BAB 05. Selepas Kata Akad

Hari ini adalah hari pernikahan Agnes dan Halim, semuanya sudah di persiapkan dengan baik dan khusus Agnes dia memakai wali hakim yang dia dapat dari pemerintah.

Semua itu Agnes tahu saat dia dan Halim bertemu seorang ustad yang menjadi konsultan pernikahan mereka bernama ustad Novri.

"Wali nikah adalah wali yang ditunjuk oleh pihak wanita untuk menikahkannya dengan pihak pria pilihannya, Wali nikah ada tiga macam, Wali nasab, Wali muhakkam dan wali Hakim, tapi yang banyak kita kenal adalah wali nasab dan wali hakim," jelas Ustad Novri memberikan penjelasan kepada tamu undangan di pernikahan Halim dan Agnes sementara menunggu Agnes bersiap.

Halim tampak berada di sana, dia sudah menunggu sedari tadi untuk memulai akad nikahnya.

"Nah yang kebetulan di pakai oleh ananda Agnes ini adalah wali Hakim, dimana wali nasabnya sudah gugur atau tidak ada, syarat wali Hakim itupun tidak sembarangan, ada beberapa syarat khususnya, sudah tidak ada garis nasab, wali nasabnya Mahfud atau hilang, wali nasabnya baid atau jauh, wali nasabnya sedang sakit, wali nasabnya sedang jauh dan wali nasabnya sedang umroh atau haji, nah yang terjadi pada ananda Agnws ini adalah wali nasabnya sudah hilang garis nasabnya sehingga mengharuskan menggunakan wali nikah."

Semua yang ada disana tampak menganggukkan kepala mereka mendengarkan penjelasan atas ilmu baru yang mereka dapatkan dari Ustad Novri.

Sementara itu Agnes sedang ada di kamar di rias, tidak ada satupun pihak keluarganya yang datang, bahkan Bu Sinta dan Glenda sendiri tidak hadir saat itu.

"Mbak, sudah siap?" tanya perias pengantin yang menangani Agnes.

Agnes mengangguk siap, kemudian keluar dari dalam kamar, pernikahan mereka diadakan secara resmi walaupun tidaklah juga tertutup, hanya beberapa kerabat dan tetangga yang datang.

Dan pernikahan Halim serta Agnes berlokasi di kediaman kedua orang tua Halim, Agnes tampak anggun dengan kebaya dan hijab berwarna putihnya sepadan dengan Halim yang juga ber-jas putih.

Agnes yang sudah siap duduk di samping Halim, dimana didepan mereka sudah Ustad Novri sebagai penghulu dan wali hakim dari KUA sebagai wali Agnes.

"Bagaimana, sudah siap?" tanya Ustad Novri kepada Agnes dan Halim.

Agnes dan Halim saling melempar pandangan, sebelum akhirnya mereka berdua mengangguk akan hal itu, Ustad Novri kemudian mengucapkan doa sebelum menjabat tangan Halim.

Mic sudah di arahkan ke wali hakim yang akan menjadi wali Agnes.

"Silakan, Pak," ucap Ustad Novri memberi arahan.

Wali Hakim tersebut mengangguk kemudian mulai mengucapkan kalimat akadnya.

"Saudara Halim Guna Hartawan bin Rinto Hartawan, saya nikahkan dan kahwinkan itu dengan Ananda Agnes Alaydrus binti Zulfikar Idrus, dengan mas Kahwin (dirahasiakan) dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!" A

Halim tampak terdiam sejenak dia seolah blank akan menjalankan pernikahan penuh sandiwara dan kepalsuan ini sekarang.

Ustad Novri mulai mengarahkan mic yang dia pegang kepada Halim dengan keadaan masih menjabat tangan Halim.

Halim tampak tegang, dia menghela napas panjang kemudian mulai mengucapkan kalimatnya.

"S-saya terima nikahnya, Agnes Alaydrus binti Zulfikar Idrus dengan mas Kahwin berupa (dirahasiakan) dan seperangkat alat sholat, di bayar tunai!"

Ustad Novri menarik mic kemudian mengonfirmasikan akad tersebut. "Bagaimana para saksi?"

"SAH!"

"Alhamdulillah!"

Ucapan serentak dari semua saksi membuat semuanya mengucap Alhamdulillah kemudian berdoa.

"Ya Allah, sekarang aku sudah Sah menjadi istri Mas Halim, sebuah pernikahan yang aku sendiri sadar di dirikan diatas sandiwara, jadikanlah pernikahan kami adalah pernikahan yang sesuai di atas syariat, walaupu nantinya aku harus berusaha sabar menerima posisiku," batin Agnes.

Sementara itu Halim tampak mengulurkan tangannya yang kemudian di Salami oleh Agnes hingga akhirnya mereka saling bertukar cincin nikah.

"Saya tidak akan memberikan formalitas apapun tentang pernikahan kita!" Halim melepaskan cincin nikahnya dan melemparkannya ke sembarang arah.

Ini adalah malam pertama Agnes dan Halim yang dimana sekarang Agnes sudah harus tinggal di rumah Halim yang terpisah dari orang tuanya.

"Kemasin bajumu! Angkat tasmu aku tidak ingin sekamar denganmu!" bentak Halim yang membuat Agnes kekeuh berdiri di hadapannya.

Bukannya pergi, Agnes malah mengambil tasnya kemudian duduk di ranjang kamar pengantin mereka. "Aku istrimu Mas, bukannya seharusnya kita tidur sekamar."

Halim yang mendengarkan itu langsung berjalan ke arah Agnes mendorongnya dan sedikit menindih tubuh Agnes, kini jarak wajah mereka sudah sangat dekat.

"Asal kamu tahu yah! Saya menikahi kamu hanya untuk warisan, jadi jangan berlagak seperti seorang istri, orang yang saya cintai adalah Glenda!" ujar Halim dengan napas yang menghembus di wajah Agnes.

Agnes mendorong pelan tubuh Halim sehingga membuat posisi Halim berdiri sekarang.

"Mbak Glenda? Mas yakin Mbak Glenda juga mencintai Mas?"

"Dia sudah menyelamatkan nyawaku dulu, jadi aku tidak ada alasan untuk tidak mencintainya begitupun sebaliknya," jawab Halim yang membuat Agnes tersenyum getir.

"Lantas kenapa bukan dia yang harusnya berada disini sekarang, kalau dia mencintai Mas Halim?" Agnes mengskakmat.

"K-karena dia ingin mengejar karirnya sehingga dia tidak mau menikah dulu sementara aku butuh warisan ini," jawab Halim gugup.

Agnes tertawa yang membuat Halim mendelik tajam. "M-Maaf Mas, aku merasa lucu aja, orang yang mau lihat orang yang dia cintai menikah dengan orang lain, jadi kayaknya rasa cinta Mbak Glenda harus dipertanyakan."

Halim terdiam, Agnes menepuk pipi Halim kemudian menatapnya dalam. "Selamat malam, suamiku."

Agnes berjalan ke ranjang tempat tidur kemudian tidur disana meninggalkan Halim yang masih berdiri kaku setelah berhasil di skakmat.

Suara dering ponsel membuat Agnes terbangun dari tidurnya, dia menatap sekeliling sebelum mengambil ponselnya dimana itu sudah jam satu malam.

Agnes menangkap posisi Halim yang tidur di sofa kamar itu, ternyata dering ponsel itu adalah dering ponsel Halim.

Agnes berdiri dan langsung berjalan mengambil ponsel Halim dan ternyata yang menelepon Glenda.

Agnes lantas mengangkatnya. "Halo, Mbak."

"Agnes! Kenapa kamu yang ngangkat, mana Mas Halim?"

"Dia tidur, capek mungkin setelah melakukan ritual malam pertama kami?"

Glenda terdiam di seberang sana menahan emosi di dadanya.

"Jangan bangga kamu, kamu hanya istri diatas kertas!"

"Setidaknya, aku istri sah, bukan hubungan tanpa status, Mbak mau dengan fakta bagus gak? Mungkin Mas Halim belum mengatakan cinta sekarang, tapi Allah adalah sang maha cinta, kita tidak tahu kedepannya."

Karena kesal dengan jawaban Agnes, Glenda langsung mematikan ponsel itu dan berdecak kesal, Agnes mengembalikan ponsel Halim kemudian berjalan ke sudut kamar mengambil cincin nikah mereka yang di lempar Halim.

Agnes kemudian berjalan kembali ke arah Halim, mengambil selimut kemudian menyelimuti Halim.

"Mas Halim mungkin aku yang memasangkan ini sendiri malam ini, tapi suatu saat nanti, Mas sendiri yang tidak ingin melepaskannya," ujar Agnes memasang cincin kepada Halim yang tertidur.

Assalamualaikum

Jangan Lupa Like

Terpopuler

Comments

Mita Andromeida

Mita Andromeida

awal cerita yang menarik....

2023-12-05

0

Lovita BM

Lovita BM

good women

2023-10-12

0

Maya Ratnasari

Maya Ratnasari

kata kata yg terakhir di paragraf ini harusnya wali hakim thor, bukan wali nikah

2023-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01. Awal Kisah Agnes
2 BAB 02. Tempat Mengadu Terbaik
3 BAB 03. Agnes Yang Berkorban
4 BAB 04. Status Istri Sah
5 BAB 05. Selepas Kata Akad
6 BAB 06. Mendominasi Mas Suami
7 BAB 07. Goyahnya Keyakinan
8 BAB 08. Suaminya Agnes
9 BAB 09. Perebut Pacar Orang
10 BAB 10. Syarat Terakhir
11 BAB 11. Pura-Pura Hamil?
12 BAB 12. Match Poin Halim
13 BAB 13. Tindakan Lebih Dalam
14 BAB 14. Balasan Setimpal
15 BAB 15. Paragraf Penuh Noda
16 BAB 16. Keraguan Azio
17 BAB 17. Seperti Setahun Lalu
18 BAB 18. Mantan Narapidana
19 BAB 19. Bang Hadi
20 BAB 20. Tempat Pulang Terbaik
21 BAB 21. Mencari Cinta Dalam Pernikahan
22 BAB 22. Flashback Kisah Terpendam
23 BAB 23. Ruang Interogasi
24 BAB 24. Bukan Suami Pilihan
25 BAB 25. Pilihan Halim
26 BAB 26. Haruskah?
27 BAB 27. Apakah Kamu Marah?
28 BAB 28. Halim dan Kejujurannya
29 BAB 29. Fase Lain Kehidupan
30 BAB 30. Balasan itu Nyata
31 BAB 31. Penjelasan
32 BAB 32. Abangnya Agnes
33 BAB 33. Kembali Ke Rumah
34 BAB 34. KDRT Syariah
35 BAB 35. Kunjungan Hadi
36 BAB 36. Mahram Untuk Agnes
37 BAB 37. Usaha Baru
38 BAB 38. Keraguan
39 BAB 39. Tasbih Seorang Pendosa
40 BAB 40. Pelakor 2.0
41 BAB 41. Glenda Vs. Oca
42 BAB 42. Pemeran Utamanya
43 BAB 43. Tiga Penolakan
44 BAB 44. Nikah Aja
45 BAB 45. Tanggapan Agnes
46 BAB 46. Ketar Ketir Dunia Oca
47 BAB 47. -
48 BAB 48. Kiriman Kotak
49 BAB 49. Drama Yang Baik
50 BAB 50. END
51 Ekstra Part - Ardanu Halim Artonegoro
52 Ekstra Part - Come And Go
53 Novel Baru Author Ridz
Episodes

Updated 53 Episodes

1
BAB 01. Awal Kisah Agnes
2
BAB 02. Tempat Mengadu Terbaik
3
BAB 03. Agnes Yang Berkorban
4
BAB 04. Status Istri Sah
5
BAB 05. Selepas Kata Akad
6
BAB 06. Mendominasi Mas Suami
7
BAB 07. Goyahnya Keyakinan
8
BAB 08. Suaminya Agnes
9
BAB 09. Perebut Pacar Orang
10
BAB 10. Syarat Terakhir
11
BAB 11. Pura-Pura Hamil?
12
BAB 12. Match Poin Halim
13
BAB 13. Tindakan Lebih Dalam
14
BAB 14. Balasan Setimpal
15
BAB 15. Paragraf Penuh Noda
16
BAB 16. Keraguan Azio
17
BAB 17. Seperti Setahun Lalu
18
BAB 18. Mantan Narapidana
19
BAB 19. Bang Hadi
20
BAB 20. Tempat Pulang Terbaik
21
BAB 21. Mencari Cinta Dalam Pernikahan
22
BAB 22. Flashback Kisah Terpendam
23
BAB 23. Ruang Interogasi
24
BAB 24. Bukan Suami Pilihan
25
BAB 25. Pilihan Halim
26
BAB 26. Haruskah?
27
BAB 27. Apakah Kamu Marah?
28
BAB 28. Halim dan Kejujurannya
29
BAB 29. Fase Lain Kehidupan
30
BAB 30. Balasan itu Nyata
31
BAB 31. Penjelasan
32
BAB 32. Abangnya Agnes
33
BAB 33. Kembali Ke Rumah
34
BAB 34. KDRT Syariah
35
BAB 35. Kunjungan Hadi
36
BAB 36. Mahram Untuk Agnes
37
BAB 37. Usaha Baru
38
BAB 38. Keraguan
39
BAB 39. Tasbih Seorang Pendosa
40
BAB 40. Pelakor 2.0
41
BAB 41. Glenda Vs. Oca
42
BAB 42. Pemeran Utamanya
43
BAB 43. Tiga Penolakan
44
BAB 44. Nikah Aja
45
BAB 45. Tanggapan Agnes
46
BAB 46. Ketar Ketir Dunia Oca
47
BAB 47. -
48
BAB 48. Kiriman Kotak
49
BAB 49. Drama Yang Baik
50
BAB 50. END
51
Ekstra Part - Ardanu Halim Artonegoro
52
Ekstra Part - Come And Go
53
Novel Baru Author Ridz

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!