Sarah, Hafis dan Baby Syifa sekarang menjadi penghuni rumah Pradivya. Tidak banyak yang bisa Sarah lakukan hanya mengurus si kecil Baby Syifa. karena semuanya sudah dikerjakan oleh ART disana.
Sarah menempati lantai satu ikut bergabung dengan Nyonya Kemala dan Tuan Darwin. sedangkan dilantai dua Mahen dan Lydia.
Tidak terasa mereka sudah mau 3 bulan tinggal disana, Sarah sudah mempersiapkan dirinya untuk kembali bekerja sesuai kesepakatan awal. Kalau Sarah bekerja, Baby Syifa di pegang oleh Hafis. setelah Sarah pulang, Hafis akan datang ke showroom mobil bekasnya.
" Dari sini lumayan jauh sayang kamu berangkat kerjanya "Ujar Hafis memeluk Sarah dari belakang.
" Iya mau bagaimana lagi? aku minta pulang ke rumah kita pun jawabannya masih sama kan? lalu bisa apa aku?"Tanya Sarah mengusap lengan Hafis yang melingkar di perutnya.
" Iya nanti aku akan berbicara dengan mereka lagi sayang, tapi tidak bisa buru-buru. aku harus tahu selahnya dulu sayang, nanti malah kena omel Mama dan Bang Mahen ".
Sarah hanya mengangkat bahunya acuh, karena selama ini Hafis sangat penurut pada kedua orang itu.
" Sarah... Hafis...bawa Syifa keluar!"Teriak Mahen dari luar.
" Iya Bang "Jawab Hafis dengan cepat.
Sarah hanya menolot melihat kelakuan Hafis "Kamu kenapa nggak bisa bilang kalau Syifa tidur?".
" Paling Bang Mahen mau pamitan kerja sayang"Balas Hafis.
" Ayo sayang gendong Syifa nya! "Pinta Hafis.
" Kamu saja yang bawa, kan tadi kamu yang bilang iya "Jawab Sarah ketus.
" Please sayang, Bang Mahen pasti mau ke kantor"Ucap Hafis memohon.
Mau tidak mau Sarah pun menggendong Syifa dan membawanya keluar.
" Lama sekali kalian? lagi proses lagi buat adik nya Syifa? "Tanya Mahen datar tanpa ekspresi.
" Nggak Bang "Jawab Sarah dan Hafis berbarengan.
Terkadang Mahen melihat ke arah Sarah dengan senyum tipis yang selalu terukir dibibirnya,saat Sarah memberikan Syifa pada Mahen, dimana tangan keduanya ada yang saling bersentuhan.Namun tidak demikian bagi Sarah, ia biasa saja.
" Oh Syifa lagi bobo ya, Papi keluar kota dulu ya ".
Mahen membiasa kan panggilan untuk dirinya Papi dan Lydia sendiri Mami. Karena mereka masih berharap akan memiliki momongan sendiri.
"Iya Bang habis minum susu "Sahut Hafis.
" Syifa anteng di rumah sama Mama dan Mami ".
" Nanti pulang Papi bawa maianan yang banyak untuk Syifa ".
Nyonya Kemala dan Tuan Darwin pun baru keluar dari dalam kamarnya dan langsung ikut bergabung dengan mereka.
" Syifa kesayangagan Nenek, Kakek ".
" Tidur Syifa nya Bang? " Tanya Tuan Darwin.
" Iya Pa baru minum susu ".
Nyonya Kemala merapikan rambut tebal Syifa yang acak-acakan karena di cium Mahen sampai ke-kepala segala.
" Bau harum khas anak kecil, wangi banget. apalagi mulut nya "Mahen menghirupnya dekat mulut Syifa.
" Iya Bang, kata orang wangi surga "Ucap Nyonya Kemala.
Lydia turun dengan tentengan tas kerja Mahen ditangannya.
" Semuanya sudah masuk kedalam tas ya Bang!"Ucap Lydia.
" Iya Ayang terima kasih "
Sudah menjadi pemandangan biasa saat Mahen selalu memberikam kecupan di kening atau pipi Lydia istrinya.
" Abang mau keluar kota?, kemana?"Tanya Nyonya Kemala.
" Iya Ma, ke Menado, hanya tiga hari"Jawab Mahen.
Sebelum berpamitan, Mahen terus saja mencium pipi Syifa sampai Nyonya Kemala menegurnya.
" Abang sudah, jangan dicium terus. Abang tadi habis merokok? ".
" Belum Ma, Mahen belum merokok karena mau puas-puasin cium Syifa sebelum berangkat ".
.
.
.
30 Menit sudah Mahen meninggalkan rumah kediaman Pridivya, menuju bandara dengan diantarkan oleh Hafis.
Sepanjang perjalanan ke Bandara, Mahen menceritakan keinginannya yang semakin kuat untuk menikah lagi kala Hafis adik bungsu nya sudah memiliki keturunan. Yang lucu, cantik dan menggemaskan.
" Sekarang apa tanggapan Kak Lydia, Abang mau menikah lagi? "Tanya Hafis sambil fokus pada kemudi.
" Sama, Abang harus berpisah dulu dengan Lydia baru bisa menikah lagi"Jawab Mahen.
" Kenapa nggak menikah siri? "
" Nggak lah, Abang ingin nanti kalau punya anak jelas statusnya dimata hukum. nggak mau ribet ".
" Terus.... "
" Ya sambil menunggu wanita nya juga Fis. Gini-gini juga Abang mau wanita yang jelas asal usulnya, yang sudah Abang kenal juga. Bukan wanita asal comot saja di pinggir jalan atau Club malam ".
" Tapi Abang masih sering ke Club malam atau jajan ?"
" Di bilang sering nggak Fis, hanya sesekali aja, untuk menghilangkan stres Abang kalau sudah mikirin anak, ya terlebih anak. kalau kerjaan ada saja jalan keluarnya kalau lagi ada masalah ".
" Hem, aku kira Abang sudah nggak pernah jajan lagi? "
" Entah lah kadang Abang berpikir, Lydia tidak terlalu berpengaruh pada Abang. sehingga Abang masih saja jajan di luar sana. atau mungkin Abang hanya melampiaskan kekecewaan dan keputusasaan Abang ".
" Ya itu harus kalian diskusikan lagi dengan kepala dingin Bang. jangan sampai Abang menyakiti Kak Lydia. Bagaimana pun Kak Lydia sudah menemani Abang dan menerima masa lalu Abang".
Mahen hanya menarik nafasnya dalam-dalam sambil melirik Hafis.
" Diantara kita bertujuh, kau yang paling beruntung dan membuat ku sangat iri dengan kehadiran Syifa diantara kalian. Pernikahan kau baru satu tahun saja sudah ada Syifa melengkapai kebahagiaan kalian khususnya.Selebihnya keluarga Pradivya juga sangat berbahagia sekali. Apalagi Mama Papa seolah menemukan dunianya".
" Iya aku lebih beruntung dari pada kalian".
" Iya kau sangat beruntung"Mahen mengulangi ucapan Hafis.
Mahen mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sejumlah uang pada Hafis.
" Sudah ku trasfer uang bulanan untuk kau, Syifa. dan Sarah. kalau kurang kau bisa memintanya lagi".
" Iya Bang terima kasih "
Mahen sudah sampai di Bandara dan langsung berlari menuju pintu keberangkatan.
Hafis langsung melihat saldo ATM yang membuatnya tersenyum lebar.
" Banyak sekali " Gumam Hafis lirih.
Kemudian Hafis melajukan kembali kendaraannya.
.
.
.
Sedangkan di rumah, Syifa tidur siang didalam kamar Nenek Kakeknya karena permintaan Neneknya.
" Sudah Sar, kamu istirahat saja. nanti kalau Syifa haus Mama panggil kamu ".
" Iya Ma "
Sarah keluar dari kamar setelah meletakkan Syifa di box bayinya.
" Syifa mana Sar ?"Tanya Lydia saat bertemu dibawah anak tangga.
" Tidur sama Nenek Kakeknya Kak ".
" Yah, padahal aku ke bawah mau main dan melihat Syifa ".
Sarah hanya tersenyum sambil melihat pintu kamarnya Nyonya Kemala.
" Ya sudah aku kembali lagi ke atas ".
" Iya Kak ".
Sarah juga masuk kedalam kamarnya, mendudukan dirinya di tepi tempat tidur.
" Kapan bisa keluar dari rumah ini!"Gumamnya.
" Lebih enak di rumah sendiri. walau pun kecil ".
" Sayang... "Panggil Hafis saat membuka pintu kamar mereka.
Sarah melihat ke arah Hafis. Lalu ia menerima uang tunai pecahan 100rb rupiah yang cukup banyak, sampai Sarah mengerutkan keningnya.
" Buat apa? " Tanya Sarah.
" Untuk keperluan mu sayang dan juga Syifa ".
" Alhamdulillah, banyak yang laku ya mobil nya?"Tanya Sarah senang.
" Bukan, itu dari Bang Mahen ".
Sarah hanya menatap intens wajah Hafis dengan menggigit bibir bawahnya.
.
.
.
MAmpir Yuk di Novel Author yang pertama dan sudah tamat " Cinta Tuan Alex ".
Mampir juga di Novel ke dua Author yang sedang On going " Teman Tidur Tuan Jason Gilbert ".
Mohon dukungannya dengan cara Like, Komen, Gift dan Vote.
Terima kasih kawan 🙏😊.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Jasreena
makanya g d ksh anak, kang jajan jorok...
2023-10-25
0
Puji Rahayu
suami opo koyo ngunu?????
jual ank pak?????
2023-03-28
0
STARLA my journey
hafis suami kgk punya sikap
2023-03-27
0