Manado,
" Aku sudah menyiapkan satu wanita untuk menemanimu selama disini "Ucap Andre sahabat Mahen dari bangku kuliah sampai sekarang jadi rekan bisnis.
" Hem "Jawab Mahen singkat.
" Bagaimana penjualan mobilnya disini? "Tanya Mahen menanyakan penjualan mobil sport dan mewahnya.
" Tenang saja itu tidak ada masalah, bulan ini kita sudah mencapai target 300% untuk di Manado. tapi menurut laporan di kota besar lainnya juga sudah diatas 200% " Jawab Andre.
" Bagus lah ".
" Aku tak bisa lama disini kali ini, karena ada seseorang yang selalu ingin aku temui? Ucap Mahen sambil memperlihatkan senyum jahilnya.
" Lydia? "Tanya Andre penasaran. Karena ia yakin sebenarnya bukan Lydia yang dimaksudkan Mahen.
Mahen menggeleng sembari menyodorkan layar ponselnya yang menyala. di situ Andre bisa melihat ada satu wanita dan anak kecil, tapi Andre belum pernah melihatnya sama sekali.
" Janda anak satu? "Tebak Andre berdasarkan apa yang dilihatnya gambar.
" Sembarangan kalau ngomong. tapi terkadang aku sangat jahat sekali sudah berharap jika ia seorang janda, biar aku bisa menikahinya "Ucap Mahen menyalakan cerutunya.
" Memang siapa wanita itu? "Tanya Andre yang kini kepalanya sudah dipenuhi dengan tanda tanya besar. Karena baru kali ini Mahen memperlihatkan seseorang dalam ponselnya.
" Adik ipar ku, istri dari Hafis "Jawab Mahen santai dengan wajah datar tanpa ekspresi apa pun.
" Akh kau gila, masa istri adik kau sendiri mau kau embat juga "Andre sangat terkejut dengan pernyataan Mahen.
Mahen hanya mengangkat bahu nya, "Namanya juga hati".
" Karena apa kau ingin memilikinya?, jangan bilang karena anak? "Tanya Andre dan dijawab oleh Andre juga.
" Pertama, saat Hafis membawa Sarah ke rumah dan memperkenalkannya pada kami. Entahlah kenapa bisa aku merasakan ketertarikan padanya?,Tapi masih bisa aku tepis karena pertemuan kita yang tidak pernah lama, ditambah setelah mereka menikah, Hafis membawanya untuk pisah dari kami. Namun tiga bulan ini kami tinggal diatap yang sama, dengan adanya kehadiran Syifa. membuatku ingin memilikinya. Aku ingin memiliki anak dari rahimnya ".
Mahen menatap Andre dengan sangat intens.
" Kenapa kau tak bicara dengan Hafis? "Pancing Andre.
" Gila kau! "Mahen melemparkan kotak cerutu.
Keduanya tertawa terbahak. Mereka berdua merupakan sahabat baik, segala sesuatu mereka ceritakan tanpa ada yang ditutupi. baik buruk nya mereka sudah sangat hafal dan tidak ada yang menghakimi satu sama lain.
.
.
.
.
" Jadi semua uang ini dari Bang Mahen!, sebagai bayaran karena kita tinggal di rumah ini, Iya? ".
" Sayang, niatnya Bang Mahen baik. tapi bukan kearah sana. Bang Mahen hanya ingin berterima kasih pada kita saja ".
Sarah semakin tidak suka untuk tinggal disini. Rasanya ingin cepat masuk bekerja supaya bisa tidak untuk fokus didalam rumah ini saja. Sarah merapikan semua uangnya dan diletakkan diatas meja rias.
" Sarah... Sar, Syifa bangun mungkin mau minum susu. jadinya nangis"Ucap Nyonya Kemala setengah berteriak memberitahu Sarah sambil membuka pintu kamar Sarah.
" Ma... "Panggil Hafis.
Sarah cukup terkejut saat Ibu Mertuanya langsung masuk ke kamar nya tanpa permisi. Memang iya, ini kamar yang ada dirumah mereka. tapi apa salahnya ketuk pintu dulu atau apa lah yang penting tidak asal main masuk aja. Namun dengan cepat ia menepis semua itu dengan memperlihatkan senyum manis dibibirnya.
" Ada apa Ma?, Syifa sudah bangun ya?".
" Iya Sar, ambil saja dikamar Mama Syifa nya ".
" Iya Ma ".
Nyonya Kemala melihat ada tumpukan uang diatas meja rias yang cukup banyak.
" Uang apa ini Fis? "Tanya Nyonya Kemala.
" Ini mah dari Bang Mahen untuk keperluan Syifa. karena aku bulan ini belum ada penjualan mobil ".
" Oh gitu. Iya gunakan uangnya dengan baik untuk semua keperluan Syifa, jangan sampai Syifa kekurangan ".
" Iya Ma ".
Nyonya Kemala dan Sarah berpapasan di depan pintu kamarnya "Sar, Mahen memberikan uang untuk keperluannya Syifa. Kamu gunakan sebaik mungkin ".
" Oh iya Ma "Sarah hanya berlalu begitu saja setelah Nyonya Kemala mengatakan hal tersebut.
Sarah duduk di tepian tempat tidur sambil bersandar pada Headboard.Lalu mulai menyusui si cantik Syifa.
" Papa, kapan kita pulang ke rumah Mama Papa?"Tanya Sarah menirukan suara anak kecil. seolah-olah Syifa yang sedang berbicara dengan Hafis.
" Iya sayang Syifa nanti kita pulang ya ke rumah kita. tapi untuk sekarang kita disini dulu ya bersama Nenek Kakek ".
" Yah Papa, sampai kapan Pa nanti-nantinya? Janji Papa seminggu, tiga bulan, terus berapa lama? ".
" Iya sayang sabar ya, pasti ini suara hati Mama nya ya bukan Syifa? "Ucap Hafis mendekati Sarah lalu memeluk mereka berdua.
" Bersabar ya Sayang, pasti akan ada saatnya kita pulang ke rumah kita "Ucap Hafis lagi sambil mmengecup sayang pucuk kepala Sarah dan Syifa.
Kesedihan selalu dirasakannya kala Sarah masih belum bisa pulang ke rumah mereka, rumah impian mereka. Sarah dengan cepat mengusap air matanya kala Hafis memegang wajahnya sambil mendaratkan bibirnya sekilas pada bibir Sarah.
" Wah Papa bisa nih main sebentar dengan Mama"Bisik Hafis kala melihat Syifa yang kembali tidur dalam gendongan Sarah masih sambil menyusu.
Sarah hanya mengangguk.
Keesokan harinya,
Sarah sudah selesai dengan urusan Syifa dan Hafis. Kini Sarah sudah bersiap akan berangkat ke kantor dengan menaiki bis. Karena sesuai dengan kesepakatan awalnya kalau bisa tidak ingin merepotkan Nyonya Kemala, Tuan Darwin dan Lydia selama mereka tinggal disana.
" Aku berangkat ya sayang "Pamit Sarah pada Hafis sambil mengulurkan tangannya.
" Iya kamu juga hati-hati "Balas Hafia menerima uluran tangan Sarah sambik mendaratkan kecupan pada keningnya.
Mereka berjalan langsung ke arah pintu utama, karena tidak melihat ada kedua mertuanya ya sudah tidak perlu pamit langsung, pikir Sarah.
" Nanti tolong pamit kan aku sama Mama Papa"Ucap Sarah.
" Iya Sayang ".
" Sarah nggak diantar supir atau Hafis? "Tanya Lydia saat berpapasan di luar, karena biasanya setiap pagi Lydia akan senang merawat tanaman-tanaman mahal kesayangannya.
" Nggak Kak Lyd naik bis saja "Jawab Sarah.
" Syifa nya mana? ".
" Tidur Kak "Gantian sekarang yang jawab Hafis karena Sarah sedang menerima panggilan telepon.
" Ya udah kalau Syifa tidur. biar Kak Lydia yang jaga saja. Hafis hanya anter Sarah kan? "Lydia menawarkan dirinya untuk menjaga Syifa.
" Memang Kak Lydia tidak sedang sibuk? "Tanya Hafis memastikan.
" Tidak ada Fis. nggak apa-apa Kak Lydia jaga Syifa. Hafis antar Sarah ".
" Ya udah Kak Lyd, terima kasih banyak "Balas Hafis.
Lydia masuk kedalam rumah setelah menyelesaikan pekerjaannya.
Sedangkan Hafis membuka pintu garasi.
Sarah aneh mwngerutkan keningnya saat melihat Hafis yang sedang mengeluarkan motor kesayangannya.
" Ayo sayang aku antar, Kak Lydia bisa jaga Syifa".
" Tapi...".
" Ayo kita sambil bernostalgia berpacaran sambil menaiki motor kesayangan kita ".
Dan mereka berdua pun berangkat menggunakan motor kesayangan mereka.
.
.
.
Mampir Yuk di Novel Author yang pertama dan sudah tamat " Cinta Tuan Alex ".
Mampir juga di Novel ke dua Author yang sedang On going " Teman Tidur Tuan Jason Gilbert ".
Mohon dukungannya dengan cara Like, Komen, Gift dan Vote.
Terima kasih kawan 🙏😊.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Puji Rahayu
kok akoh kyk gk dong ya sm hafis.
misua mcm ap dy???
2023-03-28
0