Grace kembali melanjutkan tidurnya di ranjang rumahnya. Sementara Liam sibuk berkutat di dapur untuk memeriksa isi lemari es. Dahinya mengkerut heran karena tidak ada stok bahan makanan. Grace memang jarang masak, ia hanya akan membeli makanan di beberapa tempat langganan nya.
Liam lantas sibuk memesan beberapa barang belanjaan secara online menggunakan handphone miliknya. Setelah selesai Liam berjalan kecil mengelilingi setiap sudut apartemen Grace. Rapi, bersih, tersusun secara detail barang barang keperluan rumah. Dari jendela tempatnya berdiri Grace bisa menatap tower lambang cinta kebanggaan kota Paris dengan cukup jelas meski tampak jauh.
"Kau memang luar biasa menarik Grace." Gumam Liam dengan posisi kedua tangannya nyaman di dalam saku celana. Gagah jelas, berkharisma, namun bersikap dingin kepada setiap wanita yang mendekatinya.
Liam pernah jatuh cinta sekali yaitu pada perempuan di masa lalunya. Kekasihnya memutuskan dirinya karena Liam terlalu sibuk bekerja. Terparah Liam bahkan di tolak mentah mentah oleh seorang gadis yang belum sedikitpun melihat ketampanannya. Itulah alasan Liam membenci perempuan. Ia enggan berkomitmen karena takut merasakan sakit hati ke sekian kali.
"Liam,,, " Terdengar Grace memanggil namanya dengan sangat manja seolah kehilangan sosok Liam. Yang di panggil bergegas menghampiri kamar Grace di sebelah ruangan.
"Ada apa Grace? " Liam mendudukan pantatnya di tepi ranjang. Mengamati wajah bangun tidur perempuan yang sudah ia lukai fisik maupun batin.
"Apa kau tidak tidur tuan? " Grace malah menanyakan keadaan Liam, pria itu pasti lelah karena sudah mengeluarkan tenaganya tadi malam.
"Aku ingin menjagamu Grace." Tangan Liam bergerak membelai pipi Grace dengan lembut. "Aku haus sekali." Ucap Grace memberi isyarat agar Liam mau mengambilkan minum untuknya. "Tunggu sebentar, aku akan mengambil air untukmu." Liam tersenyum merasa senang Grace mau memanfaatkan kehadirannya. Dan satu hal yang pasti, Liam hanya tersenyum di depan Grace. Sekalipun dirinya tidak pernah melakukan hal itu untuk orang lain.
,,,,
Liam tida tidur semalaman dan harus kembali bekerja di kantor. Kini ia memiliki semangat baru untuk mengerjakan semua tugas-tugas nya. Ya, Grace adalah alasannya. Ia tak sabar ingin cepat pulang dan menemui nya.
"Aku sibuk, bisa kita bicara nanti? " Tanpa menatap orang yang masuk ke ruangannya Liam tetap fokus memeriksa beberapa laporan.
"Kau tidak lupa bukan malam ini ada undangan pameran berlian di La Chambre?" Suara serak berhasil mengalihkan perhatian Liam. Ia meloading memorinya mengingat undangan yang pernah tuan Rodrigo sampaikan.
"Aku hampir lupa dad, thank you for reminding me." Ucapnya singkat lalu kembali menandatangani beberapa halaman.
"Apa kau sedang jatuh cinta Liam Arthur **. ?" Menelisik setiap gerakan tubuh anaknya, Sir Arthur bisa menebak ada yang berbeda dari Liam. Pria itu sangat tenang tanpa aura dingin mengikutinya.
"Aku tidak ada waktu untuk itu. Jangan konyol, aku bahkan tidak ingin memiliki hubungan dengan perempuan manapun." Liam menyangkal dengan cukup keras tuduhan ayahnya. Sir Arthur hanya mendesis kesal, kapan putera semata wayangnya akan menikah jika terus begini.
