Wanita Milik Tuan Mafia (Cinta Alisha)
Di sebuah desa bernama desa Bumi Bakti. Hidup seorang gadis berusia 17 tahun yang mempunyai banyak impian namun impiannya harus ia kubur dalam-dalam karena faktor kehidupan nya. Ia hidup di tengah-tengah keluarga yang sederhana, tidak ada keluhan di hati murninya terhadap apa yang saat ini ia jalani di keluarga yang terbilang jauh dari kata hangat. Sang ayah yang sangat suka berjudi dan ibu yang hanya menjadi seorang petani, kehidupan yang juga jauh dari kata berkecukupan itu membuat perbedaan di antara kedua orang tua gadis malang itu.
Alisha Purnama. Itulah nama gadis berusia 17 tahun itu, ia terpaksa harus putus sekolah karena keuangan keluarga yang tidak memungkinkan, setiap hari dialah yang mengurus rumah karena sang ibu yang bertugas mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Tiba suatu hari dimana sang ayah yang baru saja pulang dari kebiasaan nya, tiba-tiba mengamuk karena melihat meja makan dengan keadaan kosong, hanya ada teko air dan beberapa gelas kosong.
"Alisha!!" Teriak sang Ayah, Alisha yang saat itu sedang mencuci pakaian di halaman belakang berlarian dengan tunggang langgang menuju sang ayah yang memanggilnya.
"Ya ayah, Alis disini," saut Alisha dengan gemetar.
"Dimana makanan untuk ku!!" Bentaknya lagi.
"Maaf ayah, Alis belum masak, ibu belum pulang dari kebun."
"Ibu dan anak sama saja, tidak berguna!!" Hardiknya. Lalu sang ayah pun berlalu dengan berjalan sempoyongan karena pengaruh minuman yang di minum nya.
Di kota lain tepat nya di sebuah bangunan mewah. Suara tembakan saling bersahutan. Kaca-kaca jendela sudah banyak yang pecah dan berserakan di bawah lantai sana, bahkan beberapa titik terdapat darah segar yang berceceran.
Rumah yang semula tertata rapih dan wangi, sekarang berubah seperti terkena bom atom serta bau anyir yang menyakiti hidung.
Dorr..
Dorr..
Dorr..
Suara tembakan terus saja bersahutan dari dua kubu yang saling menyerang. Korban-korban berjatuhan dan beberapa orang juga sudah tergeletak tak bernyawa.
"Bersiaplah untuk hancur kau, Brengsekk!" Ucap seorang pria penuh penekanan yang sepertinya pemimpin dari salasatu kubu.
"Kau yang akan mati di tangan ku!" Balas musuhnya.
Perkelahian antar kubu terjadi lagi.
Bugh' Bugh' Bugh' 👊👊👊
Tubuhnya terpental jauh dan darah segar pun keluar dari sudut bibirnya yang karena pukulan pria itu.
Tapi musuh si pria itu seakan tidak berniat akan mundur, baginya lebih baik mati ketimbang harus mengibarkan bendera putih.
Sampai ketika suara tembakan itu sekali lagi berbunyi dan tumbanglah sang musuh. Tergeletak di lantai dengan darah yang mengalir dari dadanya yang terkena timah panas.
Tidak sampai disitu, anak buah yang melihat bosnya tumbang, merasa tidak terima dan kembali menyerang dengan membabi buta.
Tapi tidak membuat pria itu gentar, bahkan dia semakin bersemangat untuk melatih otot-ototnya pada anak buah musuhnya.
Brugh'
Seakan tidak merasa lelah dengan mengalahkan sepuluh orang musuh, pria itu mengeluarkan smirk nya setelah melihat semuanya bisa ia atasi dan benar-benar sudah terkapar di bawah tanpa nyawa.
Pria itu adalah George Elvano Abraham, ketua Mafia Sisilia dari Itali sekaligus CEO di sebuah perusahaan yang terbesar di Eropa. Ia sudah melebarkan sayapnya hingga keluar Italia bahkan ada beberapa negara yang sudah berhasil ia invasi.
Berawalnya peperangan itu terjadi karena sebuah pengkhianatan dari geng Mafia yang semula bekerjasama dengan geng yang Elvano pimpin. Merasa dirinya telah di khianati Elvano pun murka dan menghabisi mereka tanpa belas kasih.
