalu malas untuk mikir." ucap Rio.

"Huh...." aku langsung menepuk tangan Rio.

"Tami......" panggil Edra yang menghampiri ku.

"Sekarang alasan apa lagi yang buat kamu terlambat." ucapnya langsung duduk di bangku yang berada tepat di depan ku.

"Ya begitu lah,semalam aku lihat drama korea di Ne***x." balas ku.

Tiba-tiba saja,Edra menyeka sesuatu dari bawah bibir ku.

"Kenapa?" tanya ku.

"Kamu kayak anak kecil aja kalau makan,belepotan gitu."

"Ya ampun,emang iya yah? Ih Rio,kenapa kamu nggak kasih tahu aku." ucap ku sambil menatap ke arah Rio.

"Ya mana aku lihat," balasnya.

"Ya udah cepat habiskan.Nanti,kita kerjain soalnya bareng-bareng...." ucap Edra.

"Baiklah....."

Aku pun langsung fokus dengan makanan yang masih tersisa setengah lagi di dalam kotak bekalnya.

"Kamu mau nggak?" tanyaku sama Edra.

"Tidak,tadi pagi aku makan cukup banyak.Aku minta buah nya aja deh..." dia pun langsung mengambilnya dari dalam kotak makanannya.

"Rio,bantuin aku habisin ini...." ucap ku sambil memberikannya satu potong roti yang masih tersisa.

"Ya udah sini...." Rio pun langsung meraihnya.

Setelah menghabiskan makanannya,aku langsung terdiam karena baru menyadari tidak ada botol minuman di dalam bangku ku.

Biasanya,aku sengaja menyimpan botol minuman di dalam bangku.Tapi,kemarin sepertinya aku lupa tidak menyimpannya.

"Kenapa?" tanya Edra dan Rio bersamaan.

"Aku haus,biasanya di sini aku menyimpan botol minum." balas ku.

"Sebentar,perasaan aku ada deh...." ucap Rio.

Dia pun langsung meraih tasnya dan ternyata benar dia mempunyainya.

"Nih......" ucapnya sambil memberikannya pada ku.

"Makasih ya......" aku pun langsung meraihnya.

♧ ♧ ♧ ♧ ♧ ♧

Setelah menghabiskan makananya,aku langsung membereskan kotak makanan yang sudah kosong tidak tersisa dan menyimpannya ke dalam meja.

Setelah itu,Rio langsung menarik kursinya dan berpindah ke dekat meja ku.

Kami bertiga pun langsung mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru.Sebenarnya,apa yang di katakan Rio tadi itu ada benarnya juga.Aku bukannya tidak pintar,hanya saja aku terlalu malas untuk berpikir.

Di bandingkan teman-teman ku memang nilai ku lah yang paling unggul dari mereka.Dari aku SD sampai sekarang SMA aku sering menempati peringkat pertama.

Meskipun dengan banyak catatan merah,karena seringkali aku terlambat.Dan buat ayah dan orang di sekitar ku hanya bisa menggelengkan kepala saat menerima rapot di pertengahan semester.

♧ ♧ ♧ ♧ ♧

Setelah menyelesaikan semua soalnya,aku pun langsung membantu Edra untuk mengumpulkan semua kertas soal dari siswa yang lain untuk membawanya ke ruang guru.

"Ayo,masih ada waktu 15 menit sebelum pelajaran ke dua di mulai." ajak Edra.

Aku pun langsung mengikuti Edra menuju ruang guru yang letaknya lumayan jauh.

Saat melewati kelasnya Sigit dan Nela,aku menyempatkan diri untuk menyapa mereka lewat kaca jendela.Aku pun melambaikan tangan ku sambil tersenyum ke arah mereka berdua.

Namun,sialnya aku tidak menyadari ternyata ada sepasang mata yang tengah memperhatikan ku.Ternyata bapak guru pelajaran Fisika yang tengah berdiri sambil menatap ke arah ku.

Pantas saja,Sigit dan Nela seolah engan untuk membalas lambaian tangan ku tadi.Dengan sigap aku langsung kabur dan berjalan mendahului Edra.

"Tami kamu kenapa...?" tanya Edra keheranan.

"Tidak ada," balas ku.

"Kamu pasti berbiat sesutu tadi..." ucapnya langsung menarik tangan ku.

"Sudahlah,ayo cepat....." aku langsung balik menarik tangan Edra menuju ruang guru.

Sesampainya di sana,kami berpapasan dengan Melhwa.Gadis yang sejak kelas X naksir sama Edra.

Dia langsung menyapa Edra dan mengeluarkan jurus untuk menarik perhatiannya.

"Ya ampun ini cewek,masih saja bersikap seperti itu.Iyuh....." bisik ku dalam hati.

Aku pun memilih untuk tidak memperdulikannya dan langsung menuju meja milik guru matematikanya.

"Hai Edra," ucap Mela ( Panggilan akrab Melhwa).

"Hai juga....." balas Edra.

"Aku tidak menyangka,bisa ketemu kamu di sini." ucapnya sambil tersenyum.

"Iya....." balas Edra singkat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!