Kebaikan dan keberuntungan

Medina menjabat tangan Dins dengan erat, tatapan mata sendu membuat Dins tak kuasa menatap lebih lama...Medina tertawa " Aku tidak suka cowok miskin dan urakan kayak kamu, so....jangan baperan dengan sikap aku ke kamu " sambil melepaskan tangan Dins dan sedikit tersenyum penuh makna.

" oh yaaa??!..okee, baik..." sambil tertawa Dins pun mengusap rambut indah Medina dengan jemarinya..." aku pun tidak suka dengan cewek matre dan berpakaian seksi seperti dirimu, aku hanya membalas kebaikan mu telah memberikan kue tempo hari ".

" Semoga kita tidak bertemu lagi, gadis kue " kata Dins sambil berlalu meninggalkan Medina seorang diri di teras kantin Rumah Sakit.

Medina pun menoleh ke arah Dins yang berlalu...." semoga kamu beruntung dan aku harap kita tidak bertemu lagi, dasar laki2 urakan " kata Medina perlahan.

Bunyi telpon berdering, Dins segera berlari dikamar Rumah Sakit yang ditempati Ibunya.

dengan perasaan lega Dins menghampiri Ibunya.." Apakah ibu baik2 saja?, maaf tadi aku dijalan Bu..lama nunggu ya " sambil tersenyum manja pada Ibunya.

" Ahh kamu, bikin ibu kangen..pengen di suap makan sama kamu aja nak, boleh yaa " kata ibunya sambil menunjuk piring yang berisi bubur sayuran yang disiapkan oleh perawat Rumah Sakit.

Sambil tertawa Dins pun menyuap Ibunya yang sedari tadi menunggu nya datang.

" Kak...punya nomer wa nggak ?? " suara gadis perawat yang tiba2 muncul dibelakang Dins membuat ibunya kaget.

" Aduhh, kaget ibu nak...pasti ada donk, ya kan Dins.." sambil mengedipkan mata ke arah anaknya itu.

" Maaf dek, wa kakak lagi error...nanti ya kalau udah bagus..baru kakak kasih " sambil mengedipkan mata ke gadis perawat itu.

" oohhh gitu ya kak...makasih kak, aku tunggu yaaa..." sambil berlalu dengan tatapan kagum pada Dins yg tidak lepas, serta hampir saja menabrak dokter yang baru masuk.

" inaaaaa, lihat jalanmu....kerja yang fokus, lihat yang bening aja kamu udah kayak gitu...bener2 yahhh, gadis2 sekarang " sambil melotot dokter tadi berbicara pada Dins " kalau ada nomer wa, dokter minta juga yaaa, buat nanti kalau ada apa2 sama ibu kamu, bisa wa langsung ke saya..." sambil senyum2 penuh arti dokter tadi pun duduk dikursi, di iringi tawa Dins dan Ibunya.

Dokter Frans yang agak kemayu namun berhati baik itu sudah lama bekerja sebagai dokter umum di Rumah Sakit itu, sambil mengobrol dan membahas tentang kesehatan Ibunya...sesekali Dokter Frans melirik ke arah Dins dengan tatapan penuh arti, membuat Ibunya tersenyum lucu.

" Aku ijin pamit dulu Bu, ada kerjaan diluar bersama teman...dok aku titip Ibu dulu ya, makasih sebelumnya " sambil berjabat tangan dengan dokter itu, Dins pun berlalu keluar dari kamar Ibunya.

Bunyi motor beat Dins agak keras didepan sebuah gubuk, Yahh..nasabah yang memilki Anak cacat itu belum menyerahkan uang kepada manajer debt colector sejak kmrn.

Sehingga sudah menjadi kewajiban Dins untuk kembali lagi mengancam Bapak tua itu.

" Bunuh saya aja, saya sama sekali tidak punya uang " kata bapak tua itu dengan tangisan yang menyayat hati.

" Lihat anak saya, dia sejak kemarin sakit demam dan saya pun tidak tau harus berbuat apa....lebih baik kami mati bersama, supaya kalian semua puasssss !!!!!! ".

Batin Dins kembali menciut, pemandangan didepan matanya sungguh membuatnya ingin teriak...di sisi lain, uang yang telah di ambilnya dari debt colector sudah terpakai untuk biaya Rumah Sakit Ibunya.

Dins terdiam sesaat, entah apa yang ada dalam benaknya....tiba2 Anak cacat itu kejang2, bapak tua itu mengguncang tubuh anaknya itu " ya Allah nakkkk, bangunnn....maafkan bapak, jangan tinggalkan bapak nak " sambil menangis, bapak tua itu menggendong anaknya.

Dengan sigap Dins mengambil Anak cacat itu kemudian berlari keluar mencari mobil utk bisa ditumpangi ke Rumah Sakit.

Di tengah rasa putus asa dan tangisan bapak tua yang sedari tadi menangis, tiba2 sebuah mobil berhenti dipinggir jalan tepat di trotoar mereka berdiri.

" Ayo cepat naik, emergency kan ??? " teriak wanita dalam mobil, sambil membuka kaca mobilnya , Alphard yang berwarna putih.

" Medinaaa???? " kata Dinss

" Iyaaa...ayoooo, nanti aja acara kagetnya, sekarang buruan masuk " Yahh, Medina...wanita itu tidak sengaja lewat di jalanan seputaran Ibu Kota dan melihat Dins serta Bapak tua dan Anaknya yg sakit sedang menunggu mobil yang lewat.

Aroma lavender dalam mobil, membuat Dins sedikit tenang ditengah kepanikan tadi...Bapak tua yang memangku Anaknya duduk dibelakang mobil sambil sesekali mengusap air matanya yg terus mengalir.

" Baru juga tadi siang kita komitmen tidak usah bertemu lagi, ehhh kamu lagi.. kamu lagi...kenapa sihh, dari sekian banyak orang harus ketemunya kamu terus " kata Medina sambil menyetir mobil dan sesekali melirik Dins yang ada di sebelah nya....

Dins berbalik menatap Medina penuh arti.........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!