Grace bangun dengan keadaan tubuh yang remuk. Pekerjaannya di kasino sangat melelahkan karena ia harus naik turun tangga mengenakan high heels. Sejak tadi ponsel nya berbunyi menandakan pesan masuk. Ethan mengajak dirinya bertemu di jam makan siang di Terres de Cafe, kedai kopi tak jauh dari apartemen Grace.
Grace mengacak rambutnya pusing, apa ia harus menurunkan harga diri dengan meminjam uang pada Ethan? Tapi ia malu, selama ini Ethan baik padanya.
"Maaf menunggu lama, tadi aku baru bangun." Grace duduk di hadapan Ethan yang sudah memesankan hot americano untuknya. "Tidak masalah, aku juga baru tiba." Jawab Ethan menyunggingkan senyum manisnya. "So, apa kau ingin menjelaskan sesuatu? " Hati hati Ethan bertanya perihal pekerjaan baru Grace. "Maafkan aku Ethan mungkin aku tidak akan bekerja lagi denganmu." Kata Grace penuh nada penyesalan. "Tapi kenapa, apa gaji yang ku beri kurang? " Ethan masih belum mengerti pemikiran Grace.
"Tidak, karena kau sudah sangat baik padaku. Kau bahkan memberiku lebih dari seharusnya. Aku hanya lelah menjalani dua pekerjaan dalam sehari itu saja." Ada rasa kecewa dalam hati Ethan ketika Grace mengundurkan diri.
"Baiklah, tapi kau harus bisa menjaga diri baik baik. Dunia malam itu sangat keras. Jangan sampai kau kehilangan sesuatu yang berharga di sana." Grace menelan ludah mendengar nasehat Ethan teman sekaligus mantan bosnya. Sejauh ini Grace memang bisa menjaga diri tapi ia tidak tahu kedepannya bagaimana.
"Thanks Ethan. Kau memang teman terbaik yang ku miliki." Rania menggenggam tangan Ethan singkat tanda Terima kasih mendalam.
"Ethan aku harus pergi menemui daddyku." Sebelum pergi Grace menyeruput minuman yang sudah Ethan belikan untuknya. Ia tidak ingin Ethan merasa tersinggung.
"Aku antar bagaimana? " Tawar Ethan ingin mengantar perempuan satu satunya yang dekat dengannya selama tiga tahun terakhir.
"Terima kasih Ethan, tapi kau harus menghadiri seminar bukan? " Grace memang mengetahui jadwal Ethan beberapa hari ke depan. Keduanya berpelukan hangat seakan mengerti tidak akan bertemu dalam waktu dekat karena kesibukan masing-masing.
"Take care Grace. " Lirih Ethan melepaskan pelukan mereka.
Grace menaiki bus tujuan Hauts-de-Seine dimana tempat tinggal ayahnya berada yaitu kawasan Nanterre. Butuh waktu empat puluh lima menit untuk sampai di pemberhentian. Setelah itu ia akan menaiki taksi sekitar lima belas menit. Hari ini Grace tidak kuat untuk berjalan kaki.
Menatap rumah keluarganya di depan gerbang, Grace tidak menyangka akan pulang setelah kabur selama tiga tahun. Penjaga rumah menunduk menyapa nona muda anak pemilik rumah. "Selamat siang nona Gracia." Grace hanya tersenyum getir menanggapinya.
"Apa daddy ada di dalam? " Grace tetap bertanya meski ia tahu jawabannya. "Silakan nona, tuan Rodrigo sudah menanti kedatangan nona." Penjaga membuka gerbang agar Grace segera masuk ke dalam.
Rumah keluarga Grace begitu asri dengan pepohonan di sekitar halaman. Rumah dua lantai berwarna cream terlihat kokoh dan megah di pandang.
Beberapa pelayan wanita menyambut kedatangan Grace. Grace Puteri kesayangan Tuan Rodrigo kini kembali pulang. Mungkin ia akhirnya menyerah karena tidak mandiri seperti tekadnya dulu.
"Oh my lil girl, welcome back Gracia..." Tuan Rodrigo merentangkan tangannya meminta Grace memberi pelukan.
"I miss you dad, to the moon and back." Karena sikap profesional Grace bahkan tidak sempat menyapa ayahnya saat di kasino. Grace sangat merindukan kasih sayang ayahnya.
"Apa kau sudah makan siang? " Tanya Tuan Rodrigo enggan melepaskan dekapannya. "Aku sangat lapar dad, aku sengaja tidak makan agar bisa makan siang bersamamu." Seakan ikatan batin berbicara, ayahnya pun belum berselera menyantap hidangan yang sudah di siapkan juru masak.
Keduanya menikmati makanan dengan sesekali berbincang ringan. Tuan Rodrigo memuji keberanian anaknya yang ingin hidup mandiri. Tiga tahun lamanya Grace bahkan sekalipun tidak membutuhkan bantuannya.
"Kau tahu, laki laki yang kau tolak itu masih dendam padaku. Sepertinya dia trauma menjalin hubungan karena perjodohan kalian batal begitu saja." Karena sudah di menu penutup obrolan berubah menjadi lebih serius.
"Dad, aku masih delapan belas saat itu. Mana mau memikirkan soal menikah. Lagi pula itu salahnya kenapa malah menyuruh asistennya yang datang." Grace mencibir kelakuan mantan calon suaminya di masa lalu. Ayahnya hanya tertawa lepas merasa sikap anaknya menggemaskan.
"Apa kau ingin tahu siapa dia? Mungkin daddy masih bisa mengatur perjodohan ulang." Tuan Rodrigo menduga jika Grace tidak tahu kalau bosnya adalah laki laki yang hampir menjadi suaminya. Ia sengaja tak berniat memberitahu keduanya. Toh hubungan mereka sudah lama berakhir. Bahkan sir Arthur juga mungkin tengah sibuk menyiapkan beberapa calon untuk menjadi menantunya.
"Never dad, aku akan mencari pasangan yang mencintaiku apa adanya tanpa peduli status sosial keluargaku." Jawab Grace mantap dan yakin.
Ayah Grace merupakan pebisnis di bidang berlian dan jam tangan. Siapa yang tidak mengetahui sepak terjangnya dalam meraup laba bersih berkali-kali lipat. Tapi meski demikian Grace tak serta merta menyombongkan diri. Ia malah insecure saat bergaul dengan teman sekolahnya. Grace memilih merahasiakan identitas sangat ayah dari orang orang.
"Ayo, daddy ada satu hadiah untukmu." Tuan Rodrigo menarik tangan Grace menuju ruang kerjanya. Di sana Grace menyaksikan ayahnya membuka sebuah brangkas rahasia di balik karpet bulu tepat di bawah sofa. Grace tidak heran sama sekali, rumahnya bahkan memiliki sistem keamanan tingkat tinggi. Karena di rumah itulah beberapa koleksi berlian di kerjakan oleh ayahnya sendiri.
"Here it is... " Grace mengambil alih sebuah liontin berbentuk bunga dengan blue sapphire kecil di tengahnya. "Itu peninggalan mommy mu, daddy ingin kau mulai memakainya Grace. Untuk kalungnya kau bisa memilih di galeri." Tuan Rodrigo memintanya pulang untuk memberikan kenangan terakhir mendiang istrinya untuk Grace. Sebelum Grace lahir kehidupan mereka cukup berat, jual beli emas yang di geluti Tuan Rodrigo berkali-kali jatuh bangun dan hampir bangkrut. Namun setelah kehadiran puterinya seakan memberi keberuntungan tiada akhir. Delapan belas tahun lamanya Rodrigo mencoba berbisnis berlian akhirnya menjadikannya orang terkaya di Nanterre.
"Ini cantik sekali dad, aku rasa mommy sangat cantik ketika mengenakannya." Tak terasa air mata Grace terjatuh mengingat sosok ibunya yang hanya bisa dilihat melalui foto. Alice wafat ketika Grace baru duduk di bangku sekolah dasar akibat komplikasi. Sang ayah langsung meraih pundak Grace untuk memeluknya memberi kehangatan. "Aku sangat merindukan nya dad. " Lirih Grace tak kuasa menahannya lagi. "Mengikhlaskan memang mudah, tapi melupakan kenangannya yang sulit." Dan karena rasa cintanya hingga hari ini ayahnya Grace tidak berniat menikah lagi. Sebetulnya Grace tidak melarang hanya saja tuan Rodrigo enggan menjalin hubungan.
Grace berjalan jalan sebentar menuju galeri milik ayahnya. Ia ingin mencari pasangan dari liontin indah pemberian tuan Rodrigo. Bersenandung ria Grace melepaskan sejenak beban hidupnya. Grace akan meminjam uang pada ayahnya untuk mengembalikan pinjaman yang Liam beri. Ia sudah tak mau berjumpa dengan pria itu lagi. Kata kata Ethan selalu menghantuinya.
"Astaga, aku lupa harus membersihkan apartemennya." Langkah Grace terhenti mengingat pekerjaannya masih tersisa lima kali. "Ah biarkan saja, lagi pula aku akan mengembalikan uangnya. " Grace mengangkat kedua bahunya acuh tak ingin ambil pusing.
tiba tiba suara ponsel Grace berbunyi tanda panggilan masuk. ia merogoh saku celananya kemudian menerima panggilan dari bosnya. apakah gajinya sudah cair? tebak Grace penasaran.
"Halo bos, apa ada kabar baik? " Sapa Grace kegirangan.
"kabar buruk Grace, sejak tadi bos marah marah di siang bolong bahkan saat kasino masih belum bersih. dia memintaku menghubungi mu, cepatlah kau temui dia di apartemen nya. sepertinya kau sudah melakukan kesalahan besar hingga membuatnya marah." manajer kasino yang dikenal Grace bernama Adam berbicara dengan sangat cepat tanpa titik dan koma.
Grace menggigit bibirnya khawatir. pasalnya jarak dari tempat tinggal ke rumah Liam tidaklah dekat. salahnya juga lupa waktu. "aku sedang berada jauh bos, akan ku usahakan untuk menemuinya." Grace memutus sambungan secara sepihak. ia bergegas menuju galeri agar bisa cepat kembali ke Le marais.
perasaan takut kembali menghantuinya, Grace ingat betul tatapan sipit mata Liam saat marah. "aku butuh uang lima ribu, my dad akan membayarnya nanti." tak ada waktu untuk menemui tuan Rodrigo kini Grace seperti seorang perampok saja. karyawan toko memang hafal siapa Grace tapi itu menyalahi aturan tentunya. setelah manajer menelpon bosnya ia terpaksa memberi apa yang Grace inginkan.
"tolong sampaikan padanya kalau aku akan membayar hutang ku nanti, tapi entah nanti itu kapan. " Grace nyengir menampilkan gigi rapi dan putihnya. para karyawan perempuan hanya menggeleng tak percaya jika anak orang kaya itu di luar perkiraan.
Grace menunggu bisa tujuannya. Ia khawatir tidak memiliki cukup waktu, apa lagi merapikan rumah Liam bukan hal yang mudah. bahkan setelah itu Grace harus kembali bekerja di kasino miliknya. "tamatlah riwayatmu Grace." Grace menggigit kuku-kukunya tak sabar ingin segera pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments