***
Waktu telah menunjukan angka setengah dua belas siang. "brumm .. brumm .. brumm .. "
terdengar suara mobil mendekati rumah dan berhenti tepat di depan rumah.
Setelah mobil berhenti, keluar lah seorang prajurit bintara dengan pangkat serda ( sarsan dua ). " Lapor pak, ini obat-obatan yang di minta dua hari yang lalu. semua nya sudah di cek, sesuai dengan list yang di kirim kan kemaren." Laporan seorang prajurit bintara yang bertanggung jawab mengantarkan pasokan obat-obatan pada letnan aditya.
" Okey, kalo semua nya sudah sesuai dengan list langsung bawa masuk aja ke dalam." ujar aditya masih sambil rebahan di lantai teras.
Kadang kata tegas, berwibawa, gagah, dan berani mati bahkan mampu melumpuhkan musuh selalu melekat pada diri seorang prajurit TNI. tapi jangan salah, banyak juga tingkah para prajurit TNI yang absurt bahkan sampai membuat geleng - geleng kepala.
" Siap laksanakan. " sambil memberi hormat dan langsung melaksana kan tugas yang di perintah kan oleh Radit.
Sedang kan Khalifah yang masih berada dalam kamar pun keluar ketika mendengar bahwa pasokan obat-obatan yang di minta nya dua hari yang lalu sudah sampai. dan ketika melihat Khalifah keluar dari kamar prajurit itu pun langsung memberi kan hormat, dan di tanggapi dengan anggukan kepala oleh Khalifah.
" Apa sudah sesuai list ?. " tanya Khalifah pada sang prajurit.
" Siap sesuai bu, semua sudah di cek." sang prajurit pun menjawab dengan tegas.
" Baik lah, tolong kamu taroh saja semua nya di atas meja pojok, nanti biar saya saja yang beres kan. " ujur Khalifah memberi perintah pada sang bawahan.
" Siap laksanakan." dengan sigap sang prajurit pun melaksana kan perintah.
Seperti yang di ketahui Khalifah adalah seorang perwira dengan berpangkat kan lettu ( letnan satu ), satu tingkat di bawah kapten dan satu tingkat di atas letda ( letnan dua ). maka di sini Khalifah adalah seorang pemimpin atau atasan.
Setelah semua tumpukan kerdus berada di atas meja. Khalifah pun membuka satu persatu kerdus yang ada di atas meja dan mengeluar kan semua isi di dalam nya dan mencek ulang apa kah betul- betul sesuai dengan yang di minta nya dua hari yang lalu, serta menyusun nya dengan rapi di dalam rak yang sudah tersedia. agar lebih mudah ketika akan di gunakan dengan di bantu oleh Radit.
Sambil menyusun obat-obatan Radit pun membuka suara nya. " bu letnan, apa benar setelah satgas di sini, bu letnan akan kembali mengajukan diri sebagai relawan di palestina ? karna saya denger, kalo ibu akan menjadi relawan di salah satu rumah sakit di palestina ?. "
Diam beberapa saat. " huhh ... Entah lah dit, sebenar nya saya memang sempat berniat mengajukan diri untuk ke palestina setelah masa tugas di sini berakhir, tapi sekarang saya jadi bingung."
Sebenar nya Khalifah memang ingin menjadi dokter relawan di salah satu Rumah sakit di palestina dan itu sudah di rencana kan nya satu bulan yang lalu. karna mengingat masa tugas nya di sini akan segera berakhir tiga bulan ke depan. hanya saja saat ini Khalifah menjadi bingung apa lagi sang bunda kembali mengingat kan nya untuk segera menikah.
Radit pun hanya terdiam, ketika di lihat nya raut muka sang atasan yang seperti nya sedang bingung bahkan terlihat jelas saat helaan nafas terdengar begitu berat sebelum menjawab pertanyaan yang tadi di ajukan nya. seperti ada kegelisahan dan beban di dalam diri sang atasan, sungkan untuk kembali bertanya Radit pun memilih untuk diam dan melanjutkan kegiatan nya.
Tak terasa hari pun sudah berganti menjadi malam hari. dan para prajurit pun berkumpul di base camp masih - masing ada yang sedang mengobrol santai ada juga yang beristirahat setelah lelah melakukan beberapa kegiatan. selama di sini base camp tempat para prajurit yaitu di rumah warga yang tidak terpakai dan ada pula yang di balai desa.
Begitu pula dengan Khalifah setelah selesai melakukan kewajiban nya sebagai umat muslim, saat ini Khalifah sedang kembali memikirkan perihal tentang permintaan sang bunda. Khalifah hanya mampu berdoa dan berserah diri meminta petunjuk sang khaliq untuk segala beban dan kebingungan yang di rasa kan nya dan sambil beristirahat dengan tasbih yang tak lepas dari tangan dan bibir yang selalu berzikir.
" Tolong ... tolong .. tolong .. " suara teriakan salah satu warga desa yang berlari menuju base camp kesehatan. karna cuaca yang buruk dengan deras nya hujan serta angin yang kencang dan bahkan sekekali kilat pun menyambar hingga suara teriakan pun hanya terdengar samar-samar.
Para warga tahu bahwa ada pusat kesehatan militer di desa mereka dan ada beberapa dokter juga yang bertugas di sana. karena selama ini para dokter militer yang bertugas tidak hanya melayani pasien para prajurit TNI saja, akan tetapi para dokter juga melayani para warga sipil yang ingin berobat di base camp kesehatan dan itu secara suka rela.
Setelah sampai teras rumah dengan keadaan badan yang basah kuyup karna hujan warga itu pun langsung di sambut oleh salah satu prajurit yang berjaga. " ada apa pak, ada yang bisa saya bantu ?." tanya sang prajurit sambil melihat keadaan si bapak yang terlihat bingung dan kuatir.
" Maaf pak, bu dokter nya ada ? saya mau minta tolong istri saya pendarahan, dan sekarang dalam keadaan pingsan.
" Terus sekarang istri bapak di mana ?." tanya prajurit itu lagi karna di lihat nya bapak itu sendiri bahkan hanya berlari tanpa payung dan alas kaki.
" Istri saya di rumah pak ." jawab si bapak. bahkan dengan tubuh yang basah mungkin saja si bapak kedinginan sudah tak lagi di rasa kan. bahkan kaki yang berlari tanpa alas kaki bisa saja tertancap duri sudah tak lagi di pedulikan. keadaan nya yang betul- betul bingung dan kuatir.
Mungkin ada yang bertanya, kenapa si bapak justru berlari ke base camp kesehatan bukan nya langsung membawa sang istri ke rumah sakit ? penjelasan nya adalah desa di mana tempat Khalifah bertugas merupakan desa pedalaman.
Sebuah desa yang masih dikelilingi hutan alami dan perbukitan. sarana dan prasarana yang minim dan seadanya membuat warga desa kesulitan untuk menuju perkota'an. jangan kan untuk menuju ke kabupaten kota menuju ke daerah kacamatan saja jarak tempuh nya mencapai dua jam lebih dengan kendaraan bermotor.
Dengan keadaan cuaca cerah karna kondisi jalanan yang masih tanah dan sedikit berbatu. jadi, bisa di bayangkan apa bila dalam kondisi hujan itu sudah pasti memakan waktu dua kali lipat karna kondisi jalanan yang licin dan berlumpur.
" Baik pak, tunggu sebentar, saya panggil kan dokter dulu." prajurit jaga itu pun bergegas masuk ke dalam rumah dan langsung mengetok pintu kamar di mana sang dokter beristirahat.
" Tok ... tok ... bu letnan, tok ... tok ... bu letnan, tok ... " terdengar bunyi ketokan pada pintu kamar dan panggilan dari luar pintu kamar.
"Cklek" pintu kamar pun terbuka.
" Ada apa ?. " sebenar nya ketokan pertama pada pintu kamar sudah membuat Khalifah terbangun. hanya saja Khalifah masih membetul kan hijab yang di kenakan nya sebelum membuka kan pintu kamar.
" Maaf bu, di depan ada bapak-bapak meminta bantuan ibu. kata nya, istri si bapak sedang pendarahan, terus sekarang dalam keadaan pingsan di rumah nya ." sang bawahan pun langsung menjelaskan perihal kenapa di jam dua dini hari mengganggu istirahat sang atasan.
Mendengar hal itu Khalifah pun langsung begegas keluar untuk menemui langsung si bapak, dan bertanya lebih rinci tentang keada'an sang istri saat ini
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Trida Susanti
iya mba, kalo saya pas waktu kuliah sempat jadi relawan juga. tapi korban kebakaran ☺️☺️
2022-11-18
1
teti kurniawati
tugas.. seneng saya dulu pernah cita-cita jadi relawan
2022-11-18
0