Seorang wanita turun dari mobil dengan terburu-buru. Dia melihat seorang wanita yang tergeletak di depan mansionnya. Kakinya ditekuk dan tangannya terulur menyentuh bahu wanita yang lebih muda darinya ini.
“Apa kau akan memungut gelandangan kotor itu?” Suara yang dingin itu datang di belakanganya.
Wanita yang tidak lain adalah Valerie menoleh ke arah seorang pria di belakangnya. Pakaian pria itu masih rapi dan wajah tampn dengan kulit putih bersinar di bawah penerangan lampu. Di balik wajah poker itu terlihat jelas jejak-jejak wajah yang kelelahan. Kehadiran pria ini di rumah hal yang cukup mengejutkan. Jarang bagi pria ini untuk pulang ke kediaman. Apalagi saat tengah malam seperti ini.
“Kenapa kau sudah pulang?” Valerie bertanya dengan acuh tak acuh.
Pria itu-Kylian Guan, tidak memedulikan pertanyaan itu. “Cepat singkirkan dia. Aku tidak ingin melihat hal-hal kotor. Tubuh yang penuh luka itu sumber infeksi.” Nada suaranya terdengar penuh dengan rasa jijik.
“Aku tidak bisa menyingkirkannya. Dia adalah adikku, bisakah dia menginap di mansion dan juga aku akan menghubungi dokter pribadi untuk merawatnya.”
“Tidak dizinkan. Bawa saja dia ke rumah sakit.”
“Ini akan merepotkan jika kondisinya semakin buruk saat perjalanan ke rumah sakit.”
“Bukankah sama saja, kau juga harus menunggu dokter datang.”
“Suamiku, kau tahu bahwa ada banyak orang yang memperhatikanmu. Jika tersebar kau mengabaikan adik iparmu yang sedang sakit, bukankah itu akan mencoreng namamu juga?”
Kylian Guan menghela nafas. “Aku tahu kau tidak akan mendengarkanku. Lakukan saja apa yang kau inginkan. Jangan bawa dia ke ruang utama, masuk saja lewat pintu samping.”
Tuan Muda Guan itu terlihat tidak puas, lalu berjalan menuju ke mobilnya. “Tunggu, bisakah kau membantuku membawanya masuk?” Valerie menghentikannya untuk meminta bantuan.
“Jangan bertindak keterlaluan. Aku sudah cukup baik hati membiarkannya masuk ke dalam mansionku.” Pria itu tidak menunjukkan rasa simpati sedikit pun. “Minta saja supir atau siapapun untuk memakukannya.”Kylian Guan masuk ke mobil dan meninggalkannya begitu saja. Wanita itu hanya bisa menghela nafas.
“Hei, apa kau tidak ingin bangun?” Valerie mengguncangkan tubuh saudaranya dengan keras.
“Kakak,” ucap Harriet dengan lirih.
“Kau harus bangun. Jika tidak aku akan meninggalkanmu di luar.”
“Kakak, bantu aku berdiri. Perutku sangat tidak nyaman.”
Valerie mengulurkan tangannya. “Aku akan memanggil dokter untukmu. Bangunlah!” Tidak ada sedikitpun kekhawatiran dalam raut wajah wanita itu.
Saat wanita muda itu berdiri, wanita yang lebih tua itu membisikkan sesuatu. “Seharusnya kau tidak datang dalam keadaan seperti ini, pria itu memiliki kesan buruk padamu sekarang ini. Kau harus segera bertindak untuk membuatnya menyukaimu. Perbuatan cerobohmu ini akan mempersulit misi.”
“Aku tidak akan melakukan ini jika kakak tidak mengabaikanku.”
“Sudahlah, kau masuk dulu.”
***
Harriet Wang mendapatkan perawatan. Dia menggerang kesakitan karena luka yang dia dapat ini. Valerie Wang menenangkannya dengan lembut. Semua itu hanyalah akting untuk bertindak menjadi saudara yang penuh perhatian. Meskipun dia tahu itu, hatinya masih hangat karena perhatian saudara yang sebelumnya tidak menunjukkan kelembutan. Saat dokter pergi, sikap kakaknya kembali seperti semula.
“Besok, kau harus bangun pagi, tidak peduli jika kondisi tubuhmu tidak nyaman. Kali ini kau bisa bertindak menyedihkan di depan suamiku. Apa kau mengerti?”
