BAB 04. Status Istri Sah

"Mama, Papa, kenalin ini Agnes, dia calon istri aku," ujar Halim duduk di depan orang tuanya.

Agnes juga ikut duduk dan tersenyum kepada kedua orang tua Halim setelah mengalami mereka.

"Cantik banget, serius ini yang bakal nikah sama kamu besok?" tanya Mama Asna ~Ibu Halim. "Orang tuanya, gimana?"

"Ayah aku sudah meninggal Tante, kalau Ibu aku, aku gatau kabarnya dia gimana, kami terpisah jadi yah pas Mas Halim ngajak nikah, aku mau aja," jawab Agnes yang membuat Halim mendelik padahal Halim sudah menyuruh Agnes mengatakan bahwa dia adalah anak yatim piatu.

Kedua orang tua Halim tanpa terdiam dengan jawaban Agnes, sedangkan Halim dia hanya kaku melihat reaksi kedua orang tuanya.

"Kamu ketemu dimana sama Halim?" tanya Papa Rinto ~Ayah Halim.

Agnes menghela napas panjang kemudian kembali menceritakannya. "Kami bertemu setahun lalu, pertemuan singkat dan kami kembali bertemu baru kemarin dan Mas Halim sudah mengajak aku menikah, dan aku mau, mungkin Tante dan Om bingung kenapa aku mau, pernikahan memang bukan bahan permainan, tapi aku merasa Mas Halim tulus untuk sesi ini."

Halim kembali kebingungan dengan maksud Agnes bertemu setahun lalu padahal Halim baru bertemu Agnes kemarin terlepas dari itu Agnes malah mengatakan hal yang tidak sesuai apa yang di inginkan Halim.

"Jadi begitu yah? Apakah kamu siap menikah besok?" tanya Papa Rinto yang membuat Agnes mengangguk. "Jangan panggil Om, panggil Papa aja, dan ini Mama."

Mama Asna mengangguk dengan senyuman yang membuat Agnes mengembangkan senyum, sementara Halim terdiam kikuk tanpa suara.

"Yaudah yuk kalau gitu kita makan siang bareng, tunggu yah Mama siapin dulu makan siangnya," Mama Asna berdiri dari posisi duduknya.

"Aku bantuin yah, Ma," Agnes ikut berdiri mengajukan diri, Mama Asna mengangguk kemudian mengajak Agnes untuk ke dapur.

Kini hanya Halim dan Papa Rinto yang di ruang tamu ruangan itu, saling bertatapan dalam diam.

"Kamu ketemu dimana sama dia?" tanya Papa Rinto yang bermaksud mempertanyakan sosok Agnes kepada Halim.

"M-Maaf, Pa."

"Kenapa minta maaf, Papa tau kamu melakukan ini demi warisan kan, melihat Agnes, Papa rasa dia wanita yang tepat untuk kamu, Papa tahu kamu tidak mencintai Agnes, tapi kalian akan menikah dan Papa harap kamu tidak melukai Agnes, dan suatu saat ketika kamu akan mengatakan cinta pikirkan baik-baik karena kata cinta menuntut tanggung jawab," ujar Papa Rinto pada Halim.

Halim hanya menganggukkan kepalanya, renvana pertemuan yang sudah tidak sesuai harapan Halim ini untungnya disambut positif oleh kedua orang tuanya.

Ketegangan diantara Ayah dan anak itu kemudian berhenti saat Mama Asna dan Agnes datang mengajak mereka makan siang.

Setelah makan siang tadi, Halim langsung pamit mengantarkan Agnes pulang dan menyiapkan acara akad nikah mereka besok pagi.

"Apa maksud kamu!" bentak Halim yang membuat Agnes menatapnya dalam. "Kenapa kamu mengatakan hal yang tidak sesuai yang saya inginkan?"

Agnes hanya terdiam kemudian menghembuskan napas pelan. "Aku kan dah bilang, aku gak akan mau berbohong demi sandiwara kamu Mas, dan apa yang aku lakukan, anggap aja aku ngebantu kamu, sebagai istri seorang Mas Halim Guna Hartawan."

"Kamu bilang, kamu pernah ketemu saya setahun yang lalu, dimana!"

"Ada hal yang Mas gak perlu tahu, akan ada saatnya hal ini Mas dengar bukan dari aku, tapi dari orang yang Mas anggap cinta sejati Mas," jawab Agnes turun dari mobil karena memang mereka sudah sampai.

Halim memarkirkan mobilnya agak di seberang jalan, sehingga membuat Agnes harus menyebrang dulu sebelum menuju rumah Bu Sinta.

"Cinta? Glenda?"

Belum puas dengan pernyataan Agnes membuat Halim turun dari mobil dan mengejar Agnes bermaksud meminta penjelasan lagi, tapi sayangnya ketika akan menyebrang, Halim malah harus keserempet motor yang melaju dengan kecepatan tinggi.

"Astagfirullah, Mas Halim!"

Agnes langsung berlari ke arah Halim yang terduduk di aspal dengan luka lecek ditangannya, Agnes langsung membantu Halim berjalan masuk ke dalam rumah untuk di obati.

Sesampainya di ruang tamu, Agnes langsung berlari ke dapur meminta kotak pertolongan pertama pada kecelakaan kepada pembantu yang ada disana, setelah mendapatkannya Agnes kembali ke ruang tamu dimana Halim masih berdiri sembari meringis memegangi tangannya.

"Duduk," pinta Agnes yang membuat Halim menggeleng.

"Duduk Mas," pinta Agnes sekali lagi.

Halim kembali menggeleng yang membuat Agnes langsung menarik tangan Halim untuk duduk dan mengobatinya.

"Makanya, punya mata tuh di pake Mas," keluh Agnes yang membuat Halim mendelik tajam kepadanya. "Nah udah beres."

Agnes merapihkan kotak obat yang dia pake tadi setelah membantu Halim membersihkan lukanya, disaat itu juga Glenda datang entah dari mana dan berlari ke arah Halim.

"Hei! Kamu jangan sok kecantikan yah! Kamu sengaja kan biar dekat dengan Mas Halim!" Glenda langsung menarik tangan Agnes sehingga membuat Agnes terjatuh di lantai.

"Glenda! Tunggu dia cuma bantu bersihin luka aku kok, lagian tadi aku ga lihat jalan, makanya keserempet motor," bela Halim yang membuat Glenda mendelik.

"Kamu belain dia!"

"Bukan begitu sayang, dengerin dulu-"

Belum habis Halim berbicara, Glenda sudah menarik tangan Agnes pergi dari sana dan mengajak Agnes ke depan kamar Agnes, sesampainya di depan kamar Agnes, Glenda langsung menghempaskan tangannya.

"Kamu sengaja yah! Kamu mau bikin Mas Halim jatuh cinta sama kamu!"

Agnes tersenyum. "Kalau memang iya, kenapa?"

Glenda mendelik tajam, sejak kapan Agnes berubah menjadi berani begini kepadanya, Glenda yang kesal langsung mendorong Agnes.

"Sadar diri! Kamu siapa!"

"Aku sadar kok Mbak, aku cuma sampah, makanya aku berusaha merubah takdirku sendiri, aku sudah mencuri hati kedua orang tua Mas Halim dan hari ini juga, aku sudab merebut simpati Mas Halim sendiri, jadi tidak menutup kemungkinan aku bisa mendapatkan cintanya, apalagi faktanya akulah malaikat penolong Mas Halim, bukan Mbak Glenda."

"Tutup mulut kamu yah!"

"Mbak Glenda yang sudah menyeretku, dan aku sudah ikut dalam permainan ini, jadi jangan salahkan aku, apalagi kalau besok aku akan sah menjadi istri Mas Halim, dan Mbak tahu? Aku memang akan jadi orang kedua, tapi dimana-mana Istri sah lebih elegan daripada penggoda," jawab Agnes berjalan masuk ke dalam kamar kemudian mengunci pintu kamar itu.

Glenda sendiri hanya bisa berdiri kesal, dia tidak bisa melakukan apa-apa karena Agnes ternyata menyimpan kartu as darinya, sehingga Glenda kini hanya perlu memikirkan gara agar Agnes dan Halim tidak terlalu dekat apalagi sampai membuat Halim jatuh cinta kepada Glenda.

Assalamualaikum

Jangan Lupa Like

Terpopuler

Comments

Sabaku No Gaara

Sabaku No Gaara

sekeras apapun kmu ...jodoh di noveltoon itu di tangan author ...iya kan makk...hihihi

2024-05-19

2

Sweet Girl

Sweet Girl

kapok...

2023-10-07

0

moomsq

moomsq

good girl Agnes 👍

2023-03-18

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01. Awal Kisah Agnes
2 BAB 02. Tempat Mengadu Terbaik
3 BAB 03. Agnes Yang Berkorban
4 BAB 04. Status Istri Sah
5 BAB 05. Selepas Kata Akad
6 BAB 06. Mendominasi Mas Suami
7 BAB 07. Goyahnya Keyakinan
8 BAB 08. Suaminya Agnes
9 BAB 09. Perebut Pacar Orang
10 BAB 10. Syarat Terakhir
11 BAB 11. Pura-Pura Hamil?
12 BAB 12. Match Poin Halim
13 BAB 13. Tindakan Lebih Dalam
14 BAB 14. Balasan Setimpal
15 BAB 15. Paragraf Penuh Noda
16 BAB 16. Keraguan Azio
17 BAB 17. Seperti Setahun Lalu
18 BAB 18. Mantan Narapidana
19 BAB 19. Bang Hadi
20 BAB 20. Tempat Pulang Terbaik
21 BAB 21. Mencari Cinta Dalam Pernikahan
22 BAB 22. Flashback Kisah Terpendam
23 BAB 23. Ruang Interogasi
24 BAB 24. Bukan Suami Pilihan
25 BAB 25. Pilihan Halim
26 BAB 26. Haruskah?
27 BAB 27. Apakah Kamu Marah?
28 BAB 28. Halim dan Kejujurannya
29 BAB 29. Fase Lain Kehidupan
30 BAB 30. Balasan itu Nyata
31 BAB 31. Penjelasan
32 BAB 32. Abangnya Agnes
33 BAB 33. Kembali Ke Rumah
34 BAB 34. KDRT Syariah
35 BAB 35. Kunjungan Hadi
36 BAB 36. Mahram Untuk Agnes
37 BAB 37. Usaha Baru
38 BAB 38. Keraguan
39 BAB 39. Tasbih Seorang Pendosa
40 BAB 40. Pelakor 2.0
41 BAB 41. Glenda Vs. Oca
42 BAB 42. Pemeran Utamanya
43 BAB 43. Tiga Penolakan
44 BAB 44. Nikah Aja
45 BAB 45. Tanggapan Agnes
46 BAB 46. Ketar Ketir Dunia Oca
47 BAB 47. -
48 BAB 48. Kiriman Kotak
49 BAB 49. Drama Yang Baik
50 BAB 50. END
51 Ekstra Part - Ardanu Halim Artonegoro
52 Ekstra Part - Come And Go
53 Novel Baru Author Ridz
Episodes

Updated 53 Episodes

1
BAB 01. Awal Kisah Agnes
2
BAB 02. Tempat Mengadu Terbaik
3
BAB 03. Agnes Yang Berkorban
4
BAB 04. Status Istri Sah
5
BAB 05. Selepas Kata Akad
6
BAB 06. Mendominasi Mas Suami
7
BAB 07. Goyahnya Keyakinan
8
BAB 08. Suaminya Agnes
9
BAB 09. Perebut Pacar Orang
10
BAB 10. Syarat Terakhir
11
BAB 11. Pura-Pura Hamil?
12
BAB 12. Match Poin Halim
13
BAB 13. Tindakan Lebih Dalam
14
BAB 14. Balasan Setimpal
15
BAB 15. Paragraf Penuh Noda
16
BAB 16. Keraguan Azio
17
BAB 17. Seperti Setahun Lalu
18
BAB 18. Mantan Narapidana
19
BAB 19. Bang Hadi
20
BAB 20. Tempat Pulang Terbaik
21
BAB 21. Mencari Cinta Dalam Pernikahan
22
BAB 22. Flashback Kisah Terpendam
23
BAB 23. Ruang Interogasi
24
BAB 24. Bukan Suami Pilihan
25
BAB 25. Pilihan Halim
26
BAB 26. Haruskah?
27
BAB 27. Apakah Kamu Marah?
28
BAB 28. Halim dan Kejujurannya
29
BAB 29. Fase Lain Kehidupan
30
BAB 30. Balasan itu Nyata
31
BAB 31. Penjelasan
32
BAB 32. Abangnya Agnes
33
BAB 33. Kembali Ke Rumah
34
BAB 34. KDRT Syariah
35
BAB 35. Kunjungan Hadi
36
BAB 36. Mahram Untuk Agnes
37
BAB 37. Usaha Baru
38
BAB 38. Keraguan
39
BAB 39. Tasbih Seorang Pendosa
40
BAB 40. Pelakor 2.0
41
BAB 41. Glenda Vs. Oca
42
BAB 42. Pemeran Utamanya
43
BAB 43. Tiga Penolakan
44
BAB 44. Nikah Aja
45
BAB 45. Tanggapan Agnes
46
BAB 46. Ketar Ketir Dunia Oca
47
BAB 47. -
48
BAB 48. Kiriman Kotak
49
BAB 49. Drama Yang Baik
50
BAB 50. END
51
Ekstra Part - Ardanu Halim Artonegoro
52
Ekstra Part - Come And Go
53
Novel Baru Author Ridz

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!