Chapter 04 : Setuju?

"AKHHHH!!"

Belle menjerit keras, lehernya ngilu dan perih tidak tertahan seperti ditusuk dengan benda tajam lalu darahnya dipaksa keluar. Ya, Luoise menggigit gadis itu dan menghisap darahnya seperti bayi yang kehausan.

"Luoise..Kau mau membunuhku?!! Arghhh s-sakit!" Jerit Belle.

Tubuhnya melemas seperti kehilangan tenaga, Luoise juga semakin gila. Laki-laki itu sekarang bangun dan membalikkan posisi mereka, ia menindih Belle dan menghisap darah yang mengalir dari bekas luka gigitannya pada leher gadis itu. Ya, Luoise hilang kendali. Mendapatkan darah seperti itu sama saja seperti seorang pecandu yang tidak bisa berhenti mengonsumsi narkoba.

"Luoise!! Berhenti! Dia bisa mati!"

Sebuah suara menyadarkannya, Luoise bangun dan melihat Belle sudah tidak sadarkan diri. Darah mengucur dari bekas luka gigitannya pada leher gadis itu, "Sialan..Apa yang aku lakukan?!" Lirihnya frustasi.

Ia bangun dan mengambil pisau yang ada di meja dekat tempat tidur, itu adalah pisau yang digunakan Belle untuk mengakhiri nyawanya tadi malam. Luoise menyayat ujung jarinya hingga darah segar mengalir dari sana dan meneteskannya ke dalam mulut Belle yang masih pingsan.

Seperti disihir, perlahan luka yang ada di leher gadis itu menghilang tak berbekas. Wajah Belle yang pucat kini juga sudah kembali normal seperti orang "hidup".

"Hhhh menyebalkan" Desis Luoise.

"Nghhh.."

Belle terbangun, gadis itu masih mengumpulkan kesadarannya sebelum kembali kaget ketika melihat Luoise ada di sampingnya.

"K-kau! Menjauh dariku!" Pekiknya.

Luoise menghela nafas berat, sudah ia duga akan seperti ini. Tentu saja Belle akan ketakutan jika mengingat Luoise hilang kendali seperti tadi.

"Tenanglah..Maaf" Lirih Luoise, "Aku hilang kendali, darahmu benar-benar membuatku gila disaat tidak punya tenaga seperti itu."

Belle menjauhkan dirinya ke sisi ranjang agar jarak mereka cukup jauh, "Darah? Bukankah waktu itu kau sudah meminum darahku? Kenapa kau melakukannya lagi?!"

Luoise menatap gadis itu lama, ia menjauh dari Belle dan duduk di sofa panjang yang berada di ujung kamar, "Sepertinya banyak yang harus aku jelaskan padamu," Ucapnya datar.

Belle masih menatapnya dengan raut wajah takut, rasanya ia ingin kabur saja sekarang, namun tenaganya tidak cukup bahkan untuk sekedar berdiri.

"Saat aku sebut kita sudah terikat, itu berarti kita benar-benar bergantung satu sama lain, Belle. Saat Demon dan manusia terikat kontrak, kita terhubung melalui darah. Aku membutuhkan darahmu untuk hidup, sebagai bayaran maka aku akan menjaga dan menuruti apa saja keinginanmu, dan kontrak ini tidak akan pernah berakhir kecuali salah satu dari kita sudah mati" Jelas Luoise panjang lebar.

Belle masih menatap tajam laki-laki itu dan terlihat berfikir, "Menuruti keinginanku?"

"Ya, singkatnya seperti itu, dalam sebuah hubungan apa saja akan selalu ada timbal balik bukan?" Ucap Luoise tenang.

"Lalu aku harus memberikan darahku padamu seperti tadi? Setiap hari?" Tanya Belle yang mulai terlihat seperti orang penasaran.

"Tidak juga..Aku adalah Demon bulan, aku bisa bertahan dengan cahaya bulan seperti para manusia yang mendapatkan tenaga dari makanan mereka. Tetapi jika seperti saat sekarang, aku sangat lemah bahkan bulan juga tidak terlihat, aku tidak mempunyai kekuatan sama sekali..untuk bernafas saja rasanya susah sekali," Lirih Luoise, "Dan karena kita sudah terikat, darahmu seperti obat dan makanan untukku karena aku sudah kehilangan kekuatanku." Sambungnya.

"Bukankah para Demon sangat kuat? Kalian lahir dianugerahi kekuatan yang berbeda-beda bukan? Dan bagaimana kau bisa kehilangan kekuatan itu?" Raut wajah Belle kini terlihat seperti orang yang sedang prihatin melihat keadaan Luoise.

"Ceritanya cukup panjang, aku tidak yakin kau mau mendengarkannya sekarang." Sahut Luoise singkat.

Belle hanya diam, otaknya dipenuhi dengan pertanyaan dan kebingungan harus melakukan apa. Sebentar lagi ulang tahunnya yang berarti usianya sudah genap 19 tahun, dan seluruh aset ataupun kekayaan dan kekuasaan milik keluarganya juga akan berada ditangannya.

Ia juga tidak tahu selama ini hidup untuk melakukan apa, kecuali satu. Laki-laki bajingan itu, Alex. Ia ingin membalas dendam pada laki-laki itu, membalas semua hal keji yang selama ini ia dapatkan. Dan Luoise, mungkin kontrak ini juga menguntungkannya, Demon itu bisa membantunya membalas dendam.

"Aku tidak tahu, Luoise..Diriku sendiri bahkan tidak tahu untuk apa masih bernapas sampai hari ini, selama hidupku hanya dipenuhi kekosongan. Kosong dan menyakitkan sampai aku mau mengakhi.."

"Aku tahu," Potong Luoise.

Belle melihat laki-laki itu dengan tatapan bertanya, "Kau tahu apa?"

"Aku sudah melihat serpihan dari ingatanmu, kau memang menyedihkan. Begitu lemah dan tidak bisa bangkit dari ruang gelap yang mengurungmu seperti pengecut." Ucapnya ringan.

Belle terdiam, kata-kata Luoise memang menusuk tepat di dadanya. Ia ingin kesal namun semua yang diucapkan oleh laki-laki itu benar adanya, tidak ada alasan untuk ia tidak menerimanya.

"Manusia bajingan itu, apa aku perlu menyingkirkannya?" Tanya Luoise.

Belle seketika menatap laki-laki itu serius, Alex? Semudah itu bisa ia singkirkan?

"Aku lihat kau sangat takut dengannya, bahkan rasa takutmu lebih besar dari keinginanmu untuk hidup, menyedihkan sekali" Ucap Luoise datar.

"Kau bisa menyingkirkannya?" Tanya Belle dengan wajah seperti anak yang akan dibelikan mainan baru.

Luoise menatap gadis itu datar dan membuang wajahnya lagi, "Bukankah aku bilang jika aku akan menjaga dan menuruti apapun kemauanmu? Mengapa masih bertanya?"

Belle mendelik, sepertinya terikat dengan Demon tidak begitu masalah pikirnya.

"Yah..sepertinya tidak masalah jika terikat denganmu, tapi..Apa yang akan orang-orang katakan jika mereka tau bahwa aku menyimpan seorang pria di dalam rumahku?!" Ucap Belle serius.

Luoise terlihat berpikir, ia baru sadar jika sekarang dirinya benar-benar total tidak mempunyai apa-apa. Terlihat hina sekali seorang bangsawan Demon kini tinggal di dunia manusia dan bahkan bertahan hidup dengan mengemis darah dari inangnya. "Seperti fakir miskin saja," Batinnya.

Belle melihat Luoise dengan tatapan heran, laki-laki itu sibuk menggelengkan kepalanya dengan dahi berkerut, "Kau kenapa?"

Luoise menatap gadis itu datar dan menghela nafas panjang, "Soal itu, aku bisa memanipulasi ingatan mereka, tenang saja." Ucapnya ringan.

Belle mengangguk pelan walaupun masih heran dengan tingkah laku Luoise, laki-laki itu nampak sedang berfikir keras sekali sampai dahinya berkerut.

"Kau kenapa? Dahi mulusmu akan cepat keriput jika seperti itu" Celetuk Belle.

Luoise tersentak, ia melihat gadis itu dan mendengus pelan. Isi kepalanya sekarang juga tengah berkecamuk, kehilangan kekuatan juga kekuasaan benar-benar membuatnya terlihat begitu menyedihkan. Tetapi, setidaknya sekarang ia mempunyai manusia yang sudah bersedia untuk mengikat kontrak dan menjadi inangnya. Walaupun akan merepotkan karena hubungan mereka tidak akan terputus sampai gadis itu mati, tetapi untuk sekarang setidaknya sekarang ia bisa bertahan hidup.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!