episode 4

Di apartemen miliknya Liam tampak gelisah menanti kehadiran Grace. Yang ia tahu Grace akan datang setelah jam makan siang. Tapi sekarang bahkan sebentar lagi jam masuk kerja perempuan itu tiba. Tentu Liam merasa di bohongi olehnya.

Saking kesalnya Liam sampai membanting vas bunga dihadapannya ke arah pintu masuk. "Sial, kenapa aku kesal sekali padanya." Kedua tangan Liam mengepal berada di atas pangkuannya. Sebuah ide nakal tiba tiba muncul di benaknya.

"Halo Josh, panggil salah satu anak buah mu ke rumahku." Perintah Liam melaui telpon pada pria yang bernama Josh. Mungkin salah satu karyawannya di kasino.

Akhir akhir ini pekerjaan Liam cukup padat dan merepotkan. Akan ada peluncuran musim panas sebentar lagi, dia sangat lelah mempersiapkan segalanya. Salah sedikit maka posisinya akan di rebut oleh orang orang yang mengincarnya. Pulang ke rumah bukannya di sambut kehadiran Grace, laki laki itu malah di buat marah.

Grace berlarian keluar dari lift menuju unit milik Liam. Grace sempat di beritahu password rumah oleh Liam agar dia bisa masuk tanpa harus menunggunya. Pintu pun terbuka namun Grace tidak menemukan sosok Liam di ruang televisi maupun meja makan. Di depan pintu pecahan vas hampir saja melukai kaki Grace. Keadaan rumah sangat berantakan, bantal sofa berhamburan di lantai. Kran air di tempat cuci piring masih menyala, segera Grace mematikannya. Ia juga mmbersihkan serpihan kaca menggunakan dustpan.

Sayup-sayup terdengar suara merintih dari arah kamar pribadi Liam. Walaupun Grace sudah bisa menebak tapi ia tetap penasaran. Langkahnya pelan mengendap mendekati pintu kamar yang sedikit terbuka. Grace menempatkan penglihatan nya untuk mengintip.

"Ah sir, aku sudah tidak kuat lagi. " Erangan itu terus saja keluar dari mulut wanita tanpa busana di hadapan Liam. Sementara Liam sibuk memasukkan kedua jarinya kedalam lubang inti si wanita.

Grace menutup mulutnya tak percaya menyaksikan adegan tak senonoh yang menodai matanya. Tapi herannya Liam masih berpakaian rapi. Menyadari kehadiran Grace, Liam berhenti dari kegiatan menjijikkan baginya. Ia segera mencuci tangan di kamar mandi.

Liam tersenyum puas menatap pantulan dirinya di cermin. Ia sengaja menunjukkan hal itu agar Grace tidak berani membohongi nya. Padahal Liam sedikitpun tidak ingin bersentuhan dengan perempuan apa lagi wanita bayaran di kasino miliknya.

"Kau sudah tiba ? " Tanya Liam pada Grace yang sibuk merapikan sofa. Lebih tepatnya pura-pura sibuk agar bisa menguasai perasaan takutnya.

"Maaf jika aku mengganggu tuan, dan maaf karena aku terlambat. Ada urusan penting yang harus aku selesaikan." Grace berbicara dengan membelakangi sosok Liam di belakangnya.

"Gracia!!!" Liam berteriak memanggil nama Grace, yang punya nama tersentak kaget mendengarnya. Suara itu bahkan menggelegar memenuhi seisi ruangan. "Tatap aku saat kau bicara padaku! " Titahnya kemudian menarik kasar lengan Grace agar memposisikan mereka berhadapan.

Grace dengan berani membalas tatapan Liam tak kalah tajam. Seumur hidupnya tak ada yang pernah meneriaki dirinya. Hanya Liam yang pertama dan jelas Grace tidak Terima. "Ini,,, " Grace meraih tangan Liam dan menaruh sebuah amplop di atasnya. "Aku kembalikan uang anda tuan. Dan aku tidak peduli jika kau memcatku di tempatmu."

"Tuan aku,,, " Wanita bayaran tadi menyela perdebatan sengit diantara mereka. Liam menoleh dengan tatapan tajamnya lalu berkata "pergi kau! Josh akan memberimu hadiah yang pantas." Tak ingin mendapat amukan wanita berpakaian kurang bahan itu segera keluar.

"Kau tahu Grace, aku sangat membenci perempuan apa lagi dia pembohong." Liam membanting amplop pemberian Grace ke lantai.

"Aku tidak berbohong Liam! " Potong Grace menyela perkataan pria yang dadanya naik turun menahan emosi. "Kenapa, kau tidak suka mendengar namamu terucap dari mulut asing sepertiku? " Grace seakan memiliki keberanian memancing Liam.

"Kau sudah berjanji akan membersihkan rumahku lima kali lagi. Kau terlambat dan aku berhak marah. Tapi dengan angkuhnya kau mengembalikan pemberianku. Apa kau sudah berhasil menjual tubuhmu demi uang? "

Plak,,,

Grace menampar pipi Liam dengan cukup keras. Hatinya sakit menerima hinaan dari pria berhati dingin di hadapannya. Entah kenapa Grace tidak terima, padahal ini bukan kali pertama dirinya mendapat hinaan soal menjual diri. Sebelumnya Bill juga mengatakan hal sama tapi Grace acuh saja.

"Aku berharap tidak akan bertemu denganmu lagi Liam. " Ucap Grace penuh penekanan sebelum ia pergi dari rumah Liam.

Liam menjambak rambutnya frustasi menyesali perkataan yang membuat Grace marah. Tidak, dia tidak akan pernah memecat Grace. Hanya itu alasannya bisa bertemu kembali dengan perempuan penguasa hatinya. Liam akui dia memang tertarik pada Grace tapi enggan untuk memulai sebuah hubungan. Kebenciannya pada makhluk bernama perempuan belum padam.

Grace memilih duduk di taman dekat jalan utama. Beberapa menit lagi jam masuk kerja, tuan Adam belum menghubungi dirinya soal pemecatan. Artinya Liam tak berniat memecat Grace. Tapi Grace enggan masuk kerja kalau saja malam ini bukan hari gajian.

Grace bergabung bersama teman-teman kerjanya di loker. Mereka tidak tahu jati diri Grace yang sesungguhnya. Puteri kesayangan konglomerat berlian memilih hidup susah menjadi dealer di kasino. Orang pasti akan berpikir Grace gila jika mengetahui faktanya. Namun Grace berteguh pendirian ingin menemukan jati dirinya. Ia sekolah fashion business karena merasa akan cocok dengan bisnis yang di geluti sang ayah. Nyatanya karir Grace stuck sebagai asisten fotografer.

"Grace kenapa mukamu di tekuk begitu?" Tuan Adam tiba untuk memberi arahan sekaligus gaji pada anak buahnya.

"Bos apa aku tidak di pecat? " Pertanyaan Grace menimbulkan rasa heran di benak rekan kerjanya. Mana mungkin Grace di pecat, diakan kesayangan tuan Liam pikir mereka kompak.

"Kau ini, makanya jangan membuat bos besar marah. Atau aku juga akan kena imbasnya." Adam pria paruh baya merupakan pemain veteran di dunia kasino mulai memimpin briefing.

Grace bergantian tugas dengan teman kerjanya yang bernama Yola. Yola bekerja sejak hari pertama kasino milik Liam beroperasi. Tapi selama itu juga dirinya belum bisa mencuri perhatian bosnya. "Berikan ini pada meja pojok." Yola selalu menyuruh Grace sesuka hatinya. Padahal ia sudah cukup repot menjadi seorang dealer. Belum lagi ia juga harus membantu mengantar minuman.

"Yola apa kau membenciku? " Terang-terangan Grace menanyakan hal itu pada Yola. "Haha, kau ini sedang bercanda?" Gelak tawa Yola sedikit menarik perhatian beberapa tamu termasuk satu sosok pria yang tak hentinya memperhatikan Grace.

"Aku hanya membantumu sibuk, supaya kau tidak banyak pikiran Grace." Yola menepuk bahu Grace memberinya semangat. Ternyata dugaannya salah, Yola memang orang baik seuai pikiran Grace.

Bill yang mabuk tiba tiba menghampiri Grace. Sudah ia pastikan jika pelayan itu memang benar penyewa flat milik ibunya. "Hi Grace,,, benar kau jadi wanita malam rupanya." Ucapan Bill meracau bahkan bau alkohol menusuk indera penciuman Grace. "Bill kau mabuk, lebih baik kau pulang saja." Teriak Grace agar Bill bisa mendengarnya dengan baik. Suara dentuman musik up beat mulai memekik di telinga.

Bill terkekeh geli, ia berusaha menyentuh pipi Grace namun dengan cepat di tahan oleh seseorang. Grace acuh tanpa ingin menatap mata Liam, menyadari kecanggungan diantara mereka Bill sengaja memanas-manas dengan menarik pinggang Grace menggunakan tangan kirinya. "Lepaskan aku Bill !" Teriak Grace memberontak menarik Diri dari dekapan Bill. Liam naik pitam sehingga dengan kasar merebut Grace dari Bill. Kemudian Liam memukul Bill berkali kali tanpa adanya rasa puas. Seakan Liam tidak terima miliknya di sentuh oleh laki-laki bajingan sepertinya. Tunggu, apakah dia juga sama bajingannya karena sudah menghina Grace? Liam tahu dirinya salah, ia akan meminta maaf setelah membereskan Bill.

"Hentikan Liam, kau akan membunuhnya." Grace berusaha menarik lengan Liam untuk melepaskan Bill. Disana tidak ada yang berani mengganggu aksi pemilik kasino itu. Tanpa sadar Liam menyingkirkan genggaman Grace dengan cukup keras sehingga tubuh gadis itu terhuyung menabrak meja bundar di belakangnya. Naasnya kepala Grace terbentur ke bagian ujung meja menyebabkan Grace tak sadarkan diri detik itu juga.

"Grace,,, " Yola berteriak menghampiri Grace yang sudah tak berdaya di lantai dingin. Ia memangku kepala rekan kerjanya mencoba membantunya terjaga. Darah segar muncul di pelipis sebelah kanan.

Perhatian Liam teralihkan pada kondisi Grace yang terluka karena dirinya. Ia merutuki kecerobohannya sendiri. Liam bergegas membopong tubuh Grace untuk di bawa ke rumah sakit. Joshua ikut panik melihat kondisi Kasino, ia meminta Adam sahabatnya menertibkan kembali suasana. Sementara Joshua akan menyetir untuk mengantar Liam.

Di ruang gawat darurat Grace selesai di tangani perawat. Lukanya di balut kain kasa karena robek namun tidak perlu di jahit. Liam tak pernah melepaskan genggamannya meski perawat melarang dirinya masuk.

"Maafkan aku Grace." Lirih