Part 5

“Kenapa dia harus mengalami hal semengerikan ini?” Oliver berucap pelan.

Suzanne membuka matanya, tangannya meraih tangan sang ayah, “Papa,”

“Hei, ada yang sakit?” Kaisar Taylor memegang tangan Suzanne erat.

“Dadaku sakit, rasanya seperti terbakar,” lirih Suzanne nyaris tak terdengar.

“Apa sangat sakit?” tanya Oliver pelan.

“Sangat,” jawab Suzanne.

“Ayah, lakukan sesuatu,” desak Oliver.

“Ayah juga tidak tahu harus melakukan apa,” balas Kaisar Taylor pelan.

"Ayah, apa yang terjadi padaku?” tanya Suzanne.

Kaisar Taylor dan Oliver saling menatap, seakan saling melempar tanggung jawab untuk menjelaskan semuanya pada Suzanne, keduanya sama-sama tidak tega untuk memberitahu Suzanne tentang penyakitnya.

“Malefair, Anda mengidap Malefair, Tuan putri,” ucap dokter yang sedari tadi masih berdiri di belakang Kaisar Taylor.

Suzanne terdiam, ia tahu penyakit itu. Penyakit yang merenggut nyawa Suzanne di novelnya, tapi itu seharusnya terjadi saat ia berusia 18 tahun, usianya sekarang baru 12 tahun, artinya penyakit itu menyerangnya enam tahun lebih awal dari apa yang di jelaskan dalam novel.

Apa yang salah? Apakah karena jiwanya bukan milik Suzanne jadi penyakitnya datang lebih cepat? Atau karena aku mulai menggunakan mana untuk mengeluarkan aura? Dalam novelnya Suzanne tidak menggunakan mana sama sekali kecuali saat sihirnya mengamuk. Apakah inti mana di tubuh ini memang sudah kacau dari awal? Batin Suzanne bertanya-tanya.

“Yang mulia, untuk saat ini saran saya masih sama. Anda harus mendatangkan penyihir putih dari menara sihir agar dia bisa membantu menstabilkan inti mana Putri Suzanne sampai kita benar-benar tahu apa obat dari penyakit ini,” jelas sang dokter.

“Ibu ... juga penyihir putih kan? Dia juga berasal dari menara sihir, mereka bilang ibu masternya, kalau itu ibu, dia pasti bisa menghentikan rasa sakit ini, iya kan?” oceh Suzanne dengan suara pelan.

Benar, kalau itu Ruby, dia pasti bisa menghentikan penderitaanmu, maafkan Papa karena tidak bisa melakukan hal yang sama untukmu, batin Kaisar Taylor sedih.

“Ayah, aku tahu dua murid Ibu yang sering Ibu banggakan, mereka pasti bisa membantu Anne jika aku langsung yang memintanya,” ucap Oliver.

“Bagus, jemput mereka ke sini Oliver, sementara itu, akan lebih baik jika Anne terus berada di bawah pengaruh obat bius sampai kau kembali,”

“Yang mulia, obat bius tidak bisa sembarangan digunakan, jika seperti itu, Tuan Putri bisa saja overdosis obat bius,” sanggah dokter.

“Lalu apa lagi yang bisa kita lakukan?! Aku tidak mau melihat putriku kesakitan lebih lama lagi!” seru Kaisar Taylor murka.

“Yang mulia, untuk saat ini saya tidak bisa menyarankan apa pun kecuali agar Putra Mahkota cepat menjemput penyihir putih dan membawanya kemari secepat mungkin, sementara itu saya hanya bisa memberikan obat pereda nyeri yang tidak akan terlalu membantu,” jelas dokter.

“Baiklah, aku akan langsung berangkat menggunakan portal, aku akan mencoba membawanya kembali secepat mungkin,” ucap Oliver bertekad.

“Grand Duke, temani Putra Mahkota, dan kalian harus kembali secepatnya, mengerti!” Kaisar Taylor memberi perintah dengan tegas.

“Baik, Yang Mulia,” balas Grand Duke tegas.

Grand Duke dan Oliver pergi meninggalkan kamar Suzanne, di susul dengan masuknya Lucian ke dalam kamar Suzanne.

“Kakak, ada apa ini? Apa yang terjadi?” Lucian bertanya dengan mata berkaca-kaca.

“Lucian, jangan menangis, kakak baik-baik saja,” bisik Suzanne lirih.

Ah, yang benar saja, baik-baik saja apanya, jantungku rasanya seperti terpanggang di dalam sana! Batin Suzanne menggerutu

“Lucian, pelajaran sihirmu sudah sampai mana?” tanya Kaisar Taylor tiba-tiba.

“Papa, jangan, Lucian masih terlalu muda untuk melakukan pengobatan,” lirih Suzanne.

“Dengan kemampuan dan usianya, Yang Mulia pangeran kedua hanya bisa mengurangi rasa sakitnya, tidak bisa menenangkan inti mananya,” jelas dokter.

“Ada apa? Apakah sihirku bisa membantu kakak?” tanya Lucian.

“Papa ...”

“Tidak apa-apa kak, kalau untuk membantu kakak, aku tidak masalah,” sela Lucian.

“Lucian, ayah tidak mau memaksamu, ini juga bukan perintah, ayah hanya ingin meminta bantuanmu, mau atau tidaknya, itu terserah kamu,” Kaisar Taylor berucap pelan.

“Aku mau,” balas Lucian mantap.

“Baiklah Yang mulia, Anda hanya perlu menggenggam tangan Tuan putri dan menyalurkan sedikit mana Anda pada beliau, sedikit saja,” jelas Dokter.

Lucian mengangguk, ia menggenggam tangan Suzanne dan mulai berkonsentrasi untuk menyalurkan mananya pada sang kakak.

Suzanne perlahan bernafas lega, rasa sakitnya berkurang dan tidak sesakit sebelumnya, nafasnya mulai kembali teratur dan dan bibirnya kembali memerah.

“Lucian, cukup,” ucap Suzanne pelan.

Lucian membuka matanya, ia tersenyum puas melihat wajah sang kakak.

“Syukurlah ini bekerja,” ujar Lucian puas.

“Lucian, kerja bagus,” puji Kaisar Taylor sembari mengusap rambut putra bungsunya itu.

“Apa sekarang rasa sakitnya berkurang?” tanya Lucian.

“Jauh lebih baik, terima kasih Lucian,” jawab Suzanne jujur.

“Syukurlah,” gumam Kaisar Taylor.

“Tuan putri, pengobatan ini bersifat sementara, besok rasa sakitnya pasti akan kembali,” jelas Dokter.

“Aku mengerti,” balas Suzanne sembari tersenyum kecil.

Dokter menatap Suzanne dengan wajah penuh rasa bersalah, membuat Suzanne sedikit tidak enak.

“Jangan menatapku seperti itu, bukan salahmu kalau penyakit ini belum menemukan penyembuhnya. Toh sekarang ini hanya belum, bukannya tidak ada,” ucap Suzanne menenangkan.

“Tuan Putri, saya pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk mencari penyembuhnya, saya janji!” Dokter berucap dengan mantap.

“Baiklah, kalau begitu bagaimana jika memulainya dengan menjadi dokter pribadiku? Siapa namamu?” tanya Suzanne.

“Nama saya Ruppert, Yang Mulia, tapi saat ini posisi saya adalah dokter kerajaan,” jawab Ruppert sopan.

“Papa, papa bisa kan, mencari dokter kerajaan baru? Aku cuma mau Sir Ruppert,” pinta Suzanne.

“Baiklah, terserah tuan putri saja,” balas Kaisar Taylor lembut.

“Kau dengar kan? Mulai sekarang Sir Ruppert adalah dokter pribadiku, jadi kau harus tinggal di dekat kamarku,” titah Suzanne.

“Baik, Tuan Putri,” balas Ruppert menyetujui.

“Selena, antar Sir Ruppert ke kamar terdekat dari kamar ini,” Suzanne menatap Selena yang berdiri di dekat pintu kamarnya.

Selena mengangguk sopan, “baik, Tuan putri. Mari sir,”

“Doreen, siapkan makanku di sini saja, aku lapar,” titah Suzanne.

“Kalau begitu sekalian siapkan untuk aku dan ayah,” sambung Lucian cepat.

“Eh, kalian belum makan malam?” tanya Suzanne terkejut.

“Kami tidak bisa makan melihat kondisimu yang seperti itu,” jawab Kaisar Taylor pelan.

“Papa, seharusnya papa juga memikirkan kesehatan Papa. Papa kan harus sehat agar bisa merawatku,” omel Suzanne.

“Maaf,” lirih Kaisar Taylor.

“Kau juga Lucian. Kau masih kecil, seharusnya kau selalu makan tepat waktu agar pertumbuhanmu lancar!” Suzanne menatap Lucian tajam.

“Maaf, Kak,” lirih Lucian.

Doreen terdiam di tempat, ia tersenyum kecil, ia senang karena tuan putrinya terlihat tetap sama meskipun baru saja menerima kabar yang sangat mengejutkan.

“Doreen, tunggu apa lagi? Cepat siapkan makanan!”

Doreen tersadar, ia mengiyakan perintah tuan putrinya lalu pamit undur diri.

“Kakak, setelah ini tidurlah, aku yakin kak Oliver akan pulang besok pagi-pagi sekali,” ucap Lucian.

“Baiklah, kakak pasti akan langsung tidur,” balas Suzanne seadanya.

“Malam ini Papa akan menemanimu,” celetuk Kaisar Taylor.

“Baiklah, terserah Papa saja,” balas Suzanne.

Suzanne, aku tidak tahu kenapa tubuhmu menerima penyakit ini lebih cepat, tapi setidaknya aku tahu kalau kau sangat beruntung memiliki orang-orang seperti mereka di sisimu.

Malefair: penyakit ini belum bisa di sembuhkan. Rasa sakitnya akan hilang setelah inti mana tenang, tapi inti mana akan kembali kacau setelah beberapa saat. Dan itu akan terus terjadi hingga inti mana tidak dapat bertahan dan menghancurkan pemilik mana.

Terpopuler

Comments

Tuxepos Jasmine

Tuxepos Jasmine

serem yahhh nih penyakit....berharap smoga cerita ini happy ending

2024-02-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!