Di jam makan siang Liam menelpon Grace saat dirinya tengah duduk di cafetaria untuk menikmati bola bola daging dengan saus barbeque. "Ikutlah denganku Grace." Ajakan Liam di tolak oleh Grace, sejak tadi Liam selalu memaksanya pergi bersama ke sebuah undangan.
"Tidak bisa Liam, aku harus bertemu daddy ku. Mungkin lain kesempatan saja aku akan menemani." Di sofa Grace sedikit memukul keningnya. Bodoh, Grace lupa kalau mereka akan berpisah setelah dirinya sembuh total. Tidak ada lagi hal yang akan mereka jadikan alasan untuk saling bertemu.
"Baiklah, aku pegang kata katamu Grace." Terjebak dengan janjinya sendiri, Grace tahu sekarang kalau Liam tidak suka seseorang berbohong dan beringkar janji.
Bisik bisik mulai tercipta ketika mereka mendengar percakapan manis seorang Liam Arthur **. Yang di duga bersama seorang perempuan. Mereka mengenal sosok Liam yang sangat anti dekat dengan perempuan bahkan lebih kaya darinya pun di tolak.
"Aku penasaran siapa perempuan yang beruntung itu." Gumam sekretaris Liam pada teman kerjanya. Setidaknya dia akan terbebas dari tugas mengatur jadwal kencan buta untuk bosnya.
Grace di jemput dengan mobil mewah berwarna hitam utusan tuan Rodrigo. Lewat telpon ayahnya meminta Grace menjadi model koleksi perhiasan terbarunya. Merasa berhutang Grace terpaksa menerima perintah itu. Anggap saja Grace bekerja untuk ayahnya semalam saja.
Di salah satu kamar hotel ia di rias dengan make up bold dan di paksa mengenakan dress pilihan ayahnya sendiri. Grace merasa tuan Rodrigo akan menjual anaknya bukan mahakaryanya.
Acara akan di mulai sebelum jam makan malam, tamu undangan sudah mulai memenuhi ballroom hotel La Chambre. Semacam fashion show akan di gelar dengan memamerkan koleksi perhiasan terbaru milik Miracle jewelry. Bahkan tuan Rodrigo akan melelang koleksi langka miliknya hanya untuk bisa menolong kalangan bawah yang membutuhkan. Uangnya akan selalu ia sumbangkan ke panti sosial dari satu pelelangan barang.
Grace gugup bukan main, dia bukan model dan tidak tahu cara berjalan diatas runaway. "Grace tenanglah, kau hanya akan berjalan santai di sana." Sang ayah mengelus rambut yang sengaja di buat lurus oleh perias.
"Ini untuk pertama dan terakhir kalinya dad." Mata Grace menyipit memberi peringatan. "AS your order lil girl. " Tuan Rodrigo kemudian mengulurkan tangannya untuk menggandeng Grace.
Tamu bersorak menyambut kehadiran pria paruh baya bertangan dingin di hadapan mereka. Liam yang datang bersama ayahnya merasa bosan menghadiri acara yang bukan gayanya. Ia tidak tertarik pada perhiasan perempuan. Ya walaupun perusahaannya juga menjual barang pemuas perempuan.
"Kau akan bertemu dengan gadis itu Liam." Bisik Sir Arthur ke dekat telinga puteranya. Lantas Liam menajamkan pandangannya ke depan tak sabar ingin melihat wajah gadis yang empat tahun lalu menolak di jodohkan dengannya.
Kemunculan tuan Rodrigo dengan seorang perempuan cantik berhasil meraih atensi luar biasa. Bukan model terkenal yang memamerkan koleksi terbarunya melainkan seorang wajah baru. Perempuan itu mengenakan dress ketat berwarna hitam dengan belahan dada rendah. Tentu puluhan Kamera wartawan tertuju pada kalung berlian di leher Gracia.
Koleksi pertama dari tuan Rodrigo yaitu kalung blue sapphire memories. Hadiah untuk Alice istrinya ketika melahirkan Gracia ke dunia ini. Wajah tanpa ekspresi Grace malah mendapat pujian dari tamu undangan. Mereka mengira Grace model pendatang baru.
"Grace,,, " Gumam Liam terkejut mengetahui fakta bahwa Grace adalah Puteri kesayangan tuan Rodrigo. Gadis remaja yang menolak perjodohan dengannya. Tangannya mengepal merasa telah di bohongi oleh perempuan itu. Dia bahkan tidak mengatakan apapun ketika Grace bertemu dengan ayahnya di kasino.
Sir Arthur gagal menahan kepergian Liam yang emosi. Ayahnya bingung kenapa tiba-tiba Liam meninggalkan acara. Padahal ia hendak mengajak Liam mengobrol dengan Tuan Rodrigo dan anaknya.
Liam membanting stir berkali-kali meluapkan kekesalannya. "Awas kau Grace, beraninya kau membohongiku." Teriak Liam bertekad untuk membalas perbuatan Grace di masa lalu.
"Halo dad? " Liam menyahut setelah menerima panggilan telpon dari sir Arthur. "Kau dimana? Kita harus menyapa Rodrigo Liam." Suara ayahnya hampir tenggelam oleh suara musik menggema.
"Dad, aku ingin melanjutkan perjodohan ku dengan Puteri tuan Rodrigo." Tak ada angin maupun hujan, Liam membahas soal perjodohan padahal ia enggan sekali saat di paksa berkencan.
"Baiklah aku akan mencobanya untukmu. Berdo'a saja dia belum memiliki calon pendamping." Panggilan suara terputus begitu saja. Sementara Liam akan merahasiakan jati dirinya di hadapan Grace.
"kita lihat saja nanti Grace, kau yang akan lebih dulu meminta perjodohan ini." dulu Liam sempat merasa terhina karena pihak Grace membatalkan perjodohan secara sepihak dan mendadak. saat itu Liam mau mau saja menerima siapapun calon istrinya tanpa memeriksa latar belakang keluarganya. Penolakan malah ia dapat ketika dirinya dan sang ayah mendatangi kediaman Rodrigo. bahkan mereka sama sekali tidak melihat batang hidung Grace remaja.
Grace tersenyum kaku menyapa beberapa kolega bisnis ayahnya. ini jelas bukan keahliannya karena Grace tipikal orang yang introvert. susah bergaul dengan orang baru karena selalu insecure.
"Arthur, sudah lama sekali kita tidak berjumpa kawan." Rodrigo memeluk hangat teman lamanya yaitu Louis Arthur. mereka seumuran tapi Arthur menikah muda saat mereka baru masuk bangku kuliah.
"selamat atas keberhasilan mu Rodrigo." ucap Arthur melepaskan diri dari temannya. "perkenalkan dia adalah Gracia Puteri kesayanganku Satu-satunya. Grace dia adalah kawan sekaligus lawan ku, Sir Arthur. " keduanya saling menyapa lewat senyum dan tatapan.
"sepertinya kita pernah bertemu nona, tapi dimana aku lupa." Grace hanya mengusap tengkuknya yang terasa merinding.
"dia agak liar, hidupnya bebas dari pantauan ku. mungkin kau melihatnya di keramaian." Tuan Rodrigo bisa menebak tempat mereka bertemu, tentunya kasino milik Liam puteranya.
"ah mungkin iya. nona, sepertinya putraku sangat tertarik pada mu. dia ingin melakukan makan malam jika nona berkenan." Sir Arthur mengungkapkan permintaan Liam secara langsung. Grace jelas tidak tahu jika pria itu adalah mantan calon suaminya saat baru. lulus senior high School.
"tentu bisa tuan." jawab Grace dengan kaku. apa lagi rencana bosnya itu Grace di buat was was.
"just call me uncle sweety, aku sudah menganggap kau seperti anak perempuan ku."
Grace memilih masuk ke kamar demi menghindari obrolan membosankan seputar bisnis. Ia akan mengganti pakaian karena sudah hampir telat berangkat ke kasino. selagi dirinya belum di pecat Grace masih semangat bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments