Memeras Jantung

Suasana siang memang begitu panas, sedangkan ketika terlalu panas Aini mudah untuk dehidrasi. Tubuh yang mulanya bersemangat, kini tengah lemah layu; layaknya tanaman yang tak pernah dapat minum dari majikan.

Siang ini, ya.. Hari Senin.

Dia harus kuliah di hari Senin sampai Kamis,

Otomatis di hari ini dia akan berangkat kuliah, namun bagaimana jikalau tubuhnya layu seperti itu?

Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 11.35 WIB, pertanda dia harus pulang dari tempat kerjanya. Dengan tubuh sok semangat dia membereskan barang dagangan sekaligus menyapu sisa-sisa potongan kain juga debu-debu yang menghampiri toko itu.

Tangannya meraba colokan untuk melepaskan ikatan antara listrik dengan mesin jahit, juga antara listrik dengan kipas angin. Tidak terlupakan, toko masih terlihat cerah, terlihat di atas ada si kecil sedang menyala; kemudian tanpa basa-basi Aini menidurkan si lampu kecil itu.

"Hmmmm,,, akhirnya selesai juga." Aini membuang napas leganya.

Aini beranjak keluar dari toko dengan membawa tas selempang lucu miliknya, yang paling penting adalah induk kunci sekaligus kunci motor juga kunci tokonya. Paket komplit pokoknya.

Dia menarik tali yang menjuntai dari atas, itu adalah tali yang membantu dia untuk menutup pintu toko.

"Brak," pintu toko mulai tertutup dan Aini tengah asik mengaitkan induk kunci ke pintu itu.

Setelah terkait, Aini langsung melangkah sedikit demi sedikit,

"Sreeeeeek,, sreeek, sreeek,,"

Dari suara sendal itu terlihat tubuh yang sudah sangat layu,

"Hadeeeeh, berasa capek banget hari ini."

Dia segera melajukan langkah kakinya, agar lekas sampai pada sandaran ternyaman yang akan dirasakan oleh tubuhnya.

"Kasur oh kasur," teriaknya dalam batin.

Meskipun kasur yang kerap kali dipakai itu tidak selembut kasur istana, tapi tubuhnya sudah sangat membutuhkan sandaran ternyaman. Ya meskipun kasur itu berasa agak keras yang mungkin disebabkan kebanyakan keringat yang diserap, Aini tidak berniat sama sekali untuk menggantinya.

Laju kaki Aini berhenti di atas sisi kanan kiri motor supra X, yang tepat berada dalam parkiran motor di samping pasar.

Tidak berpikir panjang, Aini langsung mencolokkan kunci motor pada jodohnya. Ya, meskipun dia terlihat begitu kecapekan; masih yakin bisa mengendarai motor dengan baik dan benar. Motor Supra X yang dia naiki tidak bisa distarter di bagian dekat gas, melainkan harus mengeluarkan tenaga untuk menyalakan motor tua itu.

"Monggo, Pak!" Kode Aini yang sering digunakan untuk pergi meninggalkan tempat parkir.

"Iya, Monggo!" balas si tukang parkir dengan begitu ramah.

Aini langsung saja menancap gas, namun sayang ...

Dia harus antri, menunggu mobil-mobil yang sedang berlalu lalang.

"Maju mundur, maju mundur, cantik,"

eh malah nyanyi.

"Mobil ini ujungnya di mana ya? Kok nggak habis-habis?"

Aini mulai monolog dengan dirinya sendiri; sambil melihat jam yang melilit di pergelangan tangannya; Aini merasa geram dan gugup sendiri.

"Ah, ayolah! ini sudah jam 11.55. Nanti aku bakalan telat ini. Eeeeeeeeeeem,,"

Sambil komat-kamit baca mantra untuk diberikan jalan, Aini antara takut telat dan tubuhnya sudah terasa lemah letih.

Beberapa menit kemudian; yang tadinya seperti mobil gandeng, berubah untuk saling jaga jarak aman.

Aini kembali menancap gas dengan hati-hati juga memperhatikan samping kanan dan kiri.

"Alhamdulillah,, akhirnya dapat jalan juga."

"Hmmmm ,,, Anginnya mulai menusuk relung hati."

"nananananaaaa,,,"

Tidak ada perjalanan tanpa konser di hidup Aini,

Seringkali dalam konsernya itu dia mampu menciptakan beberapa lagu, sayangnya..

Lagu itu hanya satu kali pakai, hehehe...

Artinya; lagu itu sekali diungkapkan tidak bisa dia ungkapkan kembali, baik nada maupun liriknya. Padahal waktu nyanyi dia enjoy dan sangat amat menikmati setiap bait-bait lagunya itu.

Anehnya lagi, kalau dia sudah memegang pena dan kertas; apa yang ada pada pikirannya itu hilang seketika. Seperti halnya telah dikasih obat bius oleh pena dan kertas. Padahal dia sangat ingin bercerita pada kertas yang dihadapinya itu, namun ada saja yang akan menghalanginya.

