Ia menatap penampilannya di depan cermin, ada yang aneh dengan penampilannya malam ini. Tapi ini semua demi hubungannya dengan Louis, entah apa yang terjadi nanti yang pasti ia harus berhasil melakukan keinginan Edbert.
"Baik Felia kamu harus bisa melakukan ini, jangan pernah melakukan kesalahan apapun asalkan kerja sama ini berjalan lancar." Felia turun dari kamar saat seseorang sudah menunggunya, dan benar saja mobil yang diperintahkan Edbert sudah datang.
"Selamat malam, nona. Apa malam ini nona sudah siap?" tanya lelaki itu karena ia melihat Felia gugup.
"Ya, saya sudah siap." Bob membungkuk tubuhnya sedikit untuk meminta Felia masuk ke dalam mobil, Bob menutup pintu melihat Felia sudah masuk ke mobil barulah ia membawa mobil.
Di perjalanan Felia diminta menyiapkan semua keperluan kerja sama, itu semua dia lakukan untuk hubungannya dengan Louis. Felia melihat lelaki di depannya hanya terfokus dengan mobil, percuma ia ajak bicara dengan penampilan dan postur tubuhnya saja membuat dirinya takut.
"Kita sudah sampai, nona." ucap Bob membuat lamunan Felia pecah, ia memberikan anggukan saat lelaki itu turun untuk membuka pintu mobil.
Bob melangkah dengan diikuti oleh Felia, ia masuk ke sebuah klub malam yang terkenal di daerah ini. Langkah Bob mengarahkan ke lantai atas, dimana tempat ini hanya di khususkan oleh orang-orang penting.
"Silakan masuk, nona. Tuan sudah menunggu nona di dalam."
"Kau tidak ikut ke dalam?"
"Tidak nona. Saya diperintahkan oleh tuan untuk menjaga keselamatan tuan dan nona, jadi saya hanya bisa menunggu di luar." kata Bob dengan ramah, Felia hanya bisa mengangguk karena ia tidak tau harus mengatakan apa lagi.
Felia masuk dengan membawa dokumen yang diminta Edbert, di sana ia melihat Edbert sibuk dengan wanita bayarannya saat pria itu belum melihatnya.
"Selamat malam, om. Saya sudah membawa dokumen kerja sama yang om minta." ucap Felia terus menatap Edbert dengan wanita di samping lelaki itu.
Edbert segera menatap Felia, penampilan Felia membuat dirinya terdiam. Karena malam ini Felia berpenampilan cantik, sangat berbeda saat bertemu di rumah. Ia meminta semua wanita bayarannya pergi dan meminta Felia duduk.
"Ekhem, kamu sudah menyiapkan dokumen itu?" tanya Edbert merasakan dirinya gugup, Felia menjawab dengan santai.
Edbert melihat bagaimana Felia melakukan kerja sama, ia juga tidak pernah menyangka kalau wanita ini berhasil melakukan kerja sama. Itu semua dia lihat interaksi antara Felia dengan perusahaan itu, tanpa di sadari Felia Edbert tersenyum saat Felia berhasil melakukan kerja sama.
Felia memberikan dokumen kerja sama, ia melihat Edbert hanya menatap tanpa mengucapkan kata-kata dari bibir lelaki itu.
"Gimana om, apa malam ini saya berhasil menjadi menantu om?" pertanyaan yang diberikan Felia membuat Edbert tersenyum sinis.
Edbert meletakan minuman yang dari tadi ia pegang, "Tidak semudah itu Felia. Kamu hanya melakukan kerja sama yang saya perintahkan, bukan berarti saya langsung setuju kamu menjadi menantu saya." Edbert menatap Felia saat wanita itu menghela nafas.
"Jadi saya harus melakukan apa lagi supaya saya berhasil menjadi menantu, om?" Edbert memberikan diam memikirkan rencana selanjutnya, ia kembali menatap Felia saat pikirannya saat ini sudah tidak berpikir jernih.
Felia melihat sikap Edbert aneh mendekati lelaki itu, entah sudah berapa minuman yang Edbert minum yang pasti pria ini sudah berpengaruh dengan alkohol.
"Om, om tidak apa-apa?" tanya Felia menatap Edbert.
"Saya tidak apa-apa." Felia membantu Edbert berdiri, saat ia ingin membawa Edbert keluar dari tempat ini malah ia tersandung ujung meja mengakibatkan tubuhnya hampir terjatuh saat Edbert tidak menahan tubuhnya.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Edbert masih menahan tubuh Felia, ia merasa posisi ini tidak nyaman tidak dengan Edbert ia malah mencium harum tubuh Felia.
"Om, tolong lepasin tangan om. Saya sudah tidak apa-apa." tidak ada sahutan dari Edbert membuat Felia panik, karena Edbert mulai menyentuh tengkuk.
Harum tubuh Felia mulai tercium dan masuk ke lubang hidung, saking nikmatnya tubuh Felia mulai dia tidak sadar kalau ia mulai mengecup tengkuk Felia.
"Om, saya mohon jangan lakuin ini." kata Felia merasakan tubuhnya mulai tidak nyaman, tapi Edbert menikmati kecupannya.
***
Pengaruh alkohol yang diminum Edbert tidak bisa dikendalikan, semakin ia mengecup kulit Felia semakin ia nikmat. Begitupun dengan Felia, ia merasakan apa yang dirasakan Edbert. Sentuhan kali ini membuat tubuhnya terasa panas saat Edbert menghentikan kecupannya, mulai membalikan tubuhnya menghadap kearah Edbert.
"Om." panggilan Felia sama sekali tidak di dengar oleh Edbert, ia malah mengambil ahli bibir Felia saat ini ia nikmati.
"Emmm..." menikmati sentuhan bibir yang diberikan Edbert mulai terasa nikmat, apalagi pria ini mengecupnya dengan lembut.
Sentuhan bibir Edbert mulai terasa nikmat apalagi lelaki ini mengetahui apa yang dia butuhkan, Felia mulai meletakan tangannya di leher Edbert saat kecupan itu mulai terbuai.
Tanpa menghentikan kecupan Edbert menggendong tubuh Felia, ia membawa Felia masuk ke kamar. Kegiatan panas yang mereka lakukan dilanjut di dalam kamar, saat Edbert mulai menjajah tubuh Felia.
Edbert membawa Felia ke atas ranjang, ia menatap wajah Felia yang begitu cantik. Ia mulai terbuai akan kecantikan Felia, sampai dirinya mulai melanjutkan kegiatan panasnya kembali.
Sentuhan demi sentuhan yang diberikan Edbert mulai masuk ke seluruh tubuh, Felia merasakan tangan kekar Edbert masuk ke dalam tubuhnya. Di sanalah Edbert mencari sesuatu yang merasa dirinya hangat, itu semua mulai dinikmati oleh Felia.
Baru kali ini sentuhan Edbert begitu berbeda, mulai dari mengecup, mengecap, meraba. Itu semua dilakukan tanpa sadar oleh Edbert karena seluruh tubuhnya sudah terpengaruh oleh alkohol.
Malam ini malam petaka bagi mereka berdua, entah dari keberanian mana ia mulai menyukai sentuhan Edbert. Kegiatan panas mereka berlanjut sampai mereka selesai dengan nafsu yang mulai terbakar habis.
Ketika bangun Edbert merasakan pusing di kening, ia mencoba sadar saat matanya melihat tempat berbeda.
"Kenapa aku bisa di sini." batin Edbert mulai membantu tubuhnya untuk bersandar, ia mencoba berpikir jernih saat melihat Felia berada di samping.
"Felia! Kenapa dia bisa ada di sini, dan kenapa tubuh kita berdua tidak memakai sehelai pakaian." batin Edbert mencoba mengingat kejadian semalam, ia mulai membangunkan Felia.
"Felia bangun! Felia." sentuhan yang diberikan Edbert untuk membangunkan Felia mulai terasa, akhirnya wanita itu membuka mata saat mengetahui dirinya berada satu ranjang dengan Edbert.
"Kenapa saya ada di sini. Kenapa saya bisa satu kamar dengan om?" tanya Felia bingung karena kejadian semalam ia tidak mengingat apapun.
Seketika Felia tersadar saat mengetahui kejadian semalam dan itu semua mulai dari lelaki ini, "Kenapa kau menatapku seperti itu?"
Tanpa bicara apapun Felia bangkit dari ranjang, ia tau perbuatan semalam seharusnya tidak terjadi dan dia malah mengikuti keinginan Edbert saat tubuh lelaki itu terpengaruh alkohol.
"Kau mau kemana?" tanya Edbert melihat Felia bangkit dan mengambil pakaian, wanita itu tidak menjawab malah masuk ke kamar mandi.
Edbert bangkit dari ranjang, ia melangkah mengambil handphone untuk menghubungi seseorang. Ia keluar dari kamar mandi tidak melihat keberadaan Edbert, tanpa memberitahu Edbert ia malah kabur meninggalkan Edbert.
Edbert kembali ke kamar melihat keadaan Felia, tetapi ia tidak melihat wanita itu di sana. "Dimana Felia? Apa dia sudah pergi dari tempat ini?"
"Argh! Edbert! Kenapa kau melakukan ini sama pacar anakmu. Kenapa kau tidak bisa mengendalikan diri kamu sendiri." Edbert terus memakai dirinya sendiri, karena perbuatan semalam adalah ulahnya sendiri.
Edbert memilih duduk di atas ranjang saat memikirkan kejadian semalam, kegiatan panas itu bukan kemauannya dan itu terjadi saat dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
wikha Sandra
ntah la aku msi pnasaran ama edbert bayanganku ap kyk aki aki,yg ngisap crutu rambut memutih.ap bdan ny one pack,jelaskn knp thoor 🤣🤣 biar gk travelling otakku ini
2023-10-07
0