Di sita

"Udah pulang?" sapa Kinar seraya tersenyum dari ujung teras.

"Eh bunda, ngagetin aja." Gala mengusap dadanya dan meraih tangan sang bunda untuk ia salami.

"Gimana Gal, hari ini sekolahnya lancar?"

"Euhm lancar kok Bun."

"Beneran lancar?"

"I-ya Bun."

"Kamu hari ini benar-benar sekolah kan, Gal?"

Gala tampak meringis seraya tersenyum kikuk, "I-iya."

"Terus barusan itu apa, bu Ani telpon bunda katanya kamu bolos lagi."

Deg!

"Umm..itu_"

Greppp!

Kinar merebut kunci motor dari tangan putranya dengan satu kali tarikan.

"Bunda nggak mau tahu, pokoknya kunci motor kamu bunda sita."

"E-eh bund, bunda kok gitu sih, jangan dong Bun." Gala berusaha mengejar sang bunda yang berjalan cepat menuju kamarnya.

"Bun, please lah Bun."

Kinar berdecak, membalikkan badannya menatap Gala dengan tatapan penuh kekecewaan.

"Kamu ini benar-benar ya, susah banget dibilanginnya, sudah berapa kali coba, bunda mengingatkan supaya kamu nggak bolos-bolos lagi, tapi nyatanya apa, kamu ulangi terus kesalahan kamu, kamu nggak kasihan apa Gal sama bunda."

"Bun, aku_"

Brakkkk!

Kinar menutup pintu kamarnya dengan sangat keras, membuat Gala seketika mengelus dadanya.

"CK, mampus gue! gara-gara si kunyuk Reno nih motor gue jadi disita."

"Ngapain Lo bang, ngomong sendirian depan kamar, lagi latihan baca puisi?" ujar Azzam sang adik, yang baru saja pulang dari sekolah.

"Bukan, lagi goreng tempe!"

Azzam terkekeh, seraya melonggarkan dasinya yang sedikit mencekik lehernya, "gue tebak, kunci motor Lo disita lagi kan sama bunda."

Gala mengacak rambutnya, frustasi.

"CK, iya."

"Nggak usah ngetawain gue Lo." menoyor kepala sang adik yang sedang tertawa.

"Dih ngambekan."

"Bang tungguin dong, elah!''

"CK, ngapain sih Lo ngikutin gue sampai kamar segala, ganggu tahu nggak!" ucap Gala dengan ketus.

"Gue cuma mau nanya, emangnya hari ini Lo bikin kesalahan apa lagi sih sampai motor Lo di sita lagi sama bunda, jangan bilang karena Lo balapan lagi sama si Reno."

"Mending Lo keluar deh dari kamar gue, males gue cerita sama Lo."

"Tap_"

"Udah buruan keluar!" mendorong tubuh sang adik dari kamarnya. "Hus..hus.."

"Dih Lo kata gue tikus."

*

"Bang, bunda kenapa? dari tadi kok diem aja, abang nggak bikin ulah lagi kan?" bisik Azzura kepada Azzam yang kini duduk disampingnya menikmati sarapan mereka.

"Bukan gue yang bikin masalah dek, tapi bang Gala."

"Kenapa lagi dia?"

"Nyuri kolor tetangga."

"Ihs apaan deh, nyebelin banget, serius kenapa jangan bercanda."

"Tahu, nggak mau cerita dia, terlalu sulit untuk diceritakan kali dek."

"Masa abang nggak tahu sih, biasanya kan bang Gala selalu cerita apa aja sama Abang."

"Dibilangin, dianya lagi nggak mau cerita, gimana sih dek."

"Kalian berdua, makan yang benar, habisin! nggak usah bisik-bisikan terus." sentak Kinar membuat keduanya terdiam seketika.

"Aku berangkat Bun, yah?" pamit Gala, beranjak dari duduknya seraya menyampirkan tas di bahunya.

"Sekolah yang benar Gal, jangan main-main terus, sebentar lagi kamu ujian lho, jangan sampai kamu nggak lulus." ujar El sang ayah yang ikut berdiri, hendak berangkat untuk bekerja.

Gala menunduk, "Iya, yah."

"Hari ini kamu ikut Azzam dan Azzura diantarin sama sopir, karena untuk sementara Ayah dan bunda nggak mengijinkan kamu untuk membawa motor."

"Iya yah."

"Azzam, Azzura, kalian sudah pada siap kan, ayok berangkat bareng abang kalian."

"Iya yah." jawab keduanya bersamaan, kemudian menyalami ayah dan bundanya secara bergantian.

"Bang, bunda sama ayah kelihatan marah banget tadi, sebenarnya Abang ngelakuin kesalahan apa lagi sih?" tanya Azzura begitu ketiganya masuk kedalam mobil yang sama.

"Dih, penyakit keponya nggak hilang-hilang kamu dek." Azzam menyentil kening sang adik dari depan, membuat mang Sobri yang berada disampingnya berusaha menahan tawa.

"Ihs Abang, apaan sih? nggak nanya bang Azzam lho ya."

"Abang, buruan ihs jawab Abang kenapa, bikin kesalahan apa?" desak Azzura yang kembali fokus menatap Gala.

"Abang kalah taruhan, jadi kemarin Abang harus menyelesaikannya." jawab Gala malas.

"Hah, taruhan lagi! ihs Abang ngapain sih? kalau kayak gitu ya jelas lah ayah sama bunda marah."

"Udah ah, diem! anak kecil nggak perlu tahu permasalahan orang dewasa, nih Abang kasih permen." merogoh saku bajunya kemudian menyerahkan sebuah permen bergambar Cherry ketangan Azzura.

"Abangg!"

*

*

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus bahagia

2023-04-15

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

🤣🤣🤣🤣 ngeles aja kamu Gala😜😜

2023-01-16

0

nurule

nurule

gala sifatnya kyk satria....lanjut lgi thor

2022-11-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!