“Ya, kak. Aku akan melakukannya.”
“Baguslah. Aku yakin kau ahli dalam hal ini.” Valerie meninggalkan ruangan. Dia tidak pernah menyukai saudara perempuan yang hanya berbagi setengah darah dengannya. Beruntung bahwa keluarganya menjadi tidak menyukainya karena tindakan nakal adiknya itu. Dia tidak memiliki keraguan untuk mengorbankan adiknya melakukan hal yang tidak bermoral dan dia juga tidak akan membuat hidupnya mudah setelah menjalani misi ini.
Valerie memiliki banyak niat jahat untuk saudara perempuannya yang bodoh dan mudah untuk di manfaatkan. Dia melangkah menuju ke kamarnya lalu dia mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang. Nada suara wanita itu yang biasa dingin mulai menjadi lembut.
***
Saat pagi tiba, Harriet segera bersiap, dia melupakan bahwa dia tidak memiliki pakaian yang kayak karena semua pakaiannya ada di hotel. Wanita muda itu tanpa malu berjalan keluar menggunakan jubah mandi. Kakinya melangkah menyusuri rumah yang begitu luas ini.
Ada banyak ruangan di rumah ini membuatnya bingung. Ketika seorang pelayan melewatinya, dia mencoba bertanya, tetapi dia diabaikan. Bahkan sosoknya saat ini seakan tidak terlihat di depan mereka. Harriet Wang hanya bisa menelan keluhan dengan perlakuan kasar ini. Tidak ada gunanya berkelahi dengan pelayan, dia memilih untuk menebak secara acak kamar yang kemungkinan ditempati oleh saudaranya.
Dia memilih untuk mengikuti pemikiran yang menganggap pengaturan di mansion ini tidak jauh berbeda dengan milik keluarganya. “Pasti kamar saudaraku adalah yang paling besar.” Itulah dugaan yang telah dia buat.
Harriet menemukan ruangan yang sesuai dengan apa yang dia pikirkan. Tangannya mengetuk berulang kali dengan tidak sabar memanggil saudaranya. Pintu perlahan terbuka, membuat wanita muda itu membeku. Siapa orang yang berdiri di depannya?
Pria di depannya memiliki wajah yang begitu tampan, perawakannya tinggi dan juga kaca mata yang memberikan kesan pria dewasa intelektual. Tidak hanya wajah yang memikat, tetapi juga bagian lain. Mata yang cerah itu tidak bisa menahan untuk tidak menyapu bersih semua hal yang ada di diri pria itu. Kemejanya cukup ketat untuk dapat menebak otot-otot perutnya yang kuat. Aroma pafum pria itu semakin membuat pikirannya kacau.
“Siapa kau?”
Suara dingin itu menyadarkannya dari lamunannya. Wanita itu memperkenalkan diri dan tiba-tiba dia menyadari sesuatu. “Apa kau suami saudaraku?”
“Apa yang kau lakukan di depan kamarku dengan penampilan kasar seperti ini?”
“Maafkan aku, kakak ipar. Aku tidak memiliki pakaian lain. Aku sedang mencari kakakku untuk meminjam pakaian. Apa kau bisa panggilkan kakakku atau biarkan aku masuk dan aku akan bicara dengan kakakku.”
“Dia tidak ada di kamar ini.”
“Apa? Oh, apa kalian tidak berbagi tempat tidur yang sama?”
Pria itu menatapnya dengan penuh ketidak sukaan dan hendak menutup pintu. Wanita muda itu menghentikan tangan pria itu. Tangan pria itu secara cepat menjauh darinya. “Apa yang kau lakukan?”
“Kakak ipar, aku minta maaf jika aku membuatmu tersinggung. Bisakah kau tidak marah?”
“Pergilah ke kamarnya ada disebelah sana. Jangan ganggu aku!”
Wanita itu tidak bergerak dari pintu membuat pria itu sulit untuk menutup pintu. “Kenapa kau masih berdiri disini? Aku sudah memberitahumu kamarnya. Apa lagi yang kau tunggu?”
Wanita muda itu justru mendorong pintu dan berjalan semakin memperpendek jarak mereka berdua. “Kakak ipar, aku tidak bisa pergi sebelum membalas kebaikanmu ini.” Tangannya terulur lalu menyusuri lehernya. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bergerak secepat mungkin saat melihat target yang menawan ini. Respon pria itu justru di luar dugaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments