Jangan pernah Berpikir untuk Melarikan diri

Alisha menempelkan telinganya pada daun pintu, menjauhkannya kembali dan mendekatkannya lagi, terus saja begitu. Dia berusaha ingin menjangkau suara yang ada di balik pintu karena dia merasa sangat penasaran, dan dia melihat Elvano pergi dengan marah.

"Apa sih yang sebenarnya terjadi, dan kenapa dia harus marah,"gumam Alisa yang ternyata tidak dapat mendengar apapun.

Seketika Alisha menyadari sesuatu, ya dia harus segera pergi dari sini karena ingin mencari saudari dari bibi dan ibu angkatnya itu. berusaha membuka knop pintu tapi ternyata benar kalau pintu itu dikunci dari luar. Kepalanya menoleh ke arah lain mempunyai sebuah rencana, dia pun segera menuju jendela.

Tapi sayang ketika ia menyibak tirai berbahan tile itu ternyata jendela kamar sudah terhalang tralis besi yang pastinya tidak akan bisa ia buka dengan tangan kosong.

Harapannya pupus, dia benar-benar tidak ingin berada disini, walaupun Elvano mengurusnya tetap saja ia merasa seperti burung yang dikurung di sangkar emas.

Membayangkannya saja Alisha tidak sanggup, terlebih lagi ia sudah melihat sikap Elvano yang pemarah, pastinya kelak Jika dia masih berada di sana tentu Elvano akan terus saja mengatur hidupnya sesuai kemauan dia, dan itu yang tidak diinginkan Alisha.

"Biar nanti akan ku pikirkan caranya agar bisa kabur dari sini," gumam Alisha yang masih berdiri di depan jendela, ia terus memperhatikan sekeliling ruangan dan memikirkan cara untuk lari.

Tanpa ia sadari Elvano sudah membuka pintu kamar dan saat ini tengah berdiri di ambang pintu tengah memperhatikan Alisha yang sedang melihat-lihat keluar jendela.

"Jangan pernah berpikir untuk melarikan diri, karena itu akan sia-sia!" ucap Elvano yang sedang berjalan dan merebahkan tubuhnya di ranjang sana.

Alisha terjingkat kepalanya berputar, matanya memicing ke arah Elvano yang terlentang di ranjang sana dengan kedua tangannya sebagai bantalannya.

"Kemarilah!" Agra menepuk ranjang untuk Alisha agar segera datang kepadanya.

Tapi Alisha tidak sama sekali bergeming, ia tetap diam di tempatnya dengan wajah yang terus ditekuk.

"Alisha Purnama, kemarilah!" ulang Elvano dengan penekanan menandakan kalau dia tidak ingin mendengar penolakan.

Dengan malas, Alisha pun berjalan menghampiri Elvano tapi tidak mendekat padanya, Alisha berdiri dengan jarak yang lumayan jauh.

"Ada apa?" tanya Alisha den sinis.

"Aku tidak ingin mengulang ucapan ku lagi, Alish!" Alisha mengambil dua langkah semakin mendekat padanya, tapi dia masih saja menatapnya tajam dengan mata sayunya.

"Ini, aku sudah mendekat. Katakan saja apa yang ingin kau ucapkan," seru Alisha dengan kesal.

Dengan menghela nafasnya panjang Elvano pun bangkit dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang, matanya masih menatap tajam ke arah Alisa yang berdiri dengan jarak 1 meter darinya.

Hanya dengan satu gerakan Elvano pun berhasil menarik tangan Alisha sehingga membuatnya jatuh tepat ke paha Elvano. Beberapa kali Alisha mengerlingkan mata, jantungnya seakan berhenti berdetak dengan jarak yang benar-benar dekat, bahkan dia dapat mendengar degup jantung Elvano.

Wajahnya kian memerah, terlebih lagi Elvano tiba-tiba melingkarkan tangannya ke pinggang ramping miliknya, yang pastinya jarak mereka semakin terkikis habis.

Alisha mendorong pelan dada bidang Elvano tapi Elvano malah semakin merapatkan tangannya. "Apa kau jarang makan, atau memang tidak pernah memakan makanan yang bernutrisi?" entah itu pertanyaan atau sebuah ejekan, Alisha hanya mendengus dengan kesal.

"Berat tubuhmu benar-benar sangat ringan, bahkan lebih ringan dari bantal guling itu," ucapnya lagi.

"Aawas! lepaskan aku!"Alisa terus memberontak, elvano pun melepaskan tangannya yang melingkar bebas di pinggang dia. Mengangkatnya dari ketiak lalu memindahkannya ke atas ranjang.

Brukkk

Elvano membanting pelan tubuh Alisha sehingga membuat goncangan di ranjang tersebut. Elvano pun menyusul merebahkan tubuh tepat di sampingnya dengan bertopang tangan menghadap Alisha.

Alisha menatap penuh waspada, ''Kalaupun dia akan macam-macam, aku akan menyerang di bagian perutnya.'' batin Alisha.

"Usia mu 18 tahun kan?" Alisha mengangguk.

"Kalau sampai aku tahu kamu memiliki pikiran untuk melarikan diri, aku pastikan! Elvano kecil akan tumbuh di perut ramping mu ini!" Ucap Elvano dengan penuh ancaman, yang pastinya membuat Alisha bergidik ngeri.

"Aku ada urusan mendadak kamu harus menjadi anak yang baik di sini, dan jika pikiran untuk melarikan diri itu muncul ingatlah ancamanku, hmmm?"

Alisha hanya mengangguk pelan, dan... Cup

Mata Alisha terbelalak karena Elvano yang mengacup pipinya tanpa permisi berlalu begitu saja tanpa ada basa-basinya untuk meminta maaf karena mencuri ciuman itu.

Pipi Alisha memanas bahkan pendingin ruangan pun tidak berguna saat ini, Alisa duduk dengan terus mengibaskan tangan pada wajahnya.

Ya bagaimana tidak terkejut karena baru pertama kali ini Alisha dicium oleh pria yang bahkan belum pernah ia kenal sebelumnya.

"Dasar pria gila! seenaknya mencium orang, memangnya dia pikir dia itu siapa!" Gerutu Alisha dengan jengkel.

"Aaakkhhhh! menyebalkan !!" teriak Alisa di bawah bantal.

Si tempat lain.

Elvano yang sedang mengendarai mobil tiba-tiba dipepet oleh beberapa kendaraan, dari sisi kanan sebuah mobil hitam memepet ke mobil Elvano dan dari sisi kiri tiga sepeda motor juga ikut memepet mobilnya.

Tapi Elvano tidak sama sekali merasa takut, Ia tetap tenang dengan memainkan jaringan di atas kemudinya. matanya melirik ke arah kaca yang ada di atas kepala dan ternyata bukan hanya satu mobil dan sepeda motor saja yang ada di kiri kanannya, dua mobil lainnya pun ikut membentuk dari belakang.

Elvano menekan tombol intercom di sebelah dasbor yang langsung terhubung dengan seseorang di seberang sana.

"Kirim beberapa orang ke jalan Cempaka 20 menit lagi!" setelah terdengar sahutan dari sana pun memutus sambungannya.

Dengan smirk liciknya, Elvano membelokkan dengan mendadak setirnya ke arah kiri yang pastinya mereka terus di membuntuti.

Sebuah kawasan industri yang sudah terbengkalai di sanalah Elvano berada, turun dari mobil dan berlari ke arah gedung yang sudah lama tidak berpenghuni.

Dan benar dugaannya kalau yang tadi membuntutinya itu musuhnya yang siap menyerang dia kapan saja.

"Dasar pengecut! mereka sedang bermain-main dengan diriku rupanya!'' elvano duduk di kursi yang ada di tengah-tengah gedung itu.

Suara tapak kaki yang berlarian ke arahnya terdengar membuat Elvano mengangkat kepalanya dengan raut wajah yang setenang mungkin.

Ketika kepalanya terangkat yang ia lihat adalah kumpulan orang yang tengah mengelilingi dia dengan berbagai macam senjata di tangan masing-masing mereka.

"Siapa bos kalian?" tanya Elvano dengan tenang.

"Jangan banyak bertanya, kau akan mati kali ini!" seorang pria yang tubuhnya tinggi dan juga besar berjalan ke arahnya dengan sebuah rantai di tangannya.

Dan ...

Bugh.

Tangan besar sang musuh sudah melayang ke arah perutnya tapi Elvano tetap diam di tempat bahkan tidak ada ringisan kesakitan dari bibirnya.

"Hahaha... pengecut! apa kau takut, Tuan George?!" Tawa meledek dari musuhnya terdengar nyaring karena Elvano yang diam saat diserang.

Bugh'

Sekali lagi dia mendaratkan pukulan pada perut Elvano, dan Elvano tetap diam tanpa membalasnya, dan tawa mereka pun pecah lagi.

Bugh'

Kali ini bukan di perut tapi di wajah Elvano lah bogeman mentah itu mendarat, mimik wajah Elvano yang semula tenang kini berubah menjadi merah padam rahangnya tegang dengan tangan yang mengepal.

Tawa Mereka pun pecah kembali tapi ketika melihat Elvano yang sudah berdiri suara tertawa itu pun semakin lama semakin hilang dan mereka pun memundurkan langkahnya secara perlahan.

"Sudah pernah kukatakan pada siapapun kalau ada yang ingin memukulku silahkan pukul di manapun sesuka hati kalian tapi tidak untuk di wajahku, kau paham!"

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Waaahh babang Vano maen nyosor aja, Mentang2 pujaan hati yg di depan mata,Langsung maen ngancam2 aja..🤣

2024-06-28

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

bukan lah Elvano tinggal di Italia..? kenapa tiba² bisa jumpa Alisha yg kalau dr nama desanya ada di Indonesia.. apa ada yg terlena oleh ku..? 🤔🤔

2023-12-24

0

inayah machmud

inayah machmud

hahaha, ,,Alisha syok tiba 2 di pipi nya di kecup sama Elvano...🤭😂😂

2023-07-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 - Sinopsis
2 Bab 02- Kebenaran yang Menyakitkan
3 Vano? aku suka itu!
4 Dia Milikku!
5 Jangan pernah Berpikir untuk Melarikan diri
6 Membasmi Pengkhianat
7 Apa tidak merasakan apa-apa?
8 Mengabaikan Ancaman Elvano
9 Penyusup
10 Kejanggalan Hati
11 Akhirnya kau Kembali?
12 Ada Apa ini?
13 Ruang Operasi
14 Kamar Operasi
15 Lucu Tapi Menyebalkan
16 Serangan Mendadak
17 Gadis Yang Polos
18 Pengaruh Besar Alish
19 Hati Yang Nyaman
20 Gadis Lain itu Kamu!
21 Dikuasai oleh Amarah
22 Menghukum Diri Sendiri
23 Maafkan Aku
24 Rasa Yang Aneh
25 Debaran Bima Dirgantara
26 Air Mata Bahagia kah?
27 Malam Pertama?
28 Tekad Elvano
29 Masih tentang Bima
30 Dikukung Rindu
31 Sepenggal kisah Malam
32 Tato
33 Bulan Madu?
34 Panggilan Mesra Alisha
35 Sangat Berkesan
36 Kursi Roda
37 Telinga yang Panas atau Hati?
38 Keluarga Houten?!
39 Hapus Jejaknya
40 Terungkap Semua
41 Ikhlaskah Aku?
42 Purnama Kita
43 Mama?!
44 Sikap Hangat seorang Ibu
45 Sensitif Tiba-tiba
46 Erik turun Tangan
47 Siasat Bima
48 Si brengsekk Dion
49 Terkejut!
50 Pelajaran Kecil
51 Posesif
52 Erik yang Kasmaran
53 Rahasia Lama
54 Cemburu?
55 Berita News
56 Malu tak Dapat dikira
57 Siapa Yang Sedang diBohongi
58 Badai
59 Sang Singa bertemu Pawang
60 Ujian Seorang Suami
61 Hormon Wanita Hamil?
62 Bangkit Kembali
63 Teman tetaplah Teman
64 Aku tidak Sebaik Itu
65 Suara Yang Begitu Merdu
66 Dasar Banditt!
67 Aku Tidak Peduli!
68 Aksi Heroik Erik
69 Kenyamanan yang HQQ
70 POV Ayuza Bernies
71 Panik Membuat Orang Bodoh
72 Moto yang Merubah segalanya
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 01 - Sinopsis
2
Bab 02- Kebenaran yang Menyakitkan
3
Vano? aku suka itu!
4
Dia Milikku!
5
Jangan pernah Berpikir untuk Melarikan diri
6
Membasmi Pengkhianat
7
Apa tidak merasakan apa-apa?
8
Mengabaikan Ancaman Elvano
9
Penyusup
10
Kejanggalan Hati
11
Akhirnya kau Kembali?
12
Ada Apa ini?
13
Ruang Operasi
14
Kamar Operasi
15
Lucu Tapi Menyebalkan
16
Serangan Mendadak
17
Gadis Yang Polos
18
Pengaruh Besar Alish
19
Hati Yang Nyaman
20
Gadis Lain itu Kamu!
21
Dikuasai oleh Amarah
22
Menghukum Diri Sendiri
23
Maafkan Aku
24
Rasa Yang Aneh
25
Debaran Bima Dirgantara
26
Air Mata Bahagia kah?
27
Malam Pertama?
28
Tekad Elvano
29
Masih tentang Bima
30
Dikukung Rindu
31
Sepenggal kisah Malam
32
Tato
33
Bulan Madu?
34
Panggilan Mesra Alisha
35
Sangat Berkesan
36
Kursi Roda
37
Telinga yang Panas atau Hati?
38
Keluarga Houten?!
39
Hapus Jejaknya
40
Terungkap Semua
41
Ikhlaskah Aku?
42
Purnama Kita
43
Mama?!
44
Sikap Hangat seorang Ibu
45
Sensitif Tiba-tiba
46
Erik turun Tangan
47
Siasat Bima
48
Si brengsekk Dion
49
Terkejut!
50
Pelajaran Kecil
51
Posesif
52
Erik yang Kasmaran
53
Rahasia Lama
54
Cemburu?
55
Berita News
56
Malu tak Dapat dikira
57
Siapa Yang Sedang diBohongi
58
Badai
59
Sang Singa bertemu Pawang
60
Ujian Seorang Suami
61
Hormon Wanita Hamil?
62
Bangkit Kembali
63
Teman tetaplah Teman
64
Aku tidak Sebaik Itu
65
Suara Yang Begitu Merdu
66
Dasar Banditt!
67
Aku Tidak Peduli!
68
Aksi Heroik Erik
69
Kenyamanan yang HQQ
70
POV Ayuza Bernies
71
Panik Membuat Orang Bodoh
72
Moto yang Merubah segalanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!