Mencoba Peruntungan Nasib

Ruangan ber AC yang dipenuhi alunan musik sayup-sayup terdengar. di meja tempat mereka duduk..Dins dan kedua orang yang menjanjikannya pekerjaan itu sedang berbicara serius namun sesekali menoleh ke orang2 yang lalu lalang.

Entah apa yang ada dalam benak Dins saat itu, sambil berjabat tangan dengan kedua orang tersebut...Dins mengangguk tanda setuju dengan perjanjian yang diberikan.

amplop tipis disematkan di kedua tangan Dins sembari berlalu, Dins mencoba melihat isi amplop tersebut dan tersenyum tipis.

Dins pun berlalu dari meja itu, tak lupa singgah membeli kue kesukaan ibunya.

Antrian yang lumayan panjang membuat Dins gelisah, sembari menoleh kebelakang melihat wanita setengah baya sedang mengantri dan sesekali mengusap dahinya.

" lumayan cantik " guman Dins dalam benaknya, tanpa sengaja mata mereka berpadu membuat sedikit darah Dins berdesir. senyum indah dari raut wajah itu mengingatkan tentang seseorang, Ibunya..

Yahhh untuk pertama kalinya Dins merasa ada sosok yg berbeda dari wanita itu.

Antrian telah sampai padanya, namun karena penasaran yang luar biasa dalam hatinya..antrian diberikan pada wanita cantik itu sembari berbisik.." ladies first ". mata mereka beradu seolah menyiratkan sesuatu.

" Terima kasih " sembari tersenyum wanita cantik itupun mendahului antrian. seketika menyeruak aroma elegan parfum wanita berkelas di hidungnya.

Dins hanya tersenyum dingin padanya, tanpa sepatah kata.

Di saat yang sama, bunyi wa android Dins masuk..dengan raut wajah yang serius dia membaca wa itu dan mengibaskan rambutnya yang sedikit panjang dan kurang tertata.

Wanita cantik yang mendahului antrian tadi kembali menyapa nya, " ini buat kamuh, makasih ya udah memperpendek antrian saya, jadi nggak nunggu lama ".

Sembari menerima bingkisan kue itu Dins berlalu dengan cueknya namun setelah agak jauh dia mengedipkan mata mautnya dan mengisyaratkan kata " you welcome ".

Dins tau...wanita itu sejak tadi menatapnya dan berharap bahwa Dins akan meminta nomer hp atau menanyakan namanya.

Namun itu tidak akan terjadi untuk sosok seperti Dins.

Wanita cantik itupun berlalu dengan perasaan penasaran yang berkecamuk sambil menjalankan mobil Alphardnya yang berwarna putih.

Di sebuah gubuk beralaskan dinding jelaja terdengar suara Anak kecil yg digendong Ayahnya " Tolong jangan sakiti kami, kami mohonnnn kak " kata Anak itu.

" Pak, jangan paksa saya berbuat kasar, tolong dengarkan saya...kalau sampai bapak tidak lunasi besok pagi, sy akan kesini lagi dan mengambil gerobak bapak sebagai jaminan untuk bos saya " suara lantang Dins memecah kesunyian sore itu.

" Tapi nak, sy bekerja dengan gerobak itu..bagaimana saya mencari nafkah untuk Anak saya yg cacat ini dan untuk melunasi utang2 saya...saya mohon pak " sambil memegang tangan Dins dan setengah berlutut.

Gejolak batin Dins seketika bergemuruh dan sontak jiwanya merasa sedih dengan keadaan yang memaksa nya untuk melakukan itu semua.

" saya tidak mau tau pak " sambil menepis tangan tua itu, Dins kembali mengancam

" Besok saya akan kembali lagi, dan sy mohon bapak memberikan apa yang saya sampaikan tadi ". sambil berlalu Dins berlari sekuat mungkin agar tidak mendengar tangisan Anak kecil yang cacat itu.

Yahhh...Dins mengambil pekerjaan sambilan sebagai debt kolektor koperasi yang upahnya tidak sebanding dengan tekanan batin yg dia alami, namun hanya itu satu-satunya pekerjaan yang ada untuknya saat ini.

Sebelum kembali ke rumah, Dins mencoba untuk menenangkan batin nya serta membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar. Akan jadi omelan yang panjang untuk dirinya jika pulang dengan wajah yg tidak terurus.

" Ahh lagi2 sy harus berbohong pada Ibu mengenai kue yg aku belikan untuknya " sembari mengingat, kue yg di berikan oleh wanita di Mall tadi Dins simpan didepan rumah bapak tua dan anak cacat tadi.

" Assalamualaikum....Ibuu, Dins pulang "

Tidak ada suara sambutan seperti biasa untuknya, Dins mengulang salam kembali.. mungkin ibunya sedang sholat.

Beberapa menit kemudian, Dins kembali mengucap salam.. namun tidak ada jawaban didalam rumah.

Sontak Dins merasa kuatir dengan ibunya, Dins memaksa membuka pintu dan terkejutnya Dins ibunya tergeletak di lantai dengan mukena yang masih dikenakan...

" Astgfirullah....Ibuuuuuuu " teriak Dins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!