Mobil Alphard Medina melaju dengan kecepatan sedang, menuju Rumah Sakit terdekat untuk membawa Anak dari peminjam uang di salah satu koperasi legal tempat Dins bekerja.
" kenapa??? mau bilang makasih ??, kok susah amat sih...tinggal ngomong doank, makasih Medina atas bantuannya hari ini " kata Medina memecah kebisuan didalam mobil.
Dins tersenyum dingin, " nggak kok...saya nggak nyuruh kamu antar kami, kebetulan aja kamu lewat kan tadi ".
Tiba- tiba Medina menginjak rem nya secara mendadak...membuat Dins kaget dan anak yg sakit mengeliat dan meringis kesakitan.
" Kamu yaaa....trus ngapain kamu naik di mobil saya, kalau skrg saya turunin kalian..itu hal saya...!! adaa ya orang kayak kamu " teriak Medina.
" okee, denger...aku minta maaf yaaa.. terima kasih untuk tumpanganya, bisa dilanjutkan kembali? atau kalau kamu lelah biar aku yg gantian menyetir " kata Dins perlahan.
Medina berniat membuka pintu mobil, namun di tahan oleh Dins karena mobil lalu lalang dengan kencangnya di sebelah kanan.
" Jangan sia2 kan hidupmu karena emosi sesaat, kita bertukar tempat aja lgsung didalam mobil ini, bisa kan?? " sambil menatap dingin ke arah Medina.
Medina mengangguk tanda setuju.
Dins meraih tangan Medina dengan sigap dan mengangkat pangkuannya ke arah kursi Dins, posisi Medina diatas pangkuan Dins membuat Medina salah tingkah dan sedikit kikuk. Dins mengangkat tubuh Medina dan menaruhnya perlahan di kursi tempat Dins duduk, Posisi duduk kembali normal...dan Dins menjalankan mobil dengan perlahan.
Tangan Dins agak bergetar karena menyentuh area paha bawah Medina tanpa sengaja, tapi sikap kikuknya tersebut di tepiskan jauh2 dan kembali konsentrasi dengan mobil yang dibawanya.
Wajah Medina sedikit memerah dengan kejadian tadi, hatinya sedang bergejolak, entah apa yang sedang dia rasakan saat itu...wajah cantiknya berbalik melihat jalan raya dan membuka jendela kaca mobil utk melihat aktivitas jalanan ibukota, sembari berdiam diri.
" Alhamdulillah sudah sampai, tunggu pak...sy akan gendong Fikar " kata Dins.
Fikar namanya, Anak cacat itu terkena polio sejak kecil dan di asuh oleh ayahnya sendiri yg berjualan somay keliling.
Namun, karena biaya berobat anaknya yang sangat besar sehingga dia rela meminjam uang kepada rentenir kejam yg menjadi manajer tempat Dins bekerja saat ini.
" Makasih mbak ..atas bantuannya, bapak tidak bisa membalas kebaikan mbak, semoga sehat selalu " kata bapak tua itu dengan lirih.
" sama2 pak, saya juga mau antar bapak sampai ke dalam kok, marii... " kata Medina
Dins menatap Medina dengan penuh tanda tanya...." Sebenarnya sifat dia seperti apa, terkadang baik, lembut dan terkadang suka marah dan emosian " guman Dins dalam hati
Fikar berada di ruangan UGD untuk diberikan pertolongan secepatnya karena penyakitnya yang biasa kambuh terkadang datang secara tiba-tiba.
Dins menunggu diluar bersama bapak tua itu.
Dengan raut wajah sedih, dia menyampaikan terima kasih kepada Dins karena selama ini telah berburuk sangka tentang dirinya. Dia mengira semua debt colector itu orang yang jahat dan kejam, namun tidak bagi seorang Dins.
" Dins, pak...gimana anaknya..." tiba-tiba Medina datang dari loby Rumah Sakit.
" Masih dalam perawatan mbak, makasih sekali lagi untuk bantuannya " kata bapak tua itu sambil meraih tangan Medina utk berterima kasih.
Tiba-tiba bunyi telpon Medina berbunyi..." Ya halooo, gimana Ry...." kata Medina
Dengan wajah kaget dan cemas, Medina berdiri dari kursi ruang tunggu pasien.
" Apaaaa....mas Reno kenapa, butuh darah lagi??? Astgfirullah..baikk saya akan kesana segera " sambil terburu2 Medina pergi tanpa menghiraukan tatapan Dins.
Dins mengejar Medina dan menarik tangannya.. " Ada apa...!!!! "
" Bukan urusan kamu "....sambil menangis dan menepiskan tangan Dins, Medina pergi meninggalkan Dins yang terpaku di Loby Rumah Sakit.
Dins kembali ke ruang tunggu sambil memikirkan Medina " entah kenapa...setiap bertemu denganya aku selalu berpikir tentang dia, sebenarnya apa yang terjadi padaku..dia bukan siapa2, tapi aku selalu memikirkan dia " guman Dins dalam hati.
Perawat keluar dari ruang UGD dan menemui Ayah Fikar dan Dins..." Fikar sudah kami berikan penanganan dengan baik dan sekarang dia lagi tertidur, untuk obat dan biaya administrasi bisa langsung ke kasir kami ya pak...makasih " sambil berlalu, perawat menunjukkan tempat pembayaran administrasi di loket.
Dins dan Ayah Fikar menuju loket untuk menanyakan biaya yang harus dibayarkan, Dins kembali berpikir...." bagaimana aku harus membayar, sementara uang yg ada padaku hanya tersisa sedikit utk keperluan ibu dari rumah sakit besok " kata Dins dalam hati.
" Berapa sust..untuk pasien atas nama Fikar " kata Dins sambil berdiri di depan loket.
" Sudah lunas dan terbayarkan semua pak, sejumlah Rp. 356 ribu, yang bertanda tangan disini Ibu Medina " kata suster yang berada didalam loket.
Dins terdiam tanda tak percaya...menaikkan rambutnya yg agak panjang dan kembali berpikir...." Bagaimana pun aku harus kembali bertemu denganya, tapi dia dimana...nomer hp atau wa pun aku tidak punya " Dins berguman dalam hatinya.
Medina.....kamu dimana....??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Gian Gian
siiip
2022-11-12
1