"Andai ku malaikat, ku potong sayap ku,"

Pas dia menyanyikan lagu itu,,

deg,

"Oh jadi itu sebabnya Tuhan tidak menjadikan aku sebagai malaikat. Khawatir kalau aku akan melukai diri sendiri, eeeeem makanya."

Otak selalu berjalan, meskipun dalam keadaan runyam.

Itulah kelebihan Aini,,, padahal dia sedang merasa kekurangan air dalam tubuhnya, masih saja pikirannya tak lelah berjelajah ke sana kemari.

"Kok nggak sampai-sampai ya?" Seketika dia melihat jarum kecepatan pada motornya.

"Ups,,, ya bagaimana mau sampai, cuma jalan kurang dari 40. astaghfirullah."

Selama perjalanan Aini tidak memperhatikan jarum kecepatan, yang ada dia disibukkan dengan lagu dan pikiran tidak jelasnya.

Aini pun menambah kecepatan hingga jarum itu menunjuk ke arah garis tengah antara 60 dengan 80, artinya kecepatan itu bertambah begitu cepat.

"hmmmmmmm,,, akhirnya sampai juga."

Motornya pun berteduh di depan rumah, di mana samping rumah Aini terdapat pohon cinta, pohonnya bisa berbelok layaknya dekorasi rumah. Cocok buat berteduh si motor Supra X itu.

Motor sudah parkir dengan tepat, Aini segera masuk rumah dan tanpa henti langsung bersiap untuk segera berangkat kuliah. Sebab dia kuliah tidak memungkinkan untuk menggunakan motor Supra itu, bukan karena termakan gengsi; melainkan motor itu platnya sudah dimatikan, sebab bapak merasa kejauhan untuk membuat plat itu hidup kembali.

Motor itu adalah satu-satunya, tidak ada duanya bahkan tiganya. Jadi nanti Aini akan naik bus ataupun angkot untuk melaju ke kampus hijaunya.

Nah,

Persiapan apa saja yang dilakukan Aini ketika hendak berangkat kuliah sih?

Aini tadi sesampai di rumah sudah pukul 12.15 WIB, dia akan kehabisan waktu untuk siap-siap; bahkan belum lagi menunggu bus ataupun angkot, jadi dia sangat amat buru-buru takut terlambat.

Sehingga hal yang diidam-idamkan sesegera dia singkirkan, belum cukup waktu untuk bersua terlebih dahulu dengan kasur. Aini harus lekas bersiap-siap untuk berangkat kuliah.

Dalam waktu itu Aini hanya mampu menyempatkan buat wudlu, sholat, ganti pakaian, makan, mencium tangan ibunya, dan berangkat.

"Ah, sialan! bakalan telat nggak ya? Ya Allah, semoga nggak telat."

Dalam batinnya selalu saja tidak lepas dari doa, padahal dia sedang berhadapan dengan ibunya yang tengah mengulurkan uang saku.

Sebagai seorang anak yang ingin menjadi yang terbaik itu tidak lupa mencium tangan ibunya, ketika beliau ada di rumah. Bukan hanya ibu, ketika ada bapaknya pun dia tetap berusaha mencium tangan-tangan mereka.

"Assalamualaikum, Bu!" Dia melepas tangan ibunya dan berteriak tanda terburu-buru.

"Wa'alaikum salam, hati-hati!" Ibunya melepaskan napas dengan begitu sabar.

"Siaaaaaap!," Suara samar yang terhalang oleh suara motor Supra X itu masih terdengar oleh sang ibu.

Iya, dia masih menggunakan motor Supra X. Karena jarak antara jalan raya dengan rumahnya itu lumayan menguras waktu kalau dijamah dengan langkah kaki. Motor itu nantinya akan dia titipkan ke warung dekat jalan raya, yang mana pemilik warung itu masih kerabat dekat Ibunya.

"Bu lek, nitip motor!" Napasnya begitu dahsyat. Namun dia mencoba untuk menenangkan diri.

"Iya, taruh sana saja!"

"Oke, siap!"

Usai melekatkan motor pada tempatnya, Aini tidak lupa untuk bersalaman dengan Bu Leknya. Dia sambil berkata,"Aku berangkat dulu ya, Lek."

"Hati-hati ya!" Bu lek Aini memberikan peringatan.

Aini pun menjawab dengan santun,"Inggih, Lek."

Dia harus menunggu Bus ataupun angkutan umum. Sambil menunggu, dia selalu berkata dalam hati,"Ya Allah, Segerakan! Aku nanti kalau telat bagaimana? nanti kalau kena hukuman dosen bagaimana? ah,, aku tidak terbiasa dalam situasi seperti ini."

Mata Aini tengah berkaca-kaca, wanita tangguh itu sudah merasa begitu sangat amat lelah. Bukan hanya fisik, batin pun begitu lelah; sangat terlihat dari raut wajahnya.

Hingga beberapa menit berlalu bus dan angkutan umum tak kunjung datang,,

Aini sudah mulai frustrasi,

>>>Bersambung....

Terpopuler

Comments

eclipse

eclipse

waah cerita Aini semakin menginspirasi Yaa🥰 nggak sabar nunggu kisah aini selanjutnya 😁😊

2022-11-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!