Elvano pria yang memiliki paras yang tampan juga berkarisma, tapi siapa sangka di balik parasnya yang tampan, dia ternyata pemimpin mafia terkejam yang tidak memiliki kata ampun bagi sang pengkhianat.
Elvano berjalan setelah membersihkan tangannya yang penuh darah dari musuh-musuhnya, dan kemudian selampai yang ia gunakan, ia bunga dengan sembarang.
"Sudah ku peringati pada kalian termaksud kau! Aku sangat membenci pengkhianat, dan tikus got seperti mu malah melakukan apa yang ku tidak suka. Cih!" Ucap Elvano dengan mata yang menyalang, tangannya mengeluarkan senjata api dari sakunya lagu dan...
DOR...
Seperti tidak puas melihat salasatu musuhnya yang sudah terkapar namun masih bernafas, Elvano kembali menembakkan peluru pada kepalanya yang seketika musuhnya tidak bernyawa lagi. Sebuah senyum kepuasan terlihat dan diapun berlalu dari sana melewati tubuh-tubuh tanpa nyawa itu.
Hanya perlu menggedikan kepalanya, beberapa anak buahnya sudah mengerti harus melakukan apa. Ya Elvano memerintahkan pada anak buahnya agar membereskan semuanya tanpa ada sisa.
Di kamar, Elvano merebahkan tubuhnya di sofa panjang, merenggangkan otot-otot nya yang terasa sedikit pegal. "Ck, sial! Noda siallan ini kenapa harus menempel di baju ku." Ucapnya yang langsung membuka baju tanpa melalui kancing demi kancing melainkan membuka paksa sehingga kancing-kancing baju itu terlepas dari tempatnya lalu membuangnya ke tempat sampah yang ada di sudut ruangan.
Elvano Kembali merebahkan tubuhnya dan tidak lama ia pun tertidur dengan pulas dan nyaman seakan tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.
Gadis cantik sedang tersenyum kearahnya namun dengan lelehan air mata, berjalan dengan rambut yang terayun bebas dan Elvano terus saja berjalan di belakang gadis itu, tapi semakin ia berniat untuk mengejarnya, gadis itu seakan semakin menjauh darinya dan menghilang.
Mata Elvano seketika terbuka, tangannya memijat pangkal hidungnya, ya, baru saja ia bermimpi perempuan itu lagi. Perempuan yang sering hadir di dalam mimpinya tanpa ia tahu siapa namanya dan dimana ia tinggal.
Tapi kali ini mimpinya berbeda, ya sebelumnya ia bermimpi gadis itu terus tersenyum dengan ceria tapi tidak untuk kali ini. Air mata yang seakan meminta pertolongan padanya namun dia sembunyikan dengan senyuman palsunya.
Elvano merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel nya, hanya dengan sekali ketukan dia sudah tersambung dengan seseorang di sebrang sana.
"Aku bermimpi perempuan itu lagi. Sepertinya itu bukan sekedar mimpi. Carikan aku penafsir mimpi dan pelukis hebat, aku tunggu!"
Tanpa menunggu jawaban, Elvano sudah lebih dulu memutuskan sambungan telepon seakan memberikan perintah mutlak pada orang yang baru saja ia hubungi.
Sungguh wajah seorang wanita yang selalu hadir di mimpinya dan tidak sama sekali ia kenal itu terus mengganggu-nya. Merasa kepalanya sudah terasa berat Elvano pun memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu barulah ia akan pergi untuk bersenang-senang bersama teman-temannya di sebuah diskotik yang dia sendirilah sebagai pemiliknya.
Berjalan penuh dengan aura misterius, Elvano melewati tubuh-tubuh wanita yang sedang bergoyang di sebuah tiang dengan liarnya. Tapi Elvano tidak sama sekali merasa tertarik walaupun ada beberapa yang menggodanya.
Elvano menggedikan kepalanya pada penjaga untuk segera menyingkirkan tangan kotor wanita yang terus berusaha menggodanya karena dia sungguh-sungguh merasa jijik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Sandisalbiah
ijin baca thor..
2023-12-24
0
inayah machmud
aku mampir. ..
2023-07-23
0
Mak Suli Cee
mampir nih kak,semoga sukses dan semangat💪💪
2023-07-13
0