Anak itu telah lahir dan Winda juga selamat dari kondisi yang tadinya tak memungkinkan karena penyakitnya itu. Tetapi dengan izin Yang Maha Kuasa dia lahir dengan selamat ibu dan anaknya.
Dokter juga tak yakin akan hal yang mereka lihat dan alami sendiri, ternyata Winda melahirkan dengan selamat dan anaknya juga selamat dilahirkan. Dokter sangat bahagia melihatnya, perjuangan seorang ibu yang harus terus berusaha untuk kehidupan anaknya.
Dokter keluar dan memindahkan Winda yang sudah di bereskan ke kamar rawat inap sekarang juga. Herman yang ada di luar pun terlihat senang dan bertanya tentang anaknya, dia tak memperdulikan Winda yang sudah bersusah payah melahirkannya.
"Suster, apa jenis kelamin anak saya sus?" tanya Herman yang tak sabar ingin tahu.
"Oh, selamat ya pak..., putri bapak sangat cantik sekali dan kulitnya sangat putih." kata suster tersebut.
Herman terhenti dan tidak mengikuti langkah kaki mereka sekarang. Herman merasa kesal karena anaknya bukan anak lelaki yang seperti dia inginkan. Akhirnya Herman segera pergi dari rumah sakit itu, dan Winda segera ditinggalkannya.
Herman pergi pulang ke rumah, dia mengemasi barang-barangnya ke dalam kopernya. Lalu pergi ke bandara saat itu juga dia pergi ke Eropa sendirian. Lalu malam itu Herman kirim pesan ke ponsel Laras, namun Laras tak tahu dan dia sedang tidur malam itu.
Herman pun terbang ke Eropa, dan menunggu Laras datang menemuinya disana. Herman sangat kesal dengan kelahiran putrinya itu, dia rasanya tak ingin berada di rumah itu lagi.
Tetapi Herman tak mungkin melakukannya, sekarang dia sedang memikirkan caranya untuk bisa membuat Winda tak tinggal disana.
Dan Herman pun tertidur dalam perjalanannya menuju Eropa tempat dimana ada bisnis properti dan villanya disana.
***
Pagi pun tiba, matahari menyinari dan Laras terbangun, dia sangat bersemangat sekali pagi ini. Karena sudah menyusun rencana akan segera shopping dan membeli barang-barang branded yang dia inginkan.
Laras pun mandi dan segera bersiap akan pergi namun disaat akan membuat story di ponselnya dia melihat ada pesan yang masuk semalam dari Herman. Laras pun membacanya, dan membalas pesan itu. Tapi disaat akan membalas ponselnya berbunyi dan terlihat nama Herman disana.
"Hah?! Mas Herman?"
"Aduh.., ini orang kok nyebelin banget sih ya?!"
"Tahu saja kalau aku tuh mau pergi, dia malah sibuk telpon sih...?!" Laras ngedumel dalam hatinya.
Laras pun segera mengangkat telponnya dan menjawab segera.
"Hallo mas.., ada apa sih mas.., hoa...am..!"
"Laras baru bangun loh mas, sudah telpon saja. Nih baru buka pesan dari mas dan belum dibaca lagi." Laras berakting agar tak ketahuan.
Herman pun menyuruhnya segera pergi ke Eropa dan menemuinya. Herman sangat ingin Laras datang kesana menemaninya, kalau masalah kantor bisa diatur.
Herman akan mengatakan ada perjalanan bisnis ke Eropa dan semua akan beres setelahnya. Dan rencananya mereka akan seminggu di Eropa, Laras juga disuruh berkata demikian ke orang-orang yang bila bertanya padanya.
Laras pun mengemaskan kopernya dan pamit ke mamanya dengan alasan pergi karena perjalanan kantor katanya. Laras hanya bisa mengikuti kemauan Herman karena itu satu-satunya bisa menjadi nyonya Herman dan mendapatkan hartanya segera. Laras pun terbang ke Eropa menemui Herman disana, sebenarnya dia pun senang karena dia akan berlibur tanpa keluar uang sedikit pun.
****
Winda yang terbangun di pagi itu, dari tadi malam dia tak bisa tidur dan terus menangis mengetahui Herman meninggalkannya di rumah sakit. Sementara yang menunggunya semalaman adalah art mereka disana.
Pukul 3 pagi Winda baru bisa tertidur karena kelelahan menangis sepanjang malam.
Seharusnya itu tidak boleh terjadi, ibu yang sehabis melahirkan harus bisa mengontrol emosinya dan harus ada dukungan dari keluarga untuk menyemangati terutama suaminya sendiri. Tapi Herman malah sebaliknya tak memberikan dukungan atau memberikan ucapan terima kasih kepadanya. Winda sangat terpuruk sekali dan hancur hatinya, bahkan dalam dirinya ada niat untuk mengakhiri hidupnya saat itu juga.
Tapi ketika putrinya diantar oleh suster untuk di beri asi, Winda mengurungkan niatnya itu. Tak kala memandangi wajah putrinya yang manis dan sangat cantik. Hati Winda jadi terenyuh dan tak tega kalau meninggalkan putrinya bersama papanya yang tak menyayanginya itu.
Winda pun memberikan asi kepada anaknya itu, dan memandangi terus wajah putrinya sambil membelai pipinya yang merona merah. Winda jadi bersemangat kembali untuk hidupnya dan berniat akan membesarkan anaknya itu dengan penuh kasih sayang dan sampai tumbuh dewasa.
"Mbok, kira-kira siapa ya nama yang akan kita berikan ke putri manis ini?" tanya Winda ke art nya itu sambil tersenyum.
"Saya juga tidak tahu nyonya..., belum terpikirkan oleh saya." mbok itu pun sedikit bingung.
"Hem..., gimana kalau...,"
"Hah...?!"
"Kalau Anastasia Olivia, bagaimana mbok?" tanya Winda lagi.
"Ya sangat bagus bu, dia seorang anak yang cantik sekali." ujar art nya.
Hari itu pun di ingat oleh Winda, karena itu merupakan hari kelahiran putrinya Anastasia Olivia itu nama yang diberikan.
mbok dan Winda pun tersenyum melihat Ana tidur yang sangat menggemaskan sekali. Winda pun mencium putrinya dan kesedihan serta kekecewaannya terbayar sudah oleh Anastasia Olivia.
***
Keesokan harinya Laras sampai di Eropa, dan di jemput oleh supir yang bekerja di villanya Herman di Eropa.
Laras pun segera naik ke mobil hitam besar itu untuk menemui Herman di villanya.
Mobil itu pun berjalan dengan cepat dan Laras duduk di dalamnya tak sampai setengah jam
hanya 15 menit mereka sudah sampai di depan villa Herman yang begitu besar.
Pelayan villa itu pun mengantarkan Laras ke tempat Herman berada, sedangkan kopernya diantarkan ke kamar mereka berdua nanti.
Laras pun bertemu dengan Herman yang sedang ada di kolam renang saat itu.
Laras pun di suruh berganti pakaian renang yang sudah di siapkan oleh pelayan yang ada disana. Laras pun menuruti dan mengganti pakaiannya, lagi pula memang Laras sudah gerah dan belum mandi pagi ini. Jadi Laras dengan senang hati mengganti pakaiannya dengan pakaian renang yang berwarna merah menyala itu.
Setelah berganti, Laras pun keluar dengan pakaian renang yang sangat seksi itu. Herman sampai tak bisa berkata-kata melihat Laras yang begitu seksi dan menggemaskannya. Herman rasanya ingin sekali menerkamnya saat itu, namun ditahannya keinginan di dalam hatinya itu.
"Malam ini akan aku jadikan kau milik ku seutuhnya, lihat saja nanti." ucapnya dalam hati.
Herman pun mengajaknya untuk turun masuk ke dalam kolam bersamanya. Laras juga sudah tidak sabar ingin merasakan kesejukan air kolam itu membasahi tubuhnya. Karena Laras juga ingin rileks dengan air kolam itu dan bermain-main di dalamnya.
Herman pun berenang kesana dan kemari, dia terlihat sangat bersemangat namun terlihat jelas kalau diwajahnya masih ada kekecewaan itu. Tapi Laras tak tahu dengan Herman dan apa yang sudah terjadi padanya malam itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
🛡️Change⚔️ Name🛡️
Ya bikin lagi lah.😁
2023-02-02
1
Ir Syanda
Ini ... suaminya minta di hih !
2023-02-02
1
auliasiamatir
jangan cengeng winda segeralah bangkit, dan buang saja suami mu tang tak tau di untung itu.
2023-02-01
1