Seorang pria yang baru saja merebahkan dirinya di kasurnya, karena merasa lelah. Namun baru memejamkan matanya ada panggilan masuk dari grup kedalam ponselnya.
'Romujo, rombongan muka jomblo.'
"Sebaiknya kalian cepet ke markas utama, jika tidak ingin markas utama hancur."Teriak seorang di sebrang telepon.
"Apa maksud kamu?"Teriak lagi seorang.
"Bener apa maksud kamu? Apa markas kita di serang?"
Namun sebelum menjawab pertanyaan temen-temen'nya, seorang itu mematikan panggilan teleponnya.
Zyhair Barra Rafeyfa Dheandra Robertson. Yang, tak ingin markasnya di serang langsung mengganti pakaian'nya dengan pakean kusus anak montor.
Dan, nama barra akan ia gunakan di dunia montor, karena nama barra akan selalu di takuti di kalangan anak montor.
Barra pun pergi lewat jendela rumahnya, karena ia tau kalau saat ini orang tuanya masih berada di ruang keluarga. Saat, sudah sampai di bawah barra menuntun montor'nya sampai gerbang utama, setelah sampai di depan gerbang utama ia menyalakan montor'nya. Karena, gerbang utama menunju mansion cukup jauh, ia pun menjalankan montor'nya.
***
Di lain tempat seorang wanita sedang memandangi bulan yang cukup indah, entah kenapa ia sangat tenang jika melihat cahaya bulan yang bersinar di malam hari.
"Sangat indah dan nyaman?" guman'nya.
Tak di pungkiri oleh violet, cahaya bulan itu mengeluarkan cahaya bulan yang lebih terang. Bahkan, cahaya'nya sampai masuk kedalam kamar violet.
**
"Apa yang akan menjadi milikmu, akan saya ambil? Dan, apa yang akan menjadi hak kamu akan saya renggut? Dan satu hal. Lagi, saya tidak akan pernah membiarkan kamu menemukan apa yang kalian cari?!" ia pun berteriak dengan sangat menyeramkan, karena ia akan menghancurkan apa yang sangat berharga bagi dia.
**
Saat di jalan menunju markas perasaan barra tak tenang karena perasaan ini datang saat ia sedang mengingat sosok wanita yang tak pernah ia tau, namun tanpa sengaja ia melihat Bulang Purnama yang sangat indah dengan cahaya bulan yang sangat terang. Ada perasaan nyaman yang begitu mendalam dan ada perasaan rindu dengan sosok seorang yang tak pernah ia ingat sama sekali.
"Ya Tuhan, kenapa. Perasaan ini begitu sakit, siapa seorang yang aku rindukan? Kenapa, saat aku melihat bulan itu ada rasa nyaman dan rasa rindu yang amat mendalam?" batin Barra saat melihat cahaya bulan yang sangat indah, tanpa ia sadari air matanya menetes begitu saja. Mungkin jika ia tak menggunakan helm akan ada orang yang mengatakan dirinya adalah pria cengeng.
"Bundaaaaa,"Jerit barra tanpa sadar.
Tak terasa ia sudah sampai di depan markasnya. Yang sangat menyeramkan,
**
Sementara di suatu tempat yang jauh dari bumi ada seorang wanita yang merasakan kesedihan hati pria itu, ia sengaja memancarkan sinar rembulan yang begitu terang agar pria itu bisa merasakan kerinduan kepada seseorang,
Ada rasa bahagia karena pria itu masih merasakan kerinduan, walaupun dia tak mengingat akan jati dirinya yang sebenarnya, tapi baginya itu sudah cukup karena dia masih bisa merasakannya.
"Buat apa kamu disini?" tanya seseorang.
"Tak lebih nyaman selain tempat ini? Tak ada lagi tempat buat merindukan seseorang selain tempat ini?" ucapannya, penuh dengan aura keanggunannya.
Ia bisa saja menghancurkan tempat ini dengan satu serangan, namun ia tak ingin mendapatkan hukuman dari sang pencipta, karena terlah merusak alam.
Namun jika anaknya terluka dan mendapatkan ketidak Adilan, maka hati seorang ibu akan bergetar dan merusak apa saja depi melindungi seorang anaknya.
Walaupun dirinya harus melawan hukum alam yang sudah di atur oleh sang pencipta. Sosok wanita itu pergi menghilang dari pandangan suami'nya. Ia masih marah kepada suaminya. Dengan, apa yang terlah dia perbuat selama ratusan tahun.
Dirinya, harus jauh dari sang putra sampai tujuh kehidupan, tujuh kehidupan itu bukan waktu yang singkat. Karena itu memakan waktu sampai ribuan tahun.
***
"Siapa orang yang berani menyerang markas kita?" tanya seorang baru saja datang di markas'nya. Ia sangat tidak suka jika ketenangannya di usik oleh orang lain.
"Hah? Saya tak bilang ada seorang yang menyerang markas kita?" ucap polos seorang pria yang tak punya dosa.
"Alex triyas Angelo! Terus kenapa kamu bilang kalau markas kita bakalan di serang?!" ucap Brayen Jayden bartles. kepada sahabatnya yang suka bikin orang darah tinggi.
"Hm kenapa kamu berkata seperti itu?" ucap cakra, ikut menimpali perkataan sahabatnya.
"Jangan-jangan kau hanya ingin mengerjai kami?" tanya Daniel.
Alex pun langsung tertawa terbahak-bahak karena melihat wajah menggemaskan mereka. namun tidak dengan sang pemimpi mereka yang terlihat dingin dan datar, seakan-akan ada aura pembunuh di dalam diri sang ketua geng montor.
Alex triyas Angelo pun Langsung meminta maaf kepada mereka khususnya kepada sang pemimpin mereka, yang tida suka di singgung ataupun di permainkan oleh orang.
Brayan Jayden bartles, yang memiliki hati yang lembut dan pemaaf, akhirnya memaafkan sahabat baiknya itu. Mereka semua sebenarnya tak marah kepada Alex.
Cakra Darius gracious hanya berdehem saja, karena kekonyolan Alex membuat ia kena marah sama orang tuanya.
Daniel Avram Lewis pun juga sama hanya berdehem memaafkan sahabat'nya itu.
"Bos kamu gak ada niatan untuk memaafkan diriku ini yang tampan dan baik hati, suka menghibur kalian?" kata alex kepada bos barra.
Barra hanya berdecak sebel dengan tingkah laku sahabatnya itu. berasa pengen bunuh dia, tapi ia tak tega dengan sahabat baiknya, ia pun terpaksa memaafkan dia.
"Guys sepertinya mulai Minggu depan aku jarang bergabung di dunia montor, karena bokap menyuruh ku mengelola perusahaan." ucap Daniel.
"Sama bokap aku juga menyuruh ku mengelola perusahaannya,"Ucap Brayen.
"Hm kami juga sama," ucap Alex dan Cakra secara bersamaan.
Barra yang mendengar itu hanya diam saja, ia tak ingin ikut campur dalam urusan mereka. Toh ia sudah di angkat menjadi seorang pemimpin di perusahaan yang begitu besar. Yang, harus ia kelola sendiri.
"Kalau kamu gimana bar?" tanya mereka bersama karena merasa penasaran, mereka sebenarnya merasa penasaran dengan keluarga barra yang tak pernah di kasih tau.
"gak gimana-gimana." ucapnya dengan dingin. Ia tak ingin sahabat'nya tau kalau dirinya adalah anak dari keluarga Robertson. Sekaligus ia memiliki berapa aset yang tak ada seorang mengetahui'nya.
Karena udah cukup malam barra berpamitan kepada sahabat-sahabatnya, karena takut jika ia mendapatkan hukuman lagi dari ibu negara atau ayah negara.
***
"Bukannya, tadi papa bilang. Kalau ia ingin membicarakan tentang perjodohan anaknya dengan anak sahabatnya. Itu tandanya aku akan.." ucap violet yang baru menyadari akan perkataan papah'nya tadi waktu di meja makan, ia sangat frustasi jika dirinya akan di jodohkan itu tandanya ia akan mengurus anak orang.
"Ya Tuhan aku belum siap mengurus anak orang apa lagi nanti pasti orang tua menyuruhnya bikin orang. Tidaaaaaaak!" teriak violet.
"Sayang kenapa kamu berteriak di malam hari?" ucap sang mamah Vania. Yang, mendengar teriakan, Putri tunggalnya. Ia, pun langsung bergegas ke kamar Putrinya.
"Tidak apa-apa kok mah, tadi ada tikus yang ingin menggigit ku."
"Ya sudah sebaiknya kamu istirahat, karena tubuh kamu harus vit karena berapa hari lagi kita akan pergi ke perjalanan bisnis." mamah Vania pun keluar dari kamar anaknya.
***
"Sayang besok kita akan...."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
SAKSIKAN TERUS KELANJUTAN CERITA CINTA TIADA AKHIR TUJUH KEHIDUPAN.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments