Ciuman?

Mila benar-benar sial hari ini, karena ia dipermalukan oleh semangkok soto ayam kantin. Rasanya Mila ingin menghilang dari bumi saat ini juga.

Dihadapannya ada cowok yang sedari tadi dicari-carinya, tengah asik membaca bukunya sambil memakan kacang almond tanpa memperdulikan keberadaan Mila.

"Ehm, gue boleh min—"

Kevin langsung memotong perkataan Mila. "Gak boleh, saya sibuk."

Mila mencibir kesal, "Aish! Gue belum ngomong juga."

Cowok dihadapannya sama sekali tidak merespon, hanya menampilkan wajah  tidak peduli.

"Please, bantu gue. Lo lahir tujuh belas agustu—"

"Gak perlu tanya lagi. Kamu  punya data diri saya kan?" Matanya tetap fokus ke buku tapi, satu jarinya menunjuk ke lembaran kertas yang Mila pegang.

Mila kesal, setiap perkataannya selalu saja dipotong, "Bisa gak sih jangan potong ucapan gue?"

Cowok itu terkekeh. Anehnya tatapan kesal Mila malah berubah menjadi tatapan kagum.

Tampan, keren, perfect dan manis."Bantu gue ya, please," pinta Mila lagi.

"Gak bisa, saya sibuk. Lain kali aja," kata cowok itu sambil membereskan barang-barangnya.

"Eitss, lo mau ke mana? Please bantu gue, sekali ini aja. Apa pun yang lo mau bakal gue turutin," Mila  memelas. Sedangkan cowok itu hanya menatapnya tanpa ekspresi.

Mila berpikir keras, memutar cara agar bisa mendapatkan keinginannya. "Gue janji. Asal lo mau bantu gue."

"Maaf, saya gak bisa." Cowok tampan itu berjalan menjauhi Mila, namun Mila tidak kekurangan akal. Ia mengejar Kevin, tanpa sengaja kedua kakinya saling bersenggolan satu sama lain sehingga membuat tubuhnya melayang dan siap terjun bebas ke dinginnya lantai kantin.

"Aaaaaaaa!" teriakan Mila menggema membuat Kevin berbalik, melihat Mila hendak terjatuh ia berlari cepat menangkap tubuh Mila.

"Loh, kenapa gak sakit?" kata Mila, lalu ia meraba-raba apa yang ada di bawah badannya. "Kok empuk sih?"

Tangan Mila tak tinggal diam, terus meraba-raba bagian empuk yang ada di bawahnya. Karena bingung Mila membuka matanya, betapa terkejutnya ia melihat siapa yang berada di bawahnya.

"Ups! Ma-maaf gue gak sengaja.” Mila menunduk malu, lalu ia juga berinisiatif membantu Kevin untuk berdiri.

Mila mengulurkan tangannya, saat tangannya mereka menyatu sengatan listrik beribu-ribu volt datang, "Ma-maaf sini gue bantu." Kevin memberikan tangannya namun karena badan Kevin lebih besar membuat tubuh Mila limbung kembali.

Keduanya mengaduh kesakitan. "Aduhh!"

Kantin mulai ramai, kedua masih pada posisinya. Bahkan tangan Kevin masih bertengger pada tubuh mungil Mila. Begitu pula sebaliknya Mila enggan juga untuk melepaskan dirinya.

"Omg! Kevinku...," suara cempreng membuat kesadaran Kevin-Mila kembali.

Dia—Michelle, terkenal dengan suara yang cempreng dan juga terkenal sebagai ketua genk yang sangat tidak penting. Kerjaannya hanya membully, menjudge mahasiswa-mahasiswa baru.

Kevin mengeratkan pelukannya, kalau Mila berusaha yang keras melepaskan pelukan Kevin. "Lepasin dong, malu diliatin orang banyak."

Kevin semakin mengeratkan pelukannya, "Biarin gini aja, gak ada yang melarang kita mau ngapain, di sini bebas. Gak perlu takut."

Tubuh Mila terguncang karena dari sisi belakang ada yang menarik tubuhnya keras, tapipelukan Kevin  kuat tidak membuat Mila menjauh.

"Eh, anak baru pergi jauh-jauh dari Kevinku!"

Kevin berdiri dibantu oleh beberapa pria berjas hitam. "Kalian boleh pergi."

"Ihh! Kevin ngapain sih peluk-peluk dia, lepasin mendingan kamu peluk aku." Michelle bergelanyut pada di lengan Kevin sambil berusaha mendorong Mila.

"Lepasin gue dong, meluknya kekencengan jadi susah napasnya."

Kevin mendengar Mila kesulitan bernapas sedikit melonggarkan pelukannya, "Maaf saya peluknya terlalu kuat."

Michelle mencibir menatap kesal keduanya, "Udah sama aku kamu gak pernah lembut gitu, giliran sama  ini orang lembut banget."

"Pergi gih. Pergi secara baik-baik atau gue paksa?"

Michelle menghentakkan kakinya kesal. "Ish, Kevin."

"Pergi atau curut yang bertindak?"

"Ini semua gara-gara lo! Awas lo!" Michelle menatap Mila penuh amarah.

"Salah lo sendiri, wlee."

"Awas lo, tunggu pembalasan gue!"

Kevin berdehem, para curut langsung muncul. "Bawa ini cewek jauh-jauh dari gue, kalo bisa buang ke laut."

"Ish Kevin jahat banget sih...," rengek Michelle membuat Mila geli sendiri.

"Curut, cepetan bawa jauh-jauh dari gue!" perintah Kevin tak terbantahkan.

Para curut langsung menggiring Michelle menjauh, "Lepasin, ih gue bisa jalan sendiri!"

Suara Michell sudah tidak terdengar lagi, Mila kembali menjalankan misinya. "Bantu gue buat nyelesain tugasnya, Please." Mila memelas tepat di depan wajah Kevin, bahkan Kevin bisa merasakan hembusan napasnya.

Kevin tersenyum manis tepat satu inchi di depan bibir Mila. "Oke, tapi ada syaratnya: makan malam bareng saya." Kevin mengecup kening Mila dengan santai. Kontan Mila menutup matanya.

Teriakan godaan dari para mahasiswa yang melintas membuat Mila kembali sadar dengan apa yang telah terjadi.

Ciuman lo, pelukan lo , dekapan lo buat gue nyaman. Sama kayak gue lagi di pelukan Ayah dan Kak Alvin. Mila membatin.

••

Suasana lapangan masih ramai, para mahasiswa baru masing-masing sibuk bersama

kelompoknya. Hanya Mila yang bingung, tidak tahu mana kelompoknya.

"Jangan bilang, kamu gak tau kelompoknya?" Kevin memicingkan mata hazelnya.

Mila tersenyum kikuk. "Gimana gue bisa tau, kan baru mau cari kelompok dikasih beginian cuman gara-gara telat."

Kevin menaruh tangannya ke bahu Mila, lalu mengelusnya. "Mendingan kamu cari ketua kelompok kamu. Saya tunggu di sana."

"Oh oke, jangan jauh-jauh susah gue carinya." Kevin mengangguk kemudian menjauh.

Tak berapa lama Kevin menjauh, datang seseorang menghampiri Mila. "Hai, lo Mila kan? Lo pasti bingung cari kelompok?" Seorang gadis cantik berkacamata, tubuhnya tinggi, putih, dengan rambut sebahu menyapanya.

"Kok lo tau nama gue? Ehm, iya nih gue gak tau yang mana kelompok gue," jawab Mila dengan cengiran khasnya.

Gadis di depannya mengulurkan tangannya ke Mila." Gue, Pammy. Gimana gak kenal? Semua orang ngomongin lo dari ujung sana sampai ke ujung sini."

"Emang gue artis? Segala di omongin di mana-mana," kata Mila sambil tertawa lepas, Pammy menggelengkan kepalanya melihat tingkah Mila.

"Karena keberanian lo itu. "Pammy menyentil hidung mancung Mila.

"Keberanian gue?" tanya Mila bingung.

"Kok lo lemot gitu sih? Anak kedokteran gak boleh lemot tau!" seru Pammy membuat Mila memajukan bibirnya.

"Emang apaan sih? Oh iya lo anak kelompok kanker juga ya?" Mila mulai merasa nyaman berteman dengan Pammy.

"Iya gue juga anak kelompok kanker, lo terkenal gara-gara keberanian lo ngelawan Thomas. Itu yang buat lo jadi topik pembicaraan."

"Ya ampun, cuman gara-gara itu gue jadi bahan pembicaraan?" Mila tertawa jenaka. "Bisa antar gue ke kelompok kita?" lanjutnya.

“Tentu.”

Mila dan Pammy berjalan beriringan menuju kelompok mereka berkumpul. Pammy menunjuk ke satu arah. "Itu, cowok yang duduk di sebelah tiang, ketua kelompok kita. Namanya Rico, yuk gue anter."

Rico tersenyum menyambut kedatangan keduanya, ia berdiri sambil merapikan pakaiannya. "Kak, ini anggota kelompok kita. Namanya Mila, dia baru gabung soalnya dapat tugas dari Kak Thomas." Panjang lebar Pammy menjelaskan.

"Gue, Rico. Selamat bergabung di kelompok kanker. Sebentar ada  tes, siap-siap. Gue mau ke sana dulu," kata Rico kemudian berlalu pergi meninggalkan keduanya.

"Dia baik banget ya, beda sama Tomat itu!" kata Mila menggebu-gebu.

"Hati-hati, benci sama cinta itu bedanya tipis banget. Siapa tau lo bakalan jadi orang spesial bagi Thomas," kata Pammy membuat Mila membulatkan matanya saat mendengar ucapan teman barunya itu.

"Aish! Udah lupain si Tomat, gue baru tau kalo kita bakal ngadain kuis?"

"Kuisnya juga mendadak, baru dapat pengumuman dari Rektor. Kuisnya cuman hal-hal dasar aja, pasti bisa kok ngerjainnya apalagi lo terkenal karena kepintarannya."

"Ish bisa aja sih. Kita semua sama, jangan melebih-lebih kan gitu dong."

"Siapa yang izinin lo, gabung ke kelompok lo?" Interupsi seseorang dari arah belakang sontak Mila mendegus kesal.

"Bisa gak sih,  gak usah ngeganggu hidup gue?" tanya Mila gusar.

"Gak bisa. Bawa cowok itu dulu, baru boleh gabung sama kelompok lo. Beasiswa lo ada di tangan gue."

Gigi Mila berkatup saling menyatu, matanya menatap lurus ke arah Thomas. "Gue, bakalan bawa apa yang lo mau!" desis Mila tajam.

Thomas mendecik, "Ck, gak usah banyak omong. Buktiin aja ucapan lo itu."

Pammy menatap teman barunya itu dengan tatapan bingung. Mila menatap Pammy lalu tersenyum dengan mengisyaratkan bahwa dia tidak apa-apa.

"Mila mau ke mana, Pam?" Rico baru datang, menatap bingung Mila.

"Mau cari seseorang, By. Ups, salah Kak maksudnya." Pammy langsung menutup mulutnya, merutuki kesalahannya.

Mila berjalan menuju di mana tempat Kevin berada, yang membuatnya kesal adalah sekarang Kevin menghilang dari tempat perjanjian mereka.

"Hossh! Kevin ke mana, sih? Cowok emang gak bisa di pegang jan—" tubuh Mila terhuyung saat ada yang menarik tangannya.

"Waw, kita lihat siapa yang datang." Thomas menepukan tangannya.

Mila mengerjap-ngerjapkan matanya menatap siapa yang ada dibalik badannya. "Kevin!" seru Mila, membuat sang pria tampan di depannya tersenyum.

"Maaf, tadi saya ada urusan. Sekarang saya sudah ada di sini," kata Kevin membuat para wanita lain menatap heran, bagaimana bisa seorang Kevin bisa bersikap baik, bahkan terkesan lembut dengan orang yang baru ia kenal. Padahal hanya oran-orang terdekatnya yang dapat sikapnya tersebut.

"Ini kan orang yang lo cari?" Mila kesal melihat tampang Thomas yang makin mengejeknya.

"Bacain dong, bukti file lo itu. Bener gak itu orang yang gue maksud, hm?"

Mila dengan lantang menyebutkan biodata Kevin, mahasiswa lain ikut berkumpul di sekitaran tiga orang pembuat masalah berada semua orang menatap kagum keberanian  Mila.

"Udah puas, denger suara merdu gue?"

"Sesuai perkataan gue tadi, lo harus cium orang yang tanggal lahirnya sama kayak lo 'kan?"

Banyak mata yang melotot mendengar ucapan Thomas, bahkan ada yang berteriak shock melihat tingkah ketua panitianya itu.

"Lo gila? Asal suruh ciu—"

Sebuah tangan memeluk pinggang ramping Mila, membuat mulutnya terkantup dan terdengar sebuah suara. "Tenang aja, saya siap cium kamu."

••

Terpopuler

Comments

meandyou

meandyou

Seruuuu

2020-08-31

1

Aniest.nisya

Aniest.nisya

hahahahah seru kakak.. aku uda mmpir ya kak...

lucu bangett kak🤭🤭🤭

2020-08-17

1

ladydian grand

ladydian grand

Ini bibirku kok naik sendiri hahaha

2020-07-14

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!