"Ini tidak benar, dia adikku, aku tidak mungkin menyukai adikku sendiri," batin Megan menepis perasaan aneh yang ia rasakan pada Bella, adiknya sendiri.
"Tapi bagaimana caranya agar aku bisa menghilangkan perasaan terlarang ini, sedangkan aku selalu bersamanya, sebaiknya aku minta papa untuk memindahkanku ke luar negri, lebih baik aku meneruskan usaha papa yang ada Rusia."
"Pa, Pa. kak Megan mana? kog belum turun?" Bella yang baru turun dan bergabung dengan orang tuanya, mereka ingin makan, menanyakan Megan karena dia tidak melihat Megan dimeja makan.
"Ngk tau tuh, ketiduran mungkin," jawab sang Mama.
"Biar Bella panggil Ma, mungkin iya ketiduran," Ia pun bangkit dari duduknya dan langsung menuju kamar Megan.
Tok, tok, tok.
Megan yang sedang melamun seketika terkejut mendengar pintu di ketuk. Dia pun berdiri dan berjalan menuju pintu.
Krek.
Saat pintu dibuka, Megan pun kaget karena orang yang difikirkannya sekarang berada didepan kamarnya.
"Kakak kenapa belum turun? Pama sama Papa udah nungguin kakak buat makan bersama."
"Iya" Jawab Megan singkat.
Merekapun turun dengan Megan mengekori Bella dibelakang dengan perasaan yang masih tak karuan.
"Ma, Pa, aku," Megan menjeda ucapannya. "Bisa ngak aku dipindahkan ke Rusia, maksud aku, aku ingin memimpin perusahaan Papa yang di Rusia, biar Papa aja di sini, jadi Mama sama Papa ngak perlu capek-capek bolak-balik ke sana," ungkap Megan.
Semua orang saling lirik, dan bertanya-tanya mengapa Megan ingin ke Rusia? bukankah selama ini dia tidak mau kesana? setiap kali papanya menyuruhnya memimpin perusahaan yang di Rusia, dia selalu menolak, alasannya ingin menjaga Bella.
"Kenapa kakak tiba-tiba ingin kesana? bukankah kakak ingin menjaga Bella disini?" tanya Bella.
"Kalau aku disini, aku takut jika perasaan aneh ini tumbuh jadi cinta, cinta padamu adikku," batin Megan.
"Iya, kenapa sekarang kamu mau kesana? dari dulu Papa menyuruh kamu kesana tapi kamu tidak mau. Sekarang perusahaan sudah Papa percayakan kepada keponakan Papa, dia juga berjanji akan amanah dan mengembangkan perusahaan," ucap sang Ayah.
"Huft. Ya udahlah, mau bagaimana lagi?" Megan mendengus kesal.
"Kamu sih ada-ada aja, kenapa baru sekarang pengen kesana?" sela Mamanya.
Tak ada percakapan hingga mereka selesai makan, Bella pun merasa ada yang aneh dengan kakaknya, dia menjadi kaku seperti pada orang lain. Dia pun merasa canggung untuk dekat dan bertanya. Bella dan Megan masuk kekamar mereka masing-masing. Sedangkan orang tua mereka keruang keluarga.
"Pa, kenapa Megan ingin ke Rusia? apa dia ada masalah?"
"Papa juga ngak tau Ma, dia itu anaknya tertutup, ngak suka berbagi, jangankan sama orang lain, sama kita aja orang tuanya dia ngk mau cerita."
Tak ada lagi percakapan, mereka pun menonton televisi sambil saling merengkuh. Dikamarpun Bella masih heran dengan perubahan sang kakak, bertanyapun ia sungkan.
***
Pagi-pagi sekali Megan bangun dan segera bersiap untuk kekantor, karna ia tak mau bertemu dengan sang adik.
Di meja makan pun semua menunggu Megan, tapi yang ditunggu tidak juga muncul, hingga Bella menyusul kekamar kakak nya. Akan tetapi, tak ada jawaban setelah tiga kali dia memanggil dan mengetuk pintu.
Dia pun membuka pintu, tapi tak ada orang didalam, pun tak terdengar suara air dikamar mandi yang akan menandakan adanya orang didalam.
"Ngak ada Ma, mungkin udah berangkat," jelas Bella setelah tiba lagi di ruang makan.
"Kog tumben sih Pa? memangnya ada pekerjaan mendesak?"
"Papa juga ngak tau ma," jawab Barnest. "Bi, apa Megan sudah berangkat?" Tanyanya pada sang bibi yang datang membawa sarapan pagi.
"Oh, udah Tuan, Den Megan udah berangkat setengah jam lalu, dan tidak sempat sarapan tuan," jawab si bibi. Barnest pun mengangguk.
Mereka pun sarapan pagi tanpa kehadiran Megan seperti biasa.
Hari-hari berlalu, Meganpun selalu menghindari bertemu Bella, dia juga makin jutek jika ditanya, jika ditanyapun, jawabannya hanya alakarnya.
Bella pun dibuat kesal oleh sifat kakaknya itu, hingga akhirnya dia memutuskan kuliah di Inggris tempat kakek dan neneknya yang tak lain adalah orang tua Barnest, karena Barnest sesungguhnya keturunan Inggris.
"Kenapa kamu ingin kuliah disana sayang? bukankah disini kamu kuliah dikampus favorit mu?" tanya sang mama.
"Iya ma, Bella pengen disana aja, pengen ngerasain pendidikan disana, katanyakan bagus kuliah diluar negeri, ya walaupun disini juga ngak kalah bagus, tapi suasa disana kan beda ma."
"Ya sudah, terserah kamu aja Sayang, yang penting anak Mama mendapatkan pendidikan terbaik, lulus dengan nilai terbaik," Lucia membelai rambut sang anak.
"Ingat, jangan dekat-dekat sama laki-laki, jangan mudah tergoda dengan rayuannya, kamu harus fokus belajar" Lucia mengingatkan.
"Iya Ma, Bella juga ngak mau dekat-dekat sama laki-laki, mau fokus belajar dulu, lagian ya ma, kalu Bella dekat sama laki-laki, kak Megan bakalan ngamuk."
Dulu, waktu Bella masih sekolah, Megan pernah marah-marah sama teman lelakinya, bahkan hampir memukulnya kalau Bella tidak melerai dan menjelaskan yang sebenarnya, hanya karena melihat si laki-laki duduk didekat Bella, padahal mereka lagi belajar kelompok, dan lagian mereka tidak berdua, ada dua teman perempuan Bella lainnya.
Kalau mengingat itu, Bella merasa sangat kesal pada Megan, dia merasa sangat malu sama teman-temannya kala itu.
***
Satu minggu berlalu, dan sekarang Bella pun talah siap dengan barang-barang nya yang dimasukkan kedalam koper. Dan sekarang dia berada di ruang keluarga.
"Kamu mau kemana?" Tanya Megan setelah beberapa waktu belakangan ini menghindari Bella, dia yang baru pulang dari joging karna sekarang hari minggu, merasa heran karna adiknya telah rapi dengan beberapa koper disampingnya.
"Bella mau pindah kuliah Kak, ke Inggris," jawab Bella.
"Kenapa pindah? apa kampus kamu yang sekarang tidak bagus? apa kamu mau ninggalin kakak, mama, sama papa? trus kamu disana sama siapa? dan kenapa juga ke Inggris?" tanya Megan seperti wartawan karna hatinya sesungguhnya tidak mau berjauhan dengan sang adik.
Yang ditanya hanya diam karna tak tau mau menjawab apa, papa dan mama merekapun saling lirik.
"Kenapa diam?" tanya Megan lagi.
"Bella harus jawab yang mana Kak?" Bella balik bertanya.
"Begini Megan, adikmu akan pindah kuliah, dia mau kuliah diluar negri, disana dia akan tinggal bersama nenek dan kakek kalian." Lucia menjelas kan.
Megan pun akhirnya tidak dapat berbuat apa-apa. Disatu sisi, dia ingin tidak bertemu dengan adiknya untuk sementara waktu, sampai dia bisa mengendalikan perasaan nya. Tapi disisi lain, dia juga merasa berat melepaskan adiknya pergi, dia pasti akan sangat merindukan sang adik, belum lagi dia tidak aka bisa menjaganya kalau dia tidak berada disampingnya.
Pada akhirnya, keberangkatan Bellapun terjadi, dengan Lucia menemaninya hingga sampai tujuan, Barnest tidak bisa ikut mengantar karna dia akan bertemu rekan bisnisnya hari nini, sedangkan Megan beralasan ada pekerjaan yang harus dikerjakannya. Megan benar-benar merasa dilema.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
〈⎳ HIATUS
mampir ya
2023-02-23
1
MyooMyoo
agak merinding baca yg megan suka ma Bella 😅
2023-02-22
2
Mom La - La
hmmm... kira2 mrka bklan sling jtuh cinta atw gmna ya....
mslhx kan kakak Adik.
2023-02-15
2