Bab 3. Kakak Ipar Pradha, Ternyata ....

Lidah Pradha seakan kelu. Dia tidak menyangka bahwa ternyata Abipraya dan juga Abirama adalah kakak beradik. Dia seperti tertampar keadaan.

Lelaki di depannya ini, ternyata adalah mantan kekasih yang sudah lama menghilang tanpa kabar. Berbagai perasaan kini bercampur menjadi satu. Pradha senang, bisa bertemu lagi dengan Rama setelah belasan tahun.

Namun, di sisi lain, Pradha merasa begitu frustrasi dan kecewa. Kenapa lelaki ini baru pulang sekarang? Jika saja Rama pulang lebih cepat, maka dia akan meminta sang ayah untuk menikahkan dirinya dengan Rama.

"Apa kabar?" tanya Rama sembari tersenyum lebar.

"Ba-baik, Kak."

"Loh, kalian saling mengenal?" tanya Chandra.

"Kami teman dekat, Bu?" sahut Rama.

Teman? Pradha tersenyum kecut mendengar ucapan Rama.

Ada perasaan kecewa menyelusup di hati perempuan yang kini menyandang status sebagai istri Abi itu. Namun, jika Rama mengatakan dengan jujur, bisa-bisa kisah lamanya terbongkar. Dia hampir saja melupakan Rama, jika saja tidak melihat pria itu lagi.

Rama tiba-tiba pergi tanpa pesan. Seluruh media komunikasi dengannya pun terputus saat itu. Rumahnya mendadak sepi. Dia menghilang begitu saja tanpa pamit.

Setelah belasan tahun berusaha melupakannya mati-matian, kini dia kembali datang. Di saat Pradha mulai melupakannya, dan memiliki ikatan pernikahan dengan Abi.

"Wah, ternyata dunia memang enggak selebar daun petai cina!" seru Chandra, lalu terkekeh.

Abi merasakan suasana canggung menyelimuti. Dia melirik Pradha dan Rama secara bergantian. Lelaki itu berpikir bahwa keduanya memiliki hubungan lebih dari sekedar teman. Terlihat dari bahasa tubuh keduanya.

"Ibu masak apa?" Abi berusaha mencairkan suasana.

"Ah, ayam betutu sama rujak bulung. Ayo kita makan!" ajak Chandra.

Mereka berempat pun menuju meja makan dan mulai menyantap masakan buatan Chandra. Sesekali Chandra bercerita tentang Praba untuk mengenangnya. Di mata perempuan itu, Praba adalah gadis yang sopan dan ceria.

Pradha mulai merasa tidak nyaman, karena merasa dia bukanlah menantu idaman sang ibu mertua. Begitu selesai makan, Pradha memilih untuk langsung keluar ke taman belakang.

"Hah ... kenapa takdir-Mu seakan mempermainkanku, Tuhan?" Pradha menghela napas kasar kemudian merebahkan tubuh pada lantai gazebo.

Pradha memejamkan mata, kemudian menikmati semilir angin malam yang membawa aroma bunga cempaka. Pradha menghirup dalam aroma bunga berwarna kekuningan itu, sehingga membuat hatinya sedikit lebih tenang.

"Dha," panggil Rama.

Sontak Pradha membuka mata. Dia terperanjat dan langsung terduduk. Perempuan itu enggan menatap Rama. Dia membuang wajah, dan memilih menatap dedaunan yang bergoyang karena tiupan lembut sang bayu.

"Dha," panggil Rama lagi kemudian duduk di samping Pradha.

"Hem," jawab Pradha singkat tanpa mau menatap Rama.

"Kamu ternyata sudah bisa move-on dari aku, ya? Padahal aku susah banget ngelupain kamu. Aku ...." Ucapan Rama menggantung di udara.

Hening, hanya terdengar suara embusan angin dan dedaunan yang saling bergesek Pradha masih bungkam, malas membahas masalah ini.

"Ke mana aja kamu selama ini, Kak?"

"Aku ...."

"Kenapa tiba-tiba pergi tanpa pamit? Kenapa kakak menghilang begitu saja tanpa mengucapkan perpisahan?" tanya Pradha dengan suara bergetar.

"Dha, aku ...."

"Kakak nggak tahu bagaimana menderitanya aku selama ini! Aku mati-matian berusaha untuk tetap baik-baik saja tanpa kamu, Kak! Dan ketika aku mulai terbiasa tanpa kehadiranmu, kenapa malah datang lagi! Kenapa?" Mata Pradha mulai memerah, bahunya gemetar, dengan dada naik turun menahan emosi yang campur aduk.

"Maaf ...." Rama tertunduk lesu menatap ujung jari kakinya.

"Maaf? Kenapa baru meminta maaf sekarang? Coba katakan apa salahku, sampai Kak Rama ninggalin aku begitu saja!" teriak Pradha frustrasi.

"Semua gara-gara bapakmu!"

Pradha terbelalak. Dia seketika bungkam. Perempuan itu berusaha memahami apa yang diucapkan Rama.

"Kenapa Kak Rama bawa-bawa bapak? Bilang saja sudah bosan menjalin hubungan denganku yang sama sekali tidak mau disentuh!" Pradha tersenyum kecut menatap tajam lelaki yang ada di sampingnya itu.

Pradha memang salah satu perempuan modern yang masih menjaga keperawanan. Bahkan sampai saat ini, dia masih suci dan tersegel. Dia hanya ingin melepaskan semua untuk lelaki yang benar-benar mencintainya.

"Bapakmu melarangku untuk menjalin hubungan denganmu, Dha." Suara Rama terdengar lirih.

"Mana mungkin? Bapak bukan orang seperti itu! Memangnya kenapa beliau menginginkan kita untuk berpisah? Kamu enggak usah banyak alasan!"

"Apa kamu yakin Pak Artha sebaik itu?" Rama tersenyum miring sambil menatap lautan bintang yang sedang berkerlip di langit.

Pradha pun mengerutkan dahi. Dia paling benci jika penyakit lama Rama kambuh. Lelaki itu sering mengungkapkan sesuatu dengan sebuah teka-teki, dan hal itu berhasil membuatnya pusing serta kesal.

"Kak, tolong jangan mulai begini lagi!"

"Aku ini keturunan sudra, beda sama kamu yang masih memiliki darah seorang raja. Pak Artha melarangku mendekatimu karena kasta kita yang jauh berbeda." Rama tersenyum kecut seraya menatap nanar perempuan yang masih sangat dia cintai itu.

"Kamu bohong, 'kan, Kak? Buktinya Praba boleh menikahi Abi? Kenapa dulu bapak melarang hubungan kita?"

"Entahlah. Yang jelas aku tahu, ternyata cintamu semudah itu hilang. Dan sialnya kamu malah menikah dengan adikku sendiri. Apa kamu sengaja melakukan ini?" Rama tersenyum getir seraya mengacak rambut frustrasi.

"Aku terpaksa! Aku terpaksa karena Praba tiba-tiba meninggal! Toh, aku tidak tahu kalau kalian kakak beradik!" teriak Pradha penuh emosi.

Rama terdiam. Dia terbelalak mendengar kabar duka dari sang pujaan hati. Adik kesayangan perempuan itu meninggal? Akan tetapi, banyak pertanyaan berputar dalam kepala Rama. Kenapa Pradha harus menggantikan Praba dan menikahi Abi?

"Lalu kenapa kamu malah menikah dengan Abi? Bukankah jika mempelai wanita sudah meninggal, maka pernikahan bisa dibatalkan?"

"Aku terpaksa, karena bapak menganut kepercayaan kolot itu!" teriak Pradha frustrasi.

"Kenapa kamu nggak datang lebih awal, Kak. Kalau saja kamu datang lebih awal mungkin saja kamu yang akan menikah denganku!"

Pradha menenggelamkan wajahnya ke dalam telapak tangan. Hati Rama seakan diremas mendengar tangisan Pradha yang menyayat. Sepanjang menjalin kasih dengan Pradha dulu, dia tidak pernah melihatnya menangis seperti ini.

Rama selalu mengusahakan apa pun agar bisa melihat senyum Pradha. Kali ini dia merasa sangat bersalah. Lelaki itu berniat ingin kembali mengukirkan senyum di bibir Pradha.

Rama mulai mengangkat lengannya, dan perlahan menyentuh Pradha. Dia pun segera membawa perempuan itu ke dalam pelukannya. Dikecupnya puncak kepala Pradha berulang kali.

"Maaf, lalu sekarang apa yang harus aku lakukan?" tanya Rama dengan suara lirih.

"A-aku tidak tahu, Kak. Semuanya semakin terasa sangat rumit."

Rama melepaskan pelukannya kemudian merangkum wajah Pradha dengan kedua telapak tangan. Ibu jarinya bergerak lembut di atas pipi merah Pradha, sehingga air mata perempuan itu pun terhapus.

"Dha, sejujurnya aku masih sangat mencintaimu. Aku tidak bisa untuk tidak merindukanmu. Aku hampir gila menahan rasa sesak karena jeratan rindu ini."

"Kenapa dulu Kak Rama tidak memperjuangkan hubungan kita? Seharusnya Kakak membicarakan semuanya denganku," ucap Pradha di tengah isak tangis.

"Maaf, Dha. Aku memang bodoh." Rama tertunduk lesu, dan menautkan jemarinya satu sama lain. Namun, sedetik kemudian, Rama kembali mengangkat wajahnya.

"Dha, jika kita berjuang sekarang ... apakah masih bisa?"

Pradha terbelalak. Dia sangat terkejut dengan pertanyaan Rama barusan. Berjuang di saat dia sudah menjadi milik orang lain? Bukankah ini akan menjadi sesuatu yang sangat berat?

"Kak, aku ...."

Terpopuler

Comments

💖Yanti Amira 💖

💖Yanti Amira 💖

waduh Rama berharap ingin berjuang,,,
tapi apa kah Rama tidak tahu kalau pradha sudah menjadi istrinya Abi 🤔🤔

2022-11-19

1

💖Yanti Amira 💖

💖Yanti Amira 💖

ternyata pradha dan Rama punya hubungan spesial
apakah Abi tahu tentang hubungan mereka thorrr

2022-11-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kematian Praba
2 Bab 2. Pernikahan Tanpa Cinta
3 Bab 3. Kakak Ipar Pradha, Ternyata ....
4 Bab 4. Karier Baru
5 Bab 5. Pertemuan yang Tak Diinginkan
6 Bab 6. Benih Cinta yang Kembali Bersemi
7 Bab 7. Keributan Kecil
8 Bab 8. Keinginan Laksmi
9 Bab 9. Merajut Kasih
10 Bab 10. Hampir Ketahuan
11 Bab 11. KDRT (Kecemburuan Dalam Rumah Tangga)
12 Bab 12. Tawaran Pekerjaan
13 Bab 13. Insiden Premier Film
14 Bab 14. Tertangkap Basah
15 Bab 15. Cinta yang Harus Kembali Terpisah
16 Bab 16. Bukan Anak Ajung
17 Bab 17. Positif
18 Bab 18. Kebusukan Abipraya
19 Bab 19. Kesedihan Pradha
20 Bab 20. Abi Memang Licik
21 Bab 21. Gagal Bercerai
22 Bab 22. Ngidam yang Bikin Emosi
23 Bab 23. Manajer Baru
24 Bab 24. Over
25 Bab 25. Astika yang Mulai Protes
26 Bab 26. Detak Jantung Buah Hati
27 Bab 27. Bukti Perselingkuhan yang Rusak
28 Bab 28. Mengumpulkan Bukti Perselingkuhan Abi
29 Bab 29. Kejadian Tak Terduga
30 Bab 30. Hadirnya Kebahagiaan dan Kesedihan
31 Bab 31. Kepergok Chandra
32 Bab 32. Mendung di Langit Denpasar
33 Bab 33. Kekacauan Hati Pradha
34 Bab 34. Tayang Perdana
35 Bab 35. Cek Cok Pasangan Gelap
36 Bab 36. Cinta, Dendam, dan Masa Lalu
37 Bab 37. Akhirnya Bisa Bercerai
38 Bab 38. Karma Buruk Untuk Astika
39 Bab 39. Kehidupan Baru Pradha
40 Bab 40. Masa Sulit
41 Bab 41. Pertentangan
42 Bab 42. Langkah Nekat Rama
43 Bab 43. Mencoba Bangkit
44 Bab 44. Dibandingkan dengan Ken
45 Bab 45. Nasehat dari Pak Kadek
46 Bab 46. Meluruskan Kesalahpahaman
47 Bab 47. Kebenaran yang Dibawa Ken
48 Kepingan Hati di Langit Qatar
49 Rahasia Kehamilan Violetta
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1. Kematian Praba
2
Bab 2. Pernikahan Tanpa Cinta
3
Bab 3. Kakak Ipar Pradha, Ternyata ....
4
Bab 4. Karier Baru
5
Bab 5. Pertemuan yang Tak Diinginkan
6
Bab 6. Benih Cinta yang Kembali Bersemi
7
Bab 7. Keributan Kecil
8
Bab 8. Keinginan Laksmi
9
Bab 9. Merajut Kasih
10
Bab 10. Hampir Ketahuan
11
Bab 11. KDRT (Kecemburuan Dalam Rumah Tangga)
12
Bab 12. Tawaran Pekerjaan
13
Bab 13. Insiden Premier Film
14
Bab 14. Tertangkap Basah
15
Bab 15. Cinta yang Harus Kembali Terpisah
16
Bab 16. Bukan Anak Ajung
17
Bab 17. Positif
18
Bab 18. Kebusukan Abipraya
19
Bab 19. Kesedihan Pradha
20
Bab 20. Abi Memang Licik
21
Bab 21. Gagal Bercerai
22
Bab 22. Ngidam yang Bikin Emosi
23
Bab 23. Manajer Baru
24
Bab 24. Over
25
Bab 25. Astika yang Mulai Protes
26
Bab 26. Detak Jantung Buah Hati
27
Bab 27. Bukti Perselingkuhan yang Rusak
28
Bab 28. Mengumpulkan Bukti Perselingkuhan Abi
29
Bab 29. Kejadian Tak Terduga
30
Bab 30. Hadirnya Kebahagiaan dan Kesedihan
31
Bab 31. Kepergok Chandra
32
Bab 32. Mendung di Langit Denpasar
33
Bab 33. Kekacauan Hati Pradha
34
Bab 34. Tayang Perdana
35
Bab 35. Cek Cok Pasangan Gelap
36
Bab 36. Cinta, Dendam, dan Masa Lalu
37
Bab 37. Akhirnya Bisa Bercerai
38
Bab 38. Karma Buruk Untuk Astika
39
Bab 39. Kehidupan Baru Pradha
40
Bab 40. Masa Sulit
41
Bab 41. Pertentangan
42
Bab 42. Langkah Nekat Rama
43
Bab 43. Mencoba Bangkit
44
Bab 44. Dibandingkan dengan Ken
45
Bab 45. Nasehat dari Pak Kadek
46
Bab 46. Meluruskan Kesalahpahaman
47
Bab 47. Kebenaran yang Dibawa Ken
48
Kepingan Hati di Langit Qatar
49
Rahasia Kehamilan Violetta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!