Chapter 03 : Aku Butuh Darahmu

Hening, yang terdengar hanyalah suara detak jantung dan irama nafas dari tubuh hangat yang dipeluknya sekarang. Belle tenggelam dalam pelukan Luoise, tubuhnya begitu kecil hingga seakan menghilang dan tenggelam dalam dekapan tubuh besar milik laki-laki itu.

Tenang, sesaat sebelum ia tersadar dan melepaskan dirinya dari Luoise, "Kau..memang selalu seenaknya ya?" Lirih Belle.

Namun kali ini berbeda, gadis itu tidak lagi marah atau pun mengamuk seperti sebelumnya. Ia hanya menjauh beberapa langkah sambil menatap tajam kearah Luoise.

"Memangnya jika aku meminta izin kau akan menyetujuinya? Nona?" Jawab Luoise enteng, laki-laki itu berjalan santai menuju sofa panjang milik Belle dan duduk di sana dengan tenang.

Belle hanya terdiam melihat Luoise, otaknya sekarang sedikit kesusahan mencerna apa yang barusan terjadi. Sedangkan laki-laki itu dengan santainya bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa.

"Sekali lagi, tolong perjelas kau ini apa," Ucap Belle sembari membuka tirai di kamarnya dengan kasar.

Tidak ada sahutan, Belle membalikkan badannya dan alangkah terkejutnya ia saat mendapati Luoise sudah berdiri tepat di hadapannya dan sekarang jarak antara wajahnya dengan dada bidang laki-laki itu mungkin hanya sejengkal, "Arghh, mengagetkan saja. Kau.." Kalimatnya terpotong saat Luoise menunduk hingga manik mereka saling bertatapan.

"Apa keluargamu pernah melakukan perjanjian dengan Iblis darah?" Luoise menatap lekat manik merah darah milik Belle.

Belle mematung sebentar sebelum mendorong dada Luoise agar jarak mereka lebih lebar, raut wajahnya sudah jelas menunjukkan bahwa gadis itu sedang bingung, "Iblis darah? Apa maksudmu?" Tatap Belle dengan penuh tanda tanya.

Luoise diam menatap gadis itu sesaat dan berbalik menjauhi belle, kembali duduk ke sofa panjang tempat ia bersantai tadi, "Sudah kuduga kau ini polos sekali," Jawabnya singkat, " Mempunyai tanda sejelas itu dan bisa-bisanya kau tidak peduli" Sambungnya lagi.

"Apa? Tanda apa? Bisakah kau tidak berbicara separuh-separuh seperti itu? Selain suka seenaknya kau juga suka menggantung kata-kata dan hal yang kau katakan!" Frustasi Belle.

Gadis itu berdecak kesal dan mengambil mantel miliknya dari dalam lemari, "Aku akan turun sebentar, jika kau lapar atau ingin makanan ikuti saja aku kebawah," Ucap Belle sambil berjalan membuka pintu kamar dan keluar, "Lagi pula siapa dia sampai harus ku suguhi makanan?" Desisnya pelan diiringi raut muka yang sinis.

Ia berjalan santai menuruni anak tangga, lampu-lampu sengaja dipadamkan membuat rumah besar itu terlihat seperti kastil tua berhantu. Padahal jika semua penerangan dinyalakan, rumah itu adalah tempat tinggal yang sangat indah dengan ukiran yang dibuat penuh di setiap dinding ruangannya. Bangunan itu memang bergaya rumah Eropa pada abad pertengahan, dulunya Ayah Belle sangat menyukai Eropa dan segala keindahan tempat itu. Bahkan, rumah ini adalah hasil dari rancangannya sendiri.

"Hhhh..membosankan" Lirih Belle sambil membuka kulkas dan mengambil dua lembar roti tawar.

Ia memasukkan roti itu ke dalam alat pemanggang lalu mengambil beberapa bahan lain seperti keju dan daging ham, seketika roti miliknya matang gadis itu langsung menaruh semuanya hingga terbentuk sebuah makanan yang biasa disebut dengan sandwich, "Sempurna," Gumamnya lalu melahap sebagian yang telah dipotong menjadi dua olehnya.

Ia memakan sandwich miliknya dengan santai di meja makan besar dengan penerangan minim, sebenarnya bisa saja lampunya dinyalakan, namun ia lebih suka tempat yang minim cahaya seperti itu karena "tenang" katanya.

Baru memakan roti itu separuh namun ia sudah cukup kenyang, saat ingin mengambil separuh roti yang tersisa matanya terpaku pada pergelangan tangannya. Ia ingat jika semalam baru saja melakukan tindakan bodoh dengan menyayat pergelangan tangannya begitu dalam hingga darah tidak berhenti keluar dari sana, namun yang membuatnya heran adalah sekarang di mana bekas luka itu.

Ia terpaku sebentar, semuanya begitu abstrak. Terbangun dari tidur dan mendapati laki-laki asing yang mengaku jika dirinya adalah Demon yang terikat dengannya. Lalu bekas lukanya semalam juga menghilang, rasanya seperti berada diantara mimpi dan kenyataan. Mana yang harus ia percaya?

Belle mengamati kedua pergelangan tangannya, bersih dan tidak ada bekas luka bahkan goresan sama sekali, "Dimana bekas lukanya.." Desisnya lirih.

Gadis itu melamun sebentar, apa itu mimpi? Pikirnya. Sesaat ia tersentak, Luoise! Apa mungkin laki-laki itu juga mimpi? Ia ingat jika tadi ia meninggalkan Luoise di kamarnya untuk turun sarapan dan sekarang laki-laki itu tidak menyusulnya sama sekali.

Belle bergegas kembali ke kamarnya, menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa dan melangkah cepat agar bisa kembali kesana. Bahkan jika ini mimpi maka ia akan sangat senang, tidak ada lagi laki-laki aneh atau Iblis atau apalah yang akan mengganggunya dengan perjanjian dan kontrak yang tidak masuk akal. Segaris senyuman terukir di bibir merahnya, Belle sudah tiba didepan kamarnya dan dengan cepat membuka pintu itu.

Klakk~

Raut Belle yang tadinya seperti bocah baru mendapatkan mainan kini berubah menjadi datar, "Bukan mimpi ternyata," Lirihnya sambil menutup pintu kamar dan berjalan kearah kasurnya lalu duduk disana menatap tajam kearah Luoise.

Luoise yang sedang membaca buku yang ia ambil dari perpustakaan pribadi yang ada di kamar Belle balik menatap gadis itu karena sadar bahwa Belle sejak tadi tidak berhenti menatapnya, "Kenapa? kau sudah selesai makan?" Tanya Luoise.

Belle mendengus kesal, padahal tadi ia sudah merasa senang sekali karena berfikir bahwa laki-laki, tidak, Demon itu hanyalah mimpinya, "Apa kau yang menghilangkan luka ini?" Ucap Belle sambil mengangkat tangan kiri dan menunjuk kearah pergelangan tangannya yang kecil.

Luoise menatap datar dan mengangguk, "Lukanya hilang sesaat setelah aku meminum darahmu malam itu," Jawabnya singkat.

Belle mengeryit, ia tahu bahwa bangsa Demon mempunyai kekuatan sebagai penyembuh. Bahkan menurut legenda, jika ada yang kehilangan separuh badannya asal masih bernafas maka para Demon bisa menyembuhkannya. Walaupun di sisi lain bangsa demon juga penghancur paling kejam yang tidak mempunyai belas kasihan.

Luoise menutup bukunya, ia bangun dari duduknya dan berjalan ke arah balkon milik Belle. Laki-laki itu menatap langit yang tertutup awan kelabu, hamparan salju diluar masih bertahta karena cahaya sang surya tidak bisa menembus banyak dan melelehkan mereka.

"Malam ini tidak ada bulan lagi ya," Lirihnya.

Belle melirik laki-laki itu, sebenarnya pertanyaan yang ada di kepalanya masih sangat banyak. Namun ia memilih untuk tidak banyak bertanya lebih dulu, perasaannya sekarang masih campur aduk tentu saja. Dan yang membuatnya sedikit heran sekarang adalah fakta bahwa ia merasa "aman" berada di dekat laki-laki itu, Belle sangat takut berada ataupun bersentuhan dengan laki-laki seumur hidupnya. Namun Luoise berbeda, tidak ada rasa gelisah dan ketakutan ataupun ancaman seperti yang biasa ia rasakan.

"Selama musim dingin, akan sangat sulit melihat bulan berada diatas sana," Ucap belle sembari berjalan mendekati Luoise, "Kau menyukai bulan?" Sambungnya lagi.

"Ya, sangat." Sahut Luoise singkat.

Belle mengangguk, "Sangat indah bukan, aku juga menyukainya.

"Aku sangat membutuhkannya," Lirih Luoise, suaranya sedikit bergetar.

Belle menoleh ke arah laki-laki itu, "Membutuhkan apa? Bulan?" Tanya gadis itu heran.

Tidak ada sahutan, laki-laki itu diam menunduk. Belle hanya menatapnya heran, cukup lama hingga gadis itu mencoba bicara lagi, "Kenapa kau tidak menjawabku?" Belle mengeryit, ia berpindah posisi menjadi ke depan Luoise.

Tangannya terulur untuk menggapai pundak Luoise, belum sempat ujung jemari miliknya menyentuh laki-laki itu. Luoise lebih dulu mencengkram kedua pundaknya yang membuat Belle sangat kaget. Bukan karena cengkraman Luoise, tetapi karena laki-laki itu menatapnya dengan wajah pucat seperti mayat. Bahkan mayat tidak seperti itu, kulitnya yang memang sudah pucat kini benar-benar terlihat seperti manekin putih. Bibirnya yang semerah darah kini hampir tidak berwarna sama sekali, mata sapphire yang terlihat bersinar itu sekarang redup bagai tidak ada kehidupan.

Belle ketakutan tentu saja, apa laki-laki itu akan berubah menjadi monster atau semacamnya? Pikirnya.

"Lu-Luoise?..Kau kenapa?" Tanyanya gemetar.

"Bulan..Aku butuh cahaya bulan agar bisa hidup" Suara laki-laki itu bergetar.

Belle tidak bisa apa-apa, ia juga kebingungan. Dimana ada cahaya bulan sedangkan sudah sebulan ini ia tidak pernah melihat bulan sama sekali karena sedang musim salju, "Dimana aku harus mencari bulan?? Tidak ada bulan di musim dingin" Ucap Belle gelisah.

Tubuh Luoise terhuyung hingga jatuh berlutut di depan Belle yang sedang kebingungan, gadis itu juga benar-benar khawatir sekarang. Luoise sudah terlihat seperti orang yang benar-benar akan mati, "Kemari, kembali kedalam. Kau bisa mati beku jika pingsan disini," Paniknya sambil berusaha membangunkan tubuh Luoise.

Dengan susah payah ia membawa Luoise yang sudah mulai kehilangan kesadaran dan dengan segenap tenaganya ia berhasil mendaratkan laki-laki itu ke atas ranjangnya dengan aman.

"Fuuuh~ Kau berat sekali sialan!" Umpat belle.

Gadis itu berusaha bangun, separuh lengannya tertindih Luoise karena tadi ia memapahnya, "Permisi, tanganku. Tanganku kau tindih Luoise.." Belle berusaha menarik tangannya namun Luoise terlalu berat hingga gadis itu ikut tertarik dan jatuh ke kasur.

"Shhhh..Apa kau tidak bisa mengangkat badanmu sebentar?!" Umpat gadis itu entah yang ke berapa kalinya.

Ia diam sebentar menormalkan nafasnya, Belle berusaha menarik bantal yang mengganjal sebelah sisi badan Luoise agar ia bisa lebih mudah melepaskan tangannya yang membuat leher gadis itu menjadi sangat dekat dengan wajah Luoise.

"Uuh kenapa susah sekali.." Keluh Belle.

"AKHHHH!!"

Terpopuler

Comments

Queen'sleeve

Queen'sleeve

emng setan makan?

2022-11-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!