Balapan

Begitu tiba ditempat tujuan Axel turun dari motor bersama dengan Syasya. Tidak lama kemudian teman-teman Axel juga datang dengan motor sport-nya. Begitu juga teman Syasya dan Laura dengan mobilnya. Kini jumlah mereka sudah cukup banyak mungkin sekitar lima puluh orang jika digabung dengan anak sekolah lain.

Saat ini mereka akan balapan motor.

"Sya.. mending lo pacaran sama gue aja! gue jauh lebih segalanya dari Axel," ujar Rico ketua geng sekolah lain yang sudah lama suka dengan Syasya namun Syasya tidak pernah membalasnya.

"Dasar pechundang! berhenti ganggu pacar gue," sungut Axel.

"Kenapa? lo takut dengan gue? oke, gue janji bakalan mundur dan berhenti mengganggu Syasya dengan syarat lo kalahin gue. Tapi jika gue menang, lo harus putusin Syasya dan dia jadi pacar gue, berani nggak lo?" Rico menyeringai menantang Axel, ia sangat yakin kali ini dia akan menang melawan Axel balapan motor.

Axel diam kemudian melirik Syasya yang kini menatapnya dengan tajam. Syasya harap Axel tidak melakukan itu. Syasya tidak mau jadi bahan taruhan apalagi sekarang dia tidak mungkin bersama dengan salah satu dari mereka.

"Axel! lo nggak mungkin lakuin itu kan? gue bukan barang bergilir yang bisa kalian perebutkan. Gue nggak terima." melas Syasya.

Tapi Axel tidak perduli, gengsinya yang terlalu tinggi mengalahkan hati nuraninya. Demi terlihat hebat dihadapan teman-temannya, ia akan melakukan apa saja, termasuk menerima tantangan Rico.

"Oke!" Axel dengan mantap bertos tinju dengan Rico tanpa memperdulikan perasaan gadis yang mereka pertaruhkan.

"Lo benar-benar jahat Axel, bisa-bisanya lo jadiin gue bahan taruhan! habis sudah kesabaranku kali ini. Bulshitt dengan cintamu. Mulai sekarang gue bakalan buang rasa itu menjadi benci." batin Syasya.

"Gue nggak terima, tidak adil jika hanya kalian yang taruhan. Gimana kalau gue juga ikutan. Jika gue kalah yang juara pertama jadi pacar gue, tapi jika gue yang menang, kalian berdua pergi jauh-jauh dari hidup gue, gimana adil kan?" tantang Syasya.

Sebenarnya ia tidak cukup berani menantang mereka, tapi demi harga dirinya, ia tidak akan menyerah begitu saja pada kedua laki-laki bajingan seperti Axel dan Rico.

"Syasya! kamu tidak mungkin menang melawan aku, bagaimana jika kamu jatuh dan terluka sayang? pokoknya aku nggak mau kamu ikutan!" bentak Axel menghawatirkan Syasya.

"Kenapa? kamu takut?" Syasya ikut membentak, baru kali ini Syasya benar-benar akan melawan Axel, baginya ini kesempatan terakhir untuk putus dengannya.

"Sya.. apa yang lo lakukan? lo nggak sayang sama nyawa lo?" sela Dea berusaha menghentikan ide gila Syasya. Dea menarik tangan Syasya menjauh dari Axel dan Rico.

"Iya Sya, mending nggak usah ikutan, gue khawatir," timpal Fira.

"Kalian cukup doain gue aja." pinta Syasya.

Syasya mengambil celana panjang kulit di dalam tasnya. Langsung masuk kedalam mobil Dea kemudian mengganti rok sekolahnya. Ia memang sering membawa pakaian ganti kemana-mana karena pulang sekolah tidak langsung kerumah. Pasti dia akan nongkrong disuatu tempat bersama teman-temannya.

Rico menyeringai, mungkin kali ini dewi fortuna akan berpihak padanya, mendapatkan Syasya gadis impiannya sekaligus mengalahkan Axel.

"Terima.. terima.. terima.." sorak para penonton agar mereka menerima tantangan Syasya.

"Oke!" pasrah Axel, mau tidak mau dia harus rela melepaskan Syasya jika dia kalah, meskipun ia merasa jika dirinyalah yang akan menang.

"Setuju," timpal Rico.

Brummm....

Salah satu teman Syasya mendekat dengan mengendarai motornya kemudian turun memberikan kuncinya pada Syasya. "Sya, pakai motor gue aja, lo tenang aja, aman, gue sudah servis semuanya, buktikan pada mereka kalau lo yang terbaik," ujar Boby memberi semangat.

Boby memang sering meminjamkan motornya pada Syasya jika sedang kesal pada Axel. Dengan balapan, Syasya dapat melampiaskan kekesalannya karena perhatiannya teralihkan fokus ke jalanan.

"Thanks Bob, lo memang teman gue yang baik." Syasya mengambil kunci motor sambil menepuk pundak Boby membuat Axel naik darah tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

"Oke, sesuai kesepakatan untuk tiga orang ini ya? Tapi, jika mereka semua kalah oleh anak-anak yang lain, maka perjanjian batal, setuju?" Teriak Boby.

"Setuju..!" seru penonton kemudian mereka bertepuk tangan memberikan semangat.

Sekarang mereka sudah naik diatas motor, memasang helm kemudian menyalakan mesin motor.

Dari kejauhan Moreno dan Daffa duduk di mobil memperhatikan apa yang sedang anak-anak remaja itu lakukan.

"Bos, aku nggak salah liat kan? bahaya, Nona kecil ikutan balapan, apa dia bisa?" tanya Daffa dengan mata melotot kedepan, dimana Syasya dan yang lainnya sedang memasang helm.

"Nggak salah," jawab Moreno dengan santai.

"Trus, kenapa bos diam saja?"

"Biarin aja, jika dia mati maka perjodohan kami batal, ia kan?"

"Itu kalau dia mati, tapi kalau dia cacat bagaimana? apa bos sudah siap menikahi gadis cacat?"

Ucapan Daffa membuat Moreno kesal. Tapi rasa penasarannya pada gadis kecil yang akan menjadi istrinya itu sangat tinggi. Ia ingin tahu sampai dimana kenakalan Syasya sebelum akhirnya mereka menikah.

"Bagaimana bisa Tuan Yudi ngga tahu jika anaknya suka balapan? apa dia nggak takut kehilangan anak tunggalnya?" Gumam Daffa.

"Kalau Om Yudi tau, sudah dimasukkan kedalam karung tuh bocil!" tunjuk Moreno dengan dagunya.

Brum.. brum.. brum...!

Suara knalpot motor terdengar begitu ramai. Sepuluh peserta sudah siap diatas motor mengikuti balapan digaris start.

"Ya Tuhan... lindungilah hambamu yang cantik dan rupawan ini, Syasya nggak mau pacaran dengan mereka. Syasya mohon! biarkan Syasya menang untuk kali ini saja. Syasya janji, jika Syasya menang dengan selamat, akan menurut dan berbakti pada Mama, Papa dan tidak ikutan balapan lagi deh...! Please.. kabulkan doaku kali ini,"

Mulut Syasya komat-kamit berdoa tanpa ada yang mendengarnya kecuali Tuhan. Setelah itu, ia melirik Axel dan Rico bergantian. Begitupun dengan Rico dan Axel dan lainnya seolah memberi semangat pada diri masing-masing bahwa mereka bisa mengalahkan lawannya.

"Siap? tiga, dua, satu, mulai...." Teriak salah satu gadis cantik memberikan aba-aba, gadis itu kemudian melepas kain dari tangannya setelah mengibasnya diudara.

Brummmm......

Balapan dimulai.

Suara tepuk tangan menggema bersamaan dengan suara motor yang melaju dengan kecepatan tinggi, saling mendahului dan memperlihatkan kehebatan mengendarai roda dua dijalanan. Semuanya ingin menang dan berlomba berada di urutan paling depan.

"Axel I LOVE YOU," teriak Laura membuat Dea dan sahabat-sahabatnya meliriknya.

"Dasar perempuan tidak tahu malu!" umpat Dea.

"Syasya... ayo kamu bisa..." teriak Fira nggak mau kalah dengan teriakan Laura.

"Iya Sya..ayo! kalahkan mereka semua..." Dea ikut berteriak.

Ditempat lain, Moreno dan Daffa turun dari mobil. Mereka mendekat kemudian berdiri diantara penonton yang lainnya, bahkan mereka berdiri didepan karena ingin melihat bagaimana seorang Syasya melajukan motor yang lebih besar dari tubuhnya.

"Non Syasya boleh juga," puji Daffa tanpa terus melihat motor Syasya.

Dag dig dug!

Jantung Moreno berdebar begitu kencang melihat Syasya seperti orang gila melajukan motornya seolah tidak perduli dengan nyawanya sendiri.

"Ia kan bos?" tanya Daffa meminta pendapat Moreno.

"..."

"Bos..?"

"..."

"Ren, Ren..? arghh... sial!"

Daffa menoleh kesamping tapi tidak menemukan Moreno. Entah kemana Bosnya pergi menghilang begitu saja.

Brummmmmm...

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

etihajar

etihajar

Moreno kmna daffa

2023-11-26

0

Diana Resnawati

Diana Resnawati

kmn moreno knp lgs hilang😦

2023-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!