Bunyi sirine Ambulance memecah kesunyian lorong sempit rumahku, beberapa tetangga dan Ibu2 dengan raut wajah cemas menanyakan ada apa dengan Ibuku.
" Dins...ibumu kenapa, sakit apa sampai pingsan kayak gitu, ya Allah kasian " ujar ibu2 yang biasanya nongkrong diwarung sebelah.
" Saya juga belum tau Bu, mungkin ibu hanya kecapean...semoga tidak ada sakit apa2, mari Bu saya ikut ambulance dulu " kata Dins sembari pamit dengan motor beat hitamnya yang sudah nampak usang.
Sesampainya di Rumah Sakit, ibunya masih belum sadarkan dir. Dins cemas dan kuatir, karena sebelumnya ibunya tidak pernah mengeluh apapun.
" Bagaimana dok, ibu saya kenapa " tanya Dins, setelah ibunya diperiksa oleh dokter
" Mohon maaf dek, ibu anda ada gejala jantung..kecapean dan mungkin kurang memperhatikan pola makan, saya sarankan...agar dirawat dulu disini sampai besok " kata dokter.
" Baik dok, akan sy jaga ibu saya sampai besok disini...terima kasih dok " sambil berjabat tangan, dokter itupun berlalu dan Dins kembali ke kamar UGD.
Tanpa sadar, Dins terbangun ketika ibunya mengusap kepalanya dengan lembut.
" nak bangun, ibu sudah baikan...ayo kita pulang saja " kata ibunya lirih sambil memegang selang infusnya.
" Alhamdulillah ibu sudah sadar, ada apa sebenarnya Bu..kenapa ibu tidak pernah cerita ke Dins tentang sakit yg sering ibu alami..." ucapan sedih Dins membuat ibunya menangis dan memeluk anak semata wayangnya itu.
Ibunya tidak ingin Dins kuatir dengan sakit yang sudah dia anggap biasa, karena dia tau...Dins berusaha mencari nafkah untuk tambahan hidupnya sehari-hari.
" kata dokter, besok baru bisa pulang bu...tolong dengarkan dins kali ini, demi kesembuhan ibu " kata Dins dengan wajah yg sedih.
Dins keluar dari kamar UGD dan memberikan ruang untuk ibunya agar tenang dan bisa beristirahat.
Dia kembali merogoh kantungnya untuk mengambil amplop uang yg diberikan oleh manajer debt colector tadi..." 500 ribu " guman Dins, lumayan untuk biaya rumah sakit Ibu.
Dins berjalan menuju meja administrasi untuk menyelesaikan sewa kamar rumah sakit dan menebus obat untuk Ibunya.
Tanpa sengaja, seseorang dari arah berlawanan datang dan menabrak sisi bahu Dins, " Maafkan aku, karena sedang buru2...maaf ya " kata wanita tersebut.
Keduanya saling menatap dan tanpa sengaja Dins berucap " gadis kue " ??
" hummm???? maaf, maksud anda ? " ucap wanita itu
" kita bertemu di antrian kue di Mall kan ??, anda memberikan kue untuk saya waktu itu " kata Dins.
Sambil melambaikan jarinya ke arah orang yang memanggil nya, wanita itu meninggalkan Dins dengan tergesa-gesa tanpa mejawab sepatah katapun.
Aroma parfum elegan itu kembali menyeruak di hidung Dins, dan membuatnya terdiam.
Dins penasaran dengan apa yang terjadi, kemudian perlahan dia mengikuti wanita itu dari belakang, nampak wanita itu diantar oleh seseorang berbaju rapi dan memakai jas ke dalam kamar VIP Rumah Sakit.
Dins menahan langkahnya, ketika seorang wanita paruh baya melangkah tergesa-gesa ke arah kamar itu.
" Keluar dari kamar ini, dasar wanita tidak tau diri...ngapain kamu kesini...keluar skrg juga " suara wanita itu cukup keras sehingga membuat beberapa perawat yg lalu lalang dan beberapa pasien menoleh kearahnya.
" kak, jangan begitu..malu dilihat orang...baik sy akan pulang, nanti sy akan melihat mas Reno lagi " suara lirih nan lembut wanita itu berucap, seakan memahami situasi yang tidak baik saat itu.
Wanita cantik itu berlalu dengan air mata yg sedikit menetes di pipi cantiknya.
Dins tersenyum melihat ke arah wanita cantik itu, sembari berucap..." mau aku temani? "
Dengan tatapan sendu, wanita itu mengganguk dan menarik ujung jaket Dins agar mengikutinya.
" Kopi?? " kata Dins menawarkan kepada wanita cantik didepannya itu, yang sedari tadi terus berdiam diri.
" maaf, aku tidak suka kopi " ucapnya
" baiklah...aku akan meminumnya sendiri dan anggap saja, aku tidak pernah melihat kejadian tadi " sambil melirik sedikit ke arah wanita cantik itu
" Medina...." sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan dengan Dins, namun Dins tetap diam dan membiarkan tangan itu menggantung agak lama.
" Dins Atmajaya " sambil mengulurkan tangan, namun hanya sedikit menyentuh tangan wanita itu, namun dengan sigap wanita itu meraih tangan Dins dan menjabatnya dengan erat...membuat Dins sedikit terkesima dan kaget dengan gerakan refleks itu.
...................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments