3. Niatan Hari

"Iya bu maaf" kata Rania sambil menundukan kepalanya.

Rania sendiri sebenarnya merasa tak enak hati jika harus mendesak sang kakak untuk segera menemukan pasangan hidupnya karena memang benar yang di katakan oleh ibu Titi jika pernikahan bukanlah hal main-main dan untuk itu dalam memilih pasangan haruslah sangat hati-hati.

"Ibu apa ibu setuju kalau kak Rosa aja yang jadi calon istrinya mas Rizki?" tanya Riana yang sangat menginginkan Rosa sebagai pendamping hidupnya Rizki. Selain sudah mengenal baik Rosa juga Rosa lah yang dulu membantu biaya operasi Riana disaat keluarga Rizki belum mempunya segalanya seperti sekarang. Bahkan bisa di bilang di balik kesuksesan yang Rizki capai saat ini di belakang itu ada Rosa sebagai tempatnya berteduh. Ada Rosa sebagai orang yang selalu menemani dan membantu Rizki.

"Huft!" helaan nafas ibu Titi kasar dan sambil memghirup nafas panjang.

"Sayang kalo boleh jujur ibu juga menginginkan kak Rosa untuk mas Rizki. Tapi kalian kan tahu jika kak Rosa dan mas Rizki hanya sebatas sahabat dan gak lebih. Buktinya mereka berteman baik dari kalian balita sampai saat ini enggak ada yang terlibat perasaan kan? Tapi sebenernya ibu juga gak tahu sih isi perasaan dan hati mereka. Ibu juga berharap kalo kak Rosa mau jadi menantunya ibu terlebih kak Rosa itu orang yang sangat berperan penting dalam hidup kita hingga saat ini" tutur ibu Titi lembut memberikan pengertian kepada anak-anak perempuannya.

"Riana akan berdoa untuk mereka dan Riana akan mencoba mengusahakan semoga mereka berjodoh" kata Riana bertekad.

"Ibu juga akan bantu doa kalau gitu. Yaudah makannya di habiskan dulu yaa"

***

Rizki pun masih berdiam diri di dalam kamarnya. Masih memikirkan bagaimana nasib adiknya dan nama baik keluarganya jika dirinya tak kunjung menikah tahun ini. Sedangkan bulan sudah memasuki bulan oktober dan dalam dua bulan lagi sudah menjadi awal tahun.

"Cuma lo harapan gue satu-satunya Sa. Rosa. Rosa Malinka" katanya yang berdiri di depan balkon kamarnya.

Rizki pun mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar dan juga balkon hingga teras depan rumahnya yang sangat terlihat. Rizki mencoba mengingat perjuangannya dalam membangun rumah impiannya ini. Rizki menyadari dirinya yang susah bergaul dan terlalu menutup diri mustahil jika bisa mewujudkan impiannya dalam waktu singkat. Tapi Allah berkata lain dimana usaha yang di jalankannya berkembang pesat dengan bantuan dan dukungan secara moril dan non moril dari Rosa. Sahabat yang sangat sempurna bagi dirinya.

Rizki juga merupakan laki-laki normal yang sering kali menganggap Rosa itu sebagai seorang perempuan. Bukan seorang sahabat. Baginya Rosa adalah pelengkap dalam hidupnya.

Iya benar. Rizki ternyata telah jatuh hati dengan Rosa sedari dahulu tapi enggan mengakuinya dan menganggap hanya menggagumi saja. Oke Rizki membohongi dirinya sendiri.

"Aahhh udahlah" katanya lagi sambil menjambak rambut frustasi.

Rizki pun segera meraih kunci mobilnya dan pergi meninggalkan rumahnya. Entah pergi kemana yang pasti dirinya membutuhkan tempat untuk menenangkan pikirannya.

Selain merasa malu, Rizki memutuskan untuk menyerah dengan perasaan yang tak akan mungkin terbalas.

***

"Hei bro apa kabar?" tanya Hari yang tak sengaja berada dalam satu klub malam yanh sama dengan Rizki.

Iya disinilah Rizki. Meski baru pertama kali menginjakan kakinya ke klub malam setidaknya Rizki mengerti aturan dalam memasuki klub malam tersebut.

Rizki menghimpitkan kedua matanya sambil mengingat siapa yang menyapanya saat ini. Setelah mengingatnya Rizki melebarkan matanya merasa tak percaya dengan siapa dia yang ada di hadapannya.

"Ha-hari?" tanyanya ragu dan di balas kekehan dari Hari.

Oke betul dia adalah Hari. Mantan pacarnya Rosa saat SMA. Laki-laki yang meninggalkan Rosa karena merasa Rosa kurang cantik saat itu padahal kecantikan Rosa sangat natural. Bahkan hingga saat ini kecantikan Rosa semakin bertambah terlebih Rosa sudah menjadi model. Meski bukan model full time tapi Rosa sering kali mendapatkan tawaran pemotretan dari berbagai macam jenis produk.

"Iya bener ini gue Hari. Lo apa kabar bro? Sendiri aja?" tanya Hari lagi sambil menjatuhkan bokongnya ke kursi di samping Rizki.

"Gue baik Bro. Iya gue sendiri. Lo sendiri gimana kabarnya? Udah lama juga baru ketemu lagi" jawab Rizki mencoba basa basi. Padahal malas sekali rasanya berpura-pura baik di depan laki-laki yang sudah membuat Rosa menangis saat itu.

"Gue juga baik bro. Iya udah lama yaa. Gue kuliah di Makasar bro. Di tempat nenek gue jadi baru kesini lagi setelah lulus kuliah. Dan sekarang menetap lagi disini sambil bantu ngurus perusahaan bokap" jelas Hari yang sama sekali gak penting menurut Rizki. Rizki pun hanya manggut-manggut dengan senyum tipis mendengarkannya.

Duh males banget rasanya harus mendengarkan ocehan orang ini. Pikir Rizki tapi mau bagaimana lagi toh dirinya juga salah sudah berani masuk ke dalam klub malam ini.

"Oh gitu. Bagus donk sekarang ngurus perusahaan bokap. Jadi sebentar lagi bakalan jadi pimpinan he he he"

"Iya bro. Bokap rencana pensiun awal tahun. Tapi sayang banget bro gue belom bisa jadi pimpinan" ucap Hari menghentikan ucapannya lalu menatap Rizki seperti meminta bantuan.

"Bokap minta gue nikah baru gue bisa jadi pimpinan perusahaan bokap" lanjut Hari membuat Rizki menatapnya penuh maksud.

"Yaudah nikah bro. Kan lo gampang dapetin cewek yang lo mau" balas Rizki penuh penekanan. Entah kenapa dirinya jadi mengingat wajah Rosa yang menangisi laki-laki di hadapannya ini.

"Gak gampang nyari cewek yang tulus bro. Kecuali kalo lo mau bantuin gue buat balikan lagi sama Rosa" kata Hari yang mampu membuat mata Rizki melebar sempurna.

"Mau kan bantuin gue?" tanya Hari dengan sangat memohon dan dengan tegasnya Rizki menggelengkan kepalanya sambil menatap sinis ke Hari.

"Lo gak mau bantuin gue? Yaudah gak apa-apa bro. Gue bakal usaha sendiri tapi sebelumnya boleh gue minta kontak Rosa? Dia sekarang makin cantik ya apalagi pas udah jadi model. Sumpah cantiknya pake banget" puji Hari yang membuat Rizki semakin panas di dalam hatinya.

"Jangan pernah lo deketin Rosa lagi" kata Rizki yang masih menahan emosi di dalam hatinya. Enak aja dulu Hari membuat Rosa menangis dengan mengakhiri hubungan mereka secara sepihak karena Rosa tak secantik yang dirinya mau. Bahkan dalam hitungan jam hari, Hari pun sudah menggandeng kekasih barunya.

"H-hah? Lho kenapa? Gue yakin Rosa masih sayang sama gue. Karena setahu gue dia belom pernah menjalani hubungan dengan siapapun setelah putus sama gue kan? Udah pasti dia masih punya perasaan buat gue Ki. Tolongin gue yah" kata Hari penuh percaya diri.

Terpopuler

Comments

Sari Maya

Sari Maya

ada cinta dibalik kata SAHABAT ☺️

2024-08-12

1

Faridatun Nida

Faridatun Nida

Enak aja Hari bilang,,,,Rosa itu masih single karena dia terlalu istimewa untuk dimilikin orang² seperti kamu 😝

2022-11-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Ajakan Menikah
2 2. Apa Alasannya?
3 3. Niatan Hari
4 4. Taruhan
5 5. Maksud Ibu Titi
6 6. Kejujuran Rizki kepada mama Wina
7 7. Urusan Penting Rosa
8 8. Curahan Hati Rosa dengan Papa
9 9. Berusaha Lagi
10 10. Enggak Ditolak
11 11. Kebaikan Rosa
12 12. Naik Jabatan
13 13. Iri tanda Tak mampu
14 14. Membahas mama Wina
15 15. Canggung
16 16. Harapan Ayyas
17 17. Mencoba memberitahu Yuda
18 18. Usul
19 19. Curahan isi hati Ayyas dan Rosa
20 20. Pelukan Sahabat
21 21. Mencoba Gaun Pernikahan
22 22. Keterkejutan Yuda
23 23. Pengakuan
24 24. Hari yang di Tunggu
25 25. Merona
26 26. Ribut tiada tempat
27 27. Baju Tidur
28 28. Perasaan Yuda
29 29. Pengakuan Yuda
30 30. Masih Malu
31 31. Panggil aku Mas
32 32. Keluarga Rizki
33 33. Absurd
34 34. Seperti itulah Ayyas dan Yuda
35 35. Merajuk
36 36. Closing Akhir Bulan
37 37. Kedatangan Sani
38 38. Prioritas Utama Rizki
39 39. Rizki Bucin
40 40. Sikap Berbeda Rizki
41 41. Rencana
42 42. Perhatian Rizki
43 43. Kampung Halaman
44 44. Hasil Karya
45 45. Masih Memikirkan
46 46. Bahagia itu Nular
47 47. Kembali ke Jakarta
48 48. Malu apa malu-maluin?
49 49. Ayyas Merajuk
50 50. Sang Dewi
51 51. Omongan
52 52. Bertemu kak Indra
53 53. Penjelasan Indra
54 54. Keadaan Adele
55 55. Rumit
56 56. Mengingatkan Pengantin Baru
57 57. Pelan dan Lembut
58 58. Rencana Hari
59 59. Mulut Ayyas
60 60. Pawang Ayyas
61 61. Situasi Yuda
62 62. Mulai Terungkap 1
63 63. Mulai Terungkap 2
64 64. Perubahan Sikap Rosa
65 65. Temani Aku
66 66. Pemikiran Hari
67 67. Kebenarannya
68 68. Penjelasan
69 69. Egois
70 70. Menenangkan
71 71. Satu Frekuensi
72 72. Apa yang harus di lakukan?
73 73.
74 74. Amarah Indra
75 75. Akan Menyesal
76 76.
77 77. Terima Kasih
78 78.
79 79.
80 80.
81 81.
82 82.
83 83.
84 84.
85 85.
86 86.
87 87.
88 88.
89 89.
90 90.
91 91.
92 92.
93 93.
94 94.
95 95.
96 96.
97 97.
98 98.
99 99.
100 100.
101 101.
102 102.
103 103.
104 104.
105 105.
106 106.
107 107.
108 108.
109 109.
110 110.
111 111.
112 112.
113 113
114 114.
115 115.
116 116.
117 117.
118 118.
119 119.
120 120.
121 121.
122 122.
123 123.
124 124.
125 125
126 126.
127 127.
128 128.
129 129.
130 130.
131 131.
132 132.
133 133.
134 134.
135 135.
136 136.
137 137.
138 138.
139 139.
140 140.
141 141.
142 142.
143 143.
144 144.
145 145.
146 146.
Episodes

Updated 146 Episodes

1
1. Ajakan Menikah
2
2. Apa Alasannya?
3
3. Niatan Hari
4
4. Taruhan
5
5. Maksud Ibu Titi
6
6. Kejujuran Rizki kepada mama Wina
7
7. Urusan Penting Rosa
8
8. Curahan Hati Rosa dengan Papa
9
9. Berusaha Lagi
10
10. Enggak Ditolak
11
11. Kebaikan Rosa
12
12. Naik Jabatan
13
13. Iri tanda Tak mampu
14
14. Membahas mama Wina
15
15. Canggung
16
16. Harapan Ayyas
17
17. Mencoba memberitahu Yuda
18
18. Usul
19
19. Curahan isi hati Ayyas dan Rosa
20
20. Pelukan Sahabat
21
21. Mencoba Gaun Pernikahan
22
22. Keterkejutan Yuda
23
23. Pengakuan
24
24. Hari yang di Tunggu
25
25. Merona
26
26. Ribut tiada tempat
27
27. Baju Tidur
28
28. Perasaan Yuda
29
29. Pengakuan Yuda
30
30. Masih Malu
31
31. Panggil aku Mas
32
32. Keluarga Rizki
33
33. Absurd
34
34. Seperti itulah Ayyas dan Yuda
35
35. Merajuk
36
36. Closing Akhir Bulan
37
37. Kedatangan Sani
38
38. Prioritas Utama Rizki
39
39. Rizki Bucin
40
40. Sikap Berbeda Rizki
41
41. Rencana
42
42. Perhatian Rizki
43
43. Kampung Halaman
44
44. Hasil Karya
45
45. Masih Memikirkan
46
46. Bahagia itu Nular
47
47. Kembali ke Jakarta
48
48. Malu apa malu-maluin?
49
49. Ayyas Merajuk
50
50. Sang Dewi
51
51. Omongan
52
52. Bertemu kak Indra
53
53. Penjelasan Indra
54
54. Keadaan Adele
55
55. Rumit
56
56. Mengingatkan Pengantin Baru
57
57. Pelan dan Lembut
58
58. Rencana Hari
59
59. Mulut Ayyas
60
60. Pawang Ayyas
61
61. Situasi Yuda
62
62. Mulai Terungkap 1
63
63. Mulai Terungkap 2
64
64. Perubahan Sikap Rosa
65
65. Temani Aku
66
66. Pemikiran Hari
67
67. Kebenarannya
68
68. Penjelasan
69
69. Egois
70
70. Menenangkan
71
71. Satu Frekuensi
72
72. Apa yang harus di lakukan?
73
73.
74
74. Amarah Indra
75
75. Akan Menyesal
76
76.
77
77. Terima Kasih
78
78.
79
79.
80
80.
81
81.
82
82.
83
83.
84
84.
85
85.
86
86.
87
87.
88
88.
89
89.
90
90.
91
91.
92
92.
93
93.
94
94.
95
95.
96
96.
97
97.
98
98.
99
99.
100
100.
101
101.
102
102.
103
103.
104
104.
105
105.
106
106.
107
107.
108
108.
109
109.
110
110.
111
111.
112
112.
113
113
114
114.
115
115.
116
116.
117
117.
118
118.
119
119.
120
120.
121
121.
122
122.
123
123.
124
124.
125
125
126
126.
127
127.
128
128.
129
129.
130
130.
131
131.
132
132.
133
133.
134
134.
135
135.
136
136.
137
137.
138
138.
139
139.
140
140.
141
141.
142
142.
143
143.
144
144.
145
145.
146
146.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!