Beberapa hari semenjak pak Marvel menyatakan perasaannya pada Dea, ia selalu memantau kegiatan Dea bersama teman-temannya. Suatu hari ia melihat Dea sedang duduk sendirian di taman sambil membaca buku, saat hendak menghampiri Dea, ia melihat beberapa murid lain menghampiri Dea.
Marvel hanya memandang Dea dari jauh, ada rasa bahagia yang ia rasakan ketika melihat Dea tersenyum bersama kawan-kawannya.
''Apa yang sedang kamu lakukan?'' Tanya Boy menghampiri Marvel yang sedang duduk di salah satu kursi taman sembari memandang Dea.
''Ngak ngapa-ngapain cuma lagi cari udara segar aja''
''Halahh... udara segar udara segar, pasti kamu lagi liatin Dea kan?"
"Hehehehe tuh kamu tahu pake nanya lagi, by the way gimana sih cara naklukin hati perempuan?''
''Emang kamu belum bilang sama Dea kalau kamu suka sama dia?''
''Udah Boy, tapi katanya ia belum mau menjalin suatu hubungan''
''Maksudnya kamu di tolak gitu? Hahaha seorang Marvel Geraldi di tolak cewek hahahaha'' ledek Boy.
''Emang kamu ngomong gimana?'' Tanya Boy.
''Ya aku bilang aku suka sama dia terus aku tanya lagi, dia mau jadi calon istri ku apa ngak?''
''Ya jelas dia nolak kamu Vel, orang masih sekolah sudah di minta jadi calon istri hahahha''
''Aku kan ngak tahu yang namanya ngomong basa-basi kamu kan tahu sendiri, aku kalau ngomong langsung pada intinya''
''Ia tapi ngak minta anak orang jadi calon istri kamu juga Vel, setidaknya kamu bilang mau jadi pacarku atau kekasihku, ini kamu langsung minta jadi calon istri jelas dia ngak maulah, orang dia masih sekolah''
''Iya...iya nanti aku coba lagi''
''Coba lagi gimana bukannya kamu udah di tolak?''
''Siapa yang bilang aku di tolak? Dea cuma bilang dia belum siap jadi aku bilang sama dia jika aku akan terus berusaha untuk mendapatkan hatinya dan aku akan menunggu sampai ia siap dan ia setuju''
''Oh gitu, nanti aku bantu, gimana caranya dekatin Dea''
''Makasih bro'' ujar Marvel merangkul pundak Boy.
''Iya.... tapi ingat ada uang tipsnya''
''Ok''
''Eh mau kemana mereka?'' ujar Boy melihat Dea dan teman-temannya beranjak dari tempat duduk mereka.
''Paling mau balik ke kelas ngak lama lagi kan bel bunyi'' ujar Marvel dan di angguki oleh Boy.
Dea dan teman-temannya meninggalkan taman, mereka akan kembali ke kelas karena tak lama lagi kelas akan di mulai.
Dea tak menyadari jika saat di taman tadi Marvel terus memperhatikan dirinya.
''De, tadi aku lihat pak Marvel sama pak Boy di taman sepertinya ia sedang memperhatikan kamu'' ujar Darmi sesaat setelah mereka tiba di kelas.
''Oh ya? Tapi aku ngak liat, mungkin mereka juga sedang menikmati udara sejuk di taman''
''Tapi aku liat pak Marvel terus melihat ke arah kamu''
''Ngak mungkin ah.. cuma perasaan kamu aja kali, ngapain pak Marvel mau ngeliatin aku atau jangan-jangan dia liatin kamu''
''Pak Marvel kan suka sama kamu De, masa kamu ngak paham-paham sih. Oh iya serius nanya nih De, yang aku liat di perpus waktu itu benaran kamu sama pak Marvel kan?''
''Bukan'' elak Dea.
''Ngak mungkin kalau bukan kalian, orang suara sama postur tubuh kalian sama. Ayolah cerita sama aku De''
''Iya..iya.. itu aku sama pak Marvel. Tapi jangan bilang siapa-siapa''
''Iya aku ngak bakal bilang sama siapa-siapa tapi kamu harus cerita sama aku apa yang terjadi di perpus waktu itu''
''Iya''
''Ya udah ayo ceritakan''
''Jadi waktu itu pak Marvel minta aku ikut ke perpus katanya ada yang ingin ia sampaikan, sebenarnya dia minta waktu saat pulang sekolah, tapi karena saat itu kita ngak ada kegiatan jadi aku bilang sekarang saja''
''Terus... terus''
''Terus aku ikut ke perpus pas sampai disana aku cari-cari buku dulu untuk aku baca saat sudah dapat aku ikut duduk di kursi yang berhadapan dengan kursi yang di duduki pak Marvel. Tanpa basa-basi pak Marvel langsung bilang dia suka sama aku, awalnya aku pikir pak Marvel bercanda tapi setelah dia bilang dia jatuh cinta sama aku dan meminta aku jadi calon istrinya aku baru ngeh kalau ternyata pak Marvel serius''
''Terus kamu terima ngak?''
''Ngaklah, aku itu masih mau sekolah belum ada pikiran buat begituan lagian ngak mungkin juga pak Marvel serius''
''Pak Marvel pasti serius, kamu tahu kan pak Marvel orangnya ngak suka bohong jadi apa yang di ucapkan pasti betul''
''Apa iya? Kayaknya ngak mungkin pak Marvel suka sama aku''
''Apa yang ngak mungkin kalau hati sudah memilih De, terus pak Marvel ngomong apa lagi waktu kamu tolak''
''Dia cuma bilang dia akan terus berusaha sampai aku mau dan siap untuk menjalin hubungan dengannya, karena ngak tahu mau ngomong apa aku iyain aja''
''Nah bagus tuh'' ujar Darmi mengangkat ibu jarinya.
''Bagus apa?''
''Ya bagus, artinya kamu kasih kesempatan untuk pak Marvel. Percaya pada ku bahwa suatu saat nanti pasti kau juga akan jatuh cinta sama pak Marvel''
''Ngak mungkin''
''Kita liat saja nanti''
Keduanya masih terus berdebat tentang apa yang akan terjadi pada Dea dan Marvel. Darmi dengan keyakinannya bahwa Dea akan jatuh cinya pada Marvel dan Dea yang tetap pada pendiriannya jika ia tidak akan jatuh cinta pada gurunya itu.
Sementara itu di ruang guru Boy dan Marvel bersiap untuk menuju ke kelas dimana mereka akan mengajar.
Ketika Marvel mengangkat buku dari dalam tasnya ia melihat jaket Dea yang ia pakai waktu itu.
''Ada apa Vel?''
''Itu Boy, jaket Dea yang aku dia pinjamkan waktu itu belum aku balikin''
''Nah, kesempatan bagus tuh buat dekatin Dea?''
''Maksudnya gimana Boy?''
''Jaket Dea masih ada sama kamu kan? Nah pulang sekolah nanti kamu ajak Dea ketemuan, ajak kemana gitu trus kamu ungkapin lagi perasaan kamu, kali aja Dea udah buka hati buat kamu''
''Ide bagus tuh, tapi gimana cara ngomong sama Dea?''
''Nanti aku yang ngomong sama Dea, ini jadwal ku di kelasnya''
''Ok deh, makasih ya bro. Awas kamu kalau kamu godain Dea''
''Iya... janji ngak bakalan ngak godain Dea hahahaha'' Boy berlari keluar dari ruang guru sementara Marvel tersenyum memandang jaket yang ada di dalam tasnya sebelum keluar dari ruang guru.
Sepanjang ia mengajar di jam itu, ia terus melihat jam yang ada di pergelangan tangannya ia sudah tak sabar ingin menemui Dea. Sepanjang jam pelajaran ia terus tersenyum dan membuat para siswa dan siswi merasa heran.
'Semoga Boy bisa mengajak Dea bertemu dengan ku nanti' doanya dalam hati.
Di kelas Dea, boy sedang berusaha fokus menyampaikan materi yang ia ajarkan. Bukan karena tak menyiapkan materinya namun karena ia berusaha mencari cara untuk membuat Dea dan Marvel bertemu.
Ia akhirnya menemukan ide setelah melihat lembaran yang harus di serahkan ke kantor Dinas Pendidikan siang ini berada di dalam tasnya.
Setelah jam pelajaran berakhir pak Boy menahan Dea saat akan keluar kelas.
''Bisa bicara sebentar Dea?'' Tanya Boy.
''Bisa pak, ada yang bisa saya bantu?''
''Bapak ingin minta tolong kamu temani pak Marvel mengantar surat ke kantor dinas hari ini. Sebenarnya bapak yang harus menemani pak Marvel tapi saya merasa kurang sehat''
''Boleh pak. Tapi kamu pulangnya bagaimana Mi?''
''Aku pulang sama pak Boy hari ini, kamu pergi saja'' ujar Darmi mengerti maksud dan tujuan dari ucapan sang guru yang sekaligus sebagai pamannya, adik dari ibunya.
''Pak Boy?''
''Ia, tenang aja aku aman sama pak Boy, benar paman''
''Benar, nanti saya yang akan antar Darmi pulang''
Akhirnya Dea pergi menemui pak Marvel ke ruang guru tanpa ia tahu jika semua yang terjadi sudah direncanakan oleh Marvel dan Boy.
''Selamat siang pak, saya di minta pak Boy untuk menemani bapak ke kantor dinas, katanya pak Boy sedang kurang sehat'' ujar Dea saat bertemu dengan Marvel di depan ruang guru.
'Ternyata ini rencana kamu Boy' ujar Marvel dalam hati.
''Oh begitu, tunggu saya sebentar ya saya ambil berkasnya dulu'' Marvel berlalu menemui Boy yang sudah masuk ke ruang guru.
''Jadi pak Boy itu paman kamu?'' Tanya Dea pada Darmi.
''Iya De, dia itu adik bungsu mama ku. Hati-hati ya jalan sama pak Marvel, nanti kamu bisa jatuh cinta'' ledeknya pada Dea.
''Apa sih Mi, kita itu mau ngantar berkas bukan mau jalan-jalan''
''Ngantar berkas sekalian pedekate hahaha''
Di dalam ruang guru Boy dan Marvel menyiapkan berkas yang akan di bawa oleh Marvel.
''Gimana ide aku bagus kan?''
''Mantap Boy, aku bisa sekalian ngajak dia jalan-jalan''
''Hati-hati bawa anak orang''
''Iya maksih ya'' Marvel berlalu keluar dari ruang guru dengan senyum merekah.
Darmi yang melihat Marvel datang menggoda Dea.
''De, calon suami kamu udah datang tuh''
''Apa sih Mi'' ujar Dea.
''Ayo Dea, oh iya ini jaket kamu terimakasih sudah meminjamkannya pada ku''
''Sama-sama pak''
''Darmi, saya pinjam teman kamu dulu ya''
''Iya pak, jaga teman saya baik-baik ya pak''
''Pasti Darmi, ayo Dea. Ini pakai helmnya dulu''
Marvel memberikan helm pada Dea, setelah memakai helm, Marvel menggandeng tangan Dea menuju ke parkiran motor. Boy dan Darmi yang melihat adegan itu tersenyum sedangkan Dea kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments