Sahabatku, Imamku
"Nikah yuuuk" kata Rizki yang menatap Rosa dengan raut wajah serius.
Mendengar perkataan dari sahabat yang sudah menemaninya selama 14 tahun terakhir membuat Rosa menghimpitkan kedua alisnya sambil menatap mata Rizki dan mencari kebohongan disana.
Ah sial sangat disayangkan perkataan Rizki terlihat sangat jujur dan serius. Dengan susah payah Rosa menelan salivanya ditatap sedemikian rupa oleh Rizki. Iya meski pun sang ibunda sudah sangat menginginkan dirinya segera menikah namun tidak dengan Rizki juga bukan? Bukankah masih banyak laki-laki di luar sana yang mau dengan dirinya? Pikirnya saat itu.
Tapi berbeda dengan kenyataan yang menyatakan jika dirinya masih saja jomblo setelah putus dengan Hari sepuluh tahun yang lalu.
"Hah?" tanya Rosa tak percaya dan sedikit terkejut.
Rizki pun menggenggam kedua tangan Rosa yang berada di atas meja sebuah cafe yang sedang mereka singahi saat ini.
"Huft!" kata Rizki sambil meniup bibirnya ke depan lalu membenahi duduknya sambil menatap Rosa dengan lebih serius lagi. Di tariknya nafas dalam-dalam dan di keluarkan perlahan sambil mengurangi rasa groginya.
"Rosa Malinka maukah kamu menikah denganku? Menjadi teman hidupku. Baik dalam suka dan duka, menjadi ibu dari anak-anakku dan menjadi tempat untuk aku selalu pulang?" kata Rizki lega setelah mengumpulkan keberanian untuk mengajak sahabatnya menikah.
Entahlah Rosa membalas dengan gelengan kepala pelan dengan bibir yang masih rapat tanpa menjawab apa pun.
"Kenapa?" tanya Rizki heran. Lamarannya di tolakkah? Benarkah itu? Di tolak oleh sahabatnya sendiri? Padahal di luar sana banyak perempuan yang menggilainya lho tetapi dengan entengnya Rosa menolak lamaran Rizki secara tegas.
"Lo sakit Ki? Apa lo salah makan hari ini?" tanya Rosa yang semakin terheran-heran.
Oke baik.
Rosa dan Rizki sudah berteman sedari mereka SMA. Tidak hanya berdua tetapi berempat. Yaitu Rosa, Rizki, Ayyas dan Yuda. Mereka berempat berteman baik sedari dulu hingga sekarang. Meski Rosa sangat dekat Rizki tapi rasanya mustahil jika Rizki mengajaknya menikah begitu saja tanpa adanya alasan yang jelas.
Terlebih di antara mereka berempat belum ada yang menikah sama sekali. Hanya Ayyas memang berencana akan menikah namun belum tentu kapan waktu jelasnya.
"Rosa gue serius. Kamu mau kan nikah sama aku?" ajak Rizki lagi tak menyerah.
"Kenapa gue? Hmm gini maksudnya kenapa tiba-tiba lu ngajak nikah gue? Apa alesannya?" tanya Rosa balik karena merasa seperti ada yang menganjal dari ajakan nikah sahabatnya ini.
"Karena lo perempuan baik-baik yang aku kenal. Karena kamu udah tahu semua tentang aku begitu pun aku yang tahu semua tentang kamu. Karena keluarga aku, adek-adek aku, kakak aku, ibu aku, bapak aku, itu juga kenal baik sama kamu. Juga kamu itu malaikat penolong adek aku saat itu" jelas Rizki yang mendapat hembusan nafas kasar dari Rosa.
"Lo gak cinta sama gue buat apa kita nikah? Nikah itu bukan permainan Rizki. Gak boleh main-main dalam pernikahan".
"Cinta bisa tumbuh setelah kita nikah. Ayolah mau yah nikah sama gue"
"Enggak" tolak Rosa dengan gelenggan kepalanya dan melepas genggaman tangan Rizki.
"Rosa please!!"
"Rizki Adipati Prasetya ada apa? Kenapa tiba-tiba ngajak nikah kayak orang di kejar maling? Gak usah bohong sama gue. Jujur aja lo. Ada apa?" tanya Rosa meminta penjelasan yang akurat.
Dengan bernafas berat akhirnya Rizki menatap memelas terhadap perempuan baik satu-satunya yang dirinya kenal saat ini.
"Umur gue udah cukup buat nikah" jawab Rizki polos membuat Rosa menggelengkan kepalanya karena tak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan.
"Astagfirullah Rizki. Umur gue juga udah cukuo buat nikah tapi enggak harus maksa nikah juga kalo belom nemu pasangan yang pas. Inget nikah itu ibadah terpanjang dan kalo bisa nikah itu cuma satu kali seumur hidup"
"Iya tahu Sa. Cuma ibu maksa buat nikah juga karena ibu sama bapak terpaksa menerima lamaran dari Sigit" jelas Rizki yang mulai berkata jujur.
"Sigit?"
"Iya Sigit. Pacarnya Rania. Mereka rencana menikah awal tahun. Jadi gue harus nikah tahun ini supaya mereka bisa nikah awal tahun depan..."
"Bentar-bentar" ucap Rosa memotong penjelasan Rizki sambil mencoba mencerna maksud dari penjelasan Rizki.
"Hubungannya apa Rania nikah awal tahun dengan lo yang harus nikah tahun ini?" tanya Rosa heran lagi karena merasa tak masuk akal.
"Gue juga bingung ngejelasinnya gimana karena gue juga gak begitu paham. Yang jelas dalam adat keluarga gue gak boleh ngelangkahin yang mau nikah. Apa lagi gue cowo tertua. Katanya takut jadi perjaka tua nantinya" jelas Rizki membuat Rosa bingung bersikap bagaimana. Mau ketawa takut dosa.
"Setau gue yang kayak gitu tuh sama anak perempuan aja Ki. Ternyata di anak laki-laki juga berlaku?" tanya Rosa dan Rizki hanya mengangkat kedua bahunya.
"Gue gak bisa berkomentar apa-apa kalo udah masalah adat. Karena setiap adat dalam keluarga kan beda-beda"
"Jadi gimana? Mau gak nikah sama gue?" tanya Rizki lagi sangat berharap.
"Enggak Ki. Kita itu sahabat. Masa iya nikah. Gimana sih?"
"Ya emang kenapa? Gak ada salahnya juga kan? Toh kita itu lawan jenis, gue juga alhamdulillah udah cukup jika harus nafkahin lo, keluarga kita juga kenal baik. Sangat baik malah. Jadi gak apa-apa kita eratin tali silaturahmi kedua keluarga kita dengan pernikahan kita kan? Biar semakin besar keluarga kita nantinya" kata Rizki yang masih tak menyerah dan kali ini cukup membuat otak Rosa membenarkan apa yang di ucapkan oleh Rizki.
"Jangan aneh-aneh aah. Udah ah kalo gitu gue cabut dulu. Lo mau di sini dulu apa mau ikut pulang? Kalo mau disni biar gue panggil Ayyas atau gak Yuda. Kali aja ada mereka bisa benerin otak lo sedikit" ucap Rosa sambil membereskan bawaannya dan bersiap untul berdiri dari duduknya. Tapi baru saja hendak berdiri tangan Rizki segera mencekal lengan Rosa dan menatap pemuh permohonan kepada sang pemilik lengan.
Rosa memberikan senyum manisnya sambil mencoba melepaskan cengkalan tanga Rizki di lengannya. Tapi anehnya senyum manis yang di lemparkan Rosa membuat Rizki mematung.
'Cantik' kata Rizki dalam hatinya.
"Yaudah gue mau cabut nih. Karyawan kayak gue masih banyak kerjaan. Udah yaa" kata Rosa setelahnya beranjak meninggalkan Rizki yang masih menatap hingga dirinya tak terlihat lagi oleh matanya.
"Padahal gue serius mau nikahin lo Rosa Malinka. Huft!!" kata Rizki yang merasakan sedih karena di tolaknya secara tegas oleh Rosa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Andri Cellin
Semangat Terus,,
2023-01-17
1
Faridatun Nida
Semangat berkarya kak,aku mampir nih,,,alurnya enak dibaca.
Ada cinta yg tak disadari antara Rizky dan Rosa 😍.
2022-11-17
1