“Sudahlah, aku tidak ingin membahas hal yang tidak berguna. Aku tidak peduli pria itu menyukaiku atau tidak, aku memiliki kekasih dan merasa nyaman dengannya, tidak ada sedikitpun mempertimbangkan bersama pria itu.”
“Kakak, apa ada sesuatu tentang kakak ipar yang tidak kau ceritakan padaku? Aku ingin tahu hal buruk apa tentang kakak ipar.”
“Kau tidak perlu mengetahui apa yang tidak seharusnya. Baca semua itu dan jangan lupa sebelum makan siang kau harus memasak makanan kesukaannya dan bawa ke kantor.”
“Apa? Kakak, aku tidak berani keluar, bagaimana jika orang-orang yang mengejarku menangkapku lagi?”
“Kau akan pergi dengan sopir dan aku akan meminta pengawal untuk mengikutimu dari belakang.”
“Kakak, kenapa kau tidak menggunakan cara yang lebih mudah? Kau hanya perlu membayar semua hutangku sekarang.” Harriet membujuk saudarinya lagi. Kaki ini, dia mulai mempertimbangkan lagi misi yang diberikan oleh saudara tertuanya ini. Hak buruk yang disembunyikan sungguh mencurigakan. Kakaknya bisa saja memiliki rencana lain yang buruk, lebih baik untuk melarikan diri setelah terbebas dari hutang ini.
“Apa aku harus merekam suaraku untuk membuatmu tidak memintaku hal yang sama? Pembayaran akan aku lakukan setelah tugasmu selesai. Namun, aku dapat memberimu pilihan lain.”
“Apa itu?” Harriet mendengar dengan sungguh-sungguh. “Kau harus mengembalikan uanfg yang aku berikan 5x lipat dari uang yang aku berikan untuk membayar hutangmu. Kau juga tidak akan bisa bersembunyi ataupun melarikan diri sebelum kau melunasinya.”
“Kakak, kenapa kau membuat syarat yang berat? Aku adalah adikmu, apa kau tidak ingin membantuku sedikit pun?”
“Harriet, kau telah banyak dimanja, jadi kau tidak tahu prinsip dari keluarga Wang kita, tidak ada belas kasihan. Kau harus memikirkan tentang keuntungan dan meminimalisir risiko. Jadi, walaupun kau adikku, aku akan menerapkan hal yang sama karena kita adalah partner kerja. “ Valerie menunjukkan sikap tegasnya.
Harriet menjadi kesulitan karena kegagalan dari bujukannya ini. Dia tidak mungkin dapat membayar denda yang telah kakaknya tentukan, itu mustahil, dan tidak bisa menghindari saudarinya. Valerie tidak menyadari kerumitan yang dipikirkan oleh Herriet justru membahas hal ini dengan lebih serius.
“Aku melupakan sesuatu, kita belum menandatangani kontrak secara resmi. Apa kau berniat untuk mengganti sesuai dengan penawaran yang baru?”
“Tidak. Kita tetap pada kesepakatan awal.”
Valerie diam-diam mengangkat sudut bibirnya. “Apa kau yakin dengan hal itu? Setelah kontrak ditandatangani maka tidak ada lagi yang dapat diubah.”
“Ya. Lakukan saja sesuai keputusan awal. Aku tidak memiliki banyak uang, bagaimana bisa aku setuju dengan persyaratan yang baru. Namun, aku ingin kakak menjamin untuk keselamatanku.”
“Ya, selama kau melakukan tugasmu dengan baik. Sekarang tanda tangani kontrak ini.” Valerie memberikan dokumen pada saudarinya.
Tangan lentik Harriet bergerak mengambil pena dan dokumen. Hanya butuh waktu singkat namanya ditulis di kolom tanda tangan lalu memberikannya pada Valerie. “Aku sudah menandatanganinya.”
“Apa kau tidak membaca isi kontrak terlebih dahulu?”
“Itu terlalu lama dan merepotkan. Lagipula kakak juga tidak akan menggantinya jika aku merasa keberatan.” Harriet menjawab dengan santai.
Valerie diam-diam mengejek adiknya ini. “Dia benar-benar bodoh dan ceroboh sesuai dengan apa yang aku duga. Mudah sekali baginya untuk masuk ke dalam perangkapku.” Valerie mengatakannya dalam hati.
“Baiklah, kau bisa kembali ke kamarmu dan pelajari semua tentang pria itu. Jangan lupa tugasmu siang ini dan juga jangan terlalu agresif, aku tidak ingin rencana ini gagal dalam waktu singkat.”
“Aku mengerti.” Herriet meninggalkan ruangan kakaknya dengan membawa setumpuk tebal kertas. Belum jauh kakinya melangkah kini terhenti.
“Ada apa lagi?”
“Kakak, bisakah kau meminta orang mengemasi barangku yang ada di hotel dan membayar tagihan?”
“ Bukankah aku sudah memberikanmu uang untuk membayar?”
“Aku menggunakan uang yang kau kirim untuk membayar hutangku. Mereka tidak akan melepaskanku sebelum aku mencicil hutangku, jadi aku terpaksa mengirimkan pada mereka.”
“Baiklah. Aku akan membayar dan mengambil barangmu. Hanya kali ini saja aku akan membantumu.”
“Terima kasih, kak Valerie.” Senyum cerah terukir di bibir Harriet.
***
Sebelum makan siang, Herriet pergi ke dapur untuk memulai tugasnya. Dia telah membaca semua informasi tentang makanan yang disukai kakak iparnya sebenarnya tidak jauh berbeda dengannya. Mereka menyukai makanan dengan cita rasa yang lebih ringan. Jari-jari tangannya dengan terampil menyiapkan semua bahan.
Tidak ada seorang pun yang membantunya, para koki ataupun pelayan tidak berniat menunjukkan kepedulian mereka padanya. Bahkan ekspresi yang mereka tunjukkan saat melihatnya adalah pandangan permusuhan. Hanriet tidak tahu apa yang terjadi lebih baik mengabaikan hal yang tidak diperlukan.
Akhirnya Harriett sudah menyelesaikan hidangan dan juga membuat kue sebagai makanan penutup. Dia menoleh ke arah arloji yang menempel di dinding. Waktu berlalu dengan begitu cepat tanpa di sadari. Saat itu Valerie masuk ke dapur.
“Apa kau sudah selesai?”
“Ya. Kakak, apa kau ingin mencoba masakanku juga?” Harriet menawarkan dengan antusias.
“Tidak. Lebih baik kau bersiap, sopir akan membawamu ke kantor suamiku.”
“Baiklah.” Wanita muda itu dengan cepat bersiap dan pergi.
Valerie mengambil ponselnya lalu menekan nomer telepon suaminya. Butuh beberapa panggilan sampai suara pria dewasa tedengar di speaker ponselnya. “Ada apa?”
“Saudaraku sedang perjalanan ke kantormu.”
“Bukankah aku sudah bilang untuk memulai pekerjaannya besok?”
“Dia hanya datang untuk membawa makanan. Dia bahkan sengaja memasaknya sendiri, terimalah apa yang dia berikan!”
“Valerie, walaupun hubungan kita buruk kau tetap tidak seharusnya meminta seseorang memaksaku menerima masakan wanita lain? Bukankah sebagai istriku, kau seharusnya sudah menebak tindakan gajil saudarimu itu?”
“Apa yang salah? Dia adalah adik iparmu dan bukan orang lain, itu bukan hal yang aneh baginya memasak untuk keluarganya.”
“Sudahlah, kau tidak akan mengerti. Lain kali kau harus menjaga adikmu untuk tidak melakukan hal yang tidak seharusnya.”
“Aku tidak mengerti apa yang kau pikirkan. Sudahlah, apapun itu aku harap kau tidak mempermalukan adikku karena itu juga akan mempengaruhi martabat keluarga Wang kami.” Valerie langsung menutup teleponnya.
“Apa pria itu sedang mencurigai bahwa Harriet sedang menggodanya?”
***
Harriet tiba di kantor milik kakak iparnya. Dia awalnya merasa ragu, takut ditolak oleh kakak iparnya. Namun, di luar dugaan Herriet dengan mudah diantar ke ruangan milik kakak iparnya. “Kakak ipar, aku membawa makanan untukmu.”
Harriet mendekati pria yang sedang memeriksa dokumen itu. “Letakkan saja dan pergilah!” Respons Tuan Muda Guan begitu dingin dan penuh permusuhan.
“Aku akan menemanimu makan.”
“Adik ipar, kau tahu bahwa aku adalah suami kakakmu kan?” Pria itu mengangkat wajahnya dan memandang ke arah Harriet.
“Tentu saja aku tahu.”
“Lalu apa maksudmu melakukan ini?”
“Kakak ipar, aku hanya ingin berterima kasih padamu karena mempertimbangkanku.”
“Apakah hanya itu? Bukankah kau memiliki maksud lain?” Tatapan mata pria itu lurus dan tajam membuat orang tertekan.
“Kakak ipar aku—“ Harriet merasa ragu untuk menjelaskan. Kylian Guan tidak sabar menunggu apa yang dia katakan dan langsung menyambarnya dengan perkataan yang membuat Herriet menjadi kaku dan bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments