Maski sudah jam sepuluh malam, Rival masih saja latihan di kamarnya, berulang kali ia bernyanyi, mencoba menata kembali beberapa nada yang terasa hampa, lalu berulang kali mencoba bernyanyi dengan penghayatan seakan ia sedang bercerita tentang dirinya sendiri.
"Bara, sebenarnya siapa yang ada di pikiran mu saat menulis lagu ini? Apa itu ratu? Tapi jelas kamu begitu detail menceritakan gadis Jilbab biru. Lantas siapa? Apa itu... Ah aku ingat, dia pasti Hanin adiknya Gibran kan? Ya, aku ingin waktu itu kita pernah mejenguknya di pesantren dan hah ternyata Hanin orangnya, lalu kenapa hati mu malah bersama Ratu dan sekarang raga mu malah akan menjadi milik kak Ira. Bara, apa yang saat ini sedang kamu lakukan? Aku tau ini semua tidak mudah dan aku percaya kamu pasti punya alasan untuk melakukan semua ini." Jelas Rival pada dirinya sendiri.
Rival bahkan berhenti memetik gitar, kini ia malah terbuai lamunan nan jauh. Rival kembali hendak bernyanyi, namun seketika langsung terhenti saat pintu kamarnya di buka dari luar.
"Masih latihan?" Tanya Luna dengan membawa segelas susu hangat di tangannya.
'Iya ma, kan besok ada pertunjukan. Masuk ma!" Jelas Rival.
Dengan senyuman Luna masuk, lalu meletakkan gelas susu yang ia bawa ke atas meja dan ia pun mengambil tempat di samping Rival. Dengan lembut tangan Luna membelai rambut Rival membuat sang empunya tersenyum bajagia pada sang mama.
"Sayang..." Ujar Luna.
"Apa mama mau minta maaf karena nggak bisa datang ke sekolah besok?" Tanya Rival.
"Hmmm, maaf sayang!"
"Ma, ini cuma pertunjukan doang kok, lagi pula biasanya juga mama dan papa selalu datang kan. Udah mama tenang aja, nikmati acara mama besok. Aku oke, lagi pula kak Ira datang kok." Jelas Rival.
"Tapi tetap saja mama harusnya datang!"
"Ma, its oke! Makasih udah jadi mama terbaik buat aku dan kak Ira." Ujar Rival lalu segera memeluk Luna dengan begitu erat.
"Khmmmmmm, aku terlupakan!" Ujar Ira yang baru bergabung dan langsung nimbrung memeluk luna.
"Mama sayang kalian berdua!" Ucap Luna sambil menyentuh kepala kedua anak tercintanya.
"Jam berapa kalian bakal tampil?" Tanya Ira setelah acara pelukan berakhir sudah.
"Jam 11, kakak bisa datang kan?" Tanya Rival.
"Harus datang! Pasti, masa iya adik tersayang manggung kakaknya nggak nonton, ingat ntar kalau udah terkenal jangan lupa tuh sama kakak!" Ujar Ira.
"Siap bu komandan." Seru Rival tegas di ikuti oleh suara tawa Luna.
"Sekarang, udah cukup latihannya, istirahat yang cukup, supaya tenaganya full besok, selamat malam sayang!" Ujar Luna.
"Selamat malam calon vocalis ternama!" Ujar Ira sambil mengacak-acak rambut Rival dan lekas mengikuti langkah Luna tuk keluar dari kamar Rival.
_____________
"Papa sama bunda mau kemana?" Tanya Bara saat mendapati kedua orang tuanya sudah berdandan rapi.
Bara baru saja tiba di ruang tamu di mana sang bunda dan sang papa berada.
"Bara..." Ujar Dewi.
"Jangan bilang bunda nggak bisa datang ke acara aku?" Tebak Bara.
"Maafkan bunda!" Pinta Dewi.
"Percuma, emang sejak dulu papa sama bunda nggak pernah datang kan? Aku aja yang terlalu berharap!" Gumam Bara kesal karena memang sejak dulu kedua orang tuanya tidak pernah hadir di acara sekolahnya.
Bahkan saat sekolah memanggil wali murid yang kerap kali datang adalah bu Dian, salah seorang karyawan kepercayaan pak Bima, jika Dian tidak bisa datang maka yang akan menggantikan adalah Ira.
"Sayang, maaf. Bunda harus ke bandara sekarang juga soalnya jadwal penerbangan bunda dan papa di percepat!" Jelas Dewi.
"Hahhhhh, udahlah bun, sana pergi hadiri acara anak sulung kesayangan bunda!" Gumam Bara.
"Bara, jaga ucapan mu!" Tegas Bima.
"Aku bicara fakta pa! Bukankah semua waktu papa dan bunda hanya buat abang Sam." Gumam Bara.
"Kalau kamu mau waktu dari papa maka jadilah seperti abang mu itu, jangan sibuk dengan main drum yang sama sekali nggak ada manfaatnya!" Tegas Bima.
"Percuma, haiiiis!" Gumam Bara kesal dan langsung pergi bahkan dengan cepat tangannya malah menarik sebuah vas kaca yang terpajang di dinding hingga vas tersebut jatuh dan pecah.
"Bara...." Gumam Bima.
"Udah pa, jangan marahi Bara. Karena ucapan dia memang ada benarnya!" Jelas Dewi dan lekas keluar.
__________________
"Ayo siap-siap!" Ajak Gibran yang memang sejak tadi menunggu kedatangan Bara di parkiran sekolah.
"Rival mana?" Tanya Bara.
"Dia ada di ruang ganti, ayo buruan!" Ajak Gibran yang langsung menarik tangan Bara lalu keduanya berlarian menuju ruang ganti yang telah di sediakan oleh pihak panitia acara.
"Sepuluh menit lagi giliran kita, apa ada hal yang ingin kamu sampaikan? Atau ada perubahan mungkin?" Tanya Rival saat Gibran dan Bara masuk ke ruangan tersebut.
"Nggak ada!" Cetus Bara sambil melepaskan ranselnya.
Tangan Bara mengambil stik dari dalam ransel miliknya lalu sedikit membenarkan rambutnya di depan cermin.
"Bara..." Ujar Rival yang langsung memeluk erat tubuh Bara.
"Mama sama papa dan juga Hanin ikutan nonton loh, jangan kecewakan mereka bertiga yang sudah meluangkan waktunya untuk menonton perform kita, apa lagi mama, dia begitu antusias mau melihat Bara main drum, aku malah tidak di anggap sama sekali!" Jelas Gibran sambil memakai tali bas di bahunya.
Gibran dan Rival paham betul perasaan Bara setiap kali mereka mengikuti acara atau mungkin perlombaan lainnya yang berkaitan dengan musik atau sepak bola maka kedua orang tua Bara selalu tidak pernah datang, hal itu pula yang membuat Rival dan Gibran selalu saja harus berlaku konyol tuk membuat Bara baik-baik saja.
"Juga ada Ratu yang sejak tadi menunggu kamu, semangat!" Jelas Rival sambil menepuk bahu Bara.
"Hmmm, aku pasti akan memikat mama mu itu, sampai mama lupa kalau kamu itu anaknya!" Jelas Bara dengan senyuman sambil menatap pada Gibran.
"Waktunya kalian naik ke atas panggung!" Jelas salah seorang panitia.
"Oke!" Jelas Gibran penuh semangat.
"Mama dan papa mu duduk di sebelah mana?" Tanya Bara pada Rival saat keduanya berjalan beriringan menuju panggung.
"Mama dan papa nggak bisa datang..." Jelas Rival.
Kali ini Rival sedikit mendekatkan mulutnya ke telinga Bara lalu berkata " Tapi calon istri mu datang kok!" Setelah tersenyum puas Rival langsung lari menaiki panggung.
Bara mengambil posisinya di belakang drum, dan musik di mulai dengan petikan gitar khas milik Rival lalu di iringj dengan suara drum dan bass. Tangan Bara terus memukul drum dengan begitu telaten dengan mata yang terus memantau pada penonton, teriakan para penonton mulai menggema hingga lirik pertama pun di lantunkan oleh Rival.
Saat pertama kali ku melihat mu
Seketika senyuman mu,
Membius akal sehat ku,
Angin yang perlahan membelai mesra
Jilbab biru yang menutup rapat
Rambut indah mu,,,
Meski hanya aku,
Cuma diriku yang terlena,
.....Dan cerita ini
Tak ingin ku akhiri,
Jangan kau usaikan,
Aku ingin menua dengan mu,
Bersamamu, habiskan waktu
Menangis tersenyum segala
Akan baik-baik saja, saat kamu dan aku jadi kitaaaa
Dalam diam ku masih mencari jawaban,
Benarkah cinta sepihak ini
Berakhir menjadi kita....
Dan cerita ini....
Jangan kau akhiri....
Bersama, aku dan kamu, kita......
Teriakan para penggemar begitu menggema mulai dari mengikuti Rival bernyanyi hingga hanya sekedar meneriakkan nama mereka bertiga, hingga ketiganya turun dari panggung masih saja terdengar suara yang memanggil nama mereka.
"Yessss, good job!" Seru Gibran girang saat ketiganya berada di belakang panggung.
"Nggak nyangka, ternyata lagu kita langsung bisa diterima sama anak-anak!" Ujar Rival.
"The power of Bara!" Cetus Bara dan berlalu begitu saja.
"Tunggu, mau kemana?" Tanya Gibran.
"Ketema sama mama kamu lah!" Jawab Bara.
"Aku ikut!" Seru Gibran yang juga segera mengikuti Bara.
"Ayo buruan!" Ajak Bara saat mendapati Rival yang masih mematung di tempat tadi.
"Kalian duluan aja, ntar aku nyusul. Aku harus ketemu sama kak Ira dulu, dia udah bela-belain datang di tengah kesibukannya yang padat. Aku duluan!" Ujar Rival yang segera berjalan kearah yang berlawanan.
Tadi saat manggung, Bara memang terus memperhatikan para penonton, hingga dia tau persis di sebelah mana keluarga Gibran berada dan di sebelah mana Ira berdiri.
🦋🦋🦋🦋🦋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Sal Sabila
nggak kebayang pas nanti jadi istri terus manggilnya kak Ira😅😅
2022-12-11
1
♡momk€∆π♡
ceritanya sih🤔.menarik.😍..beda usia nya jauh pisan .tapi penasaran lanjut👍❤
2022-11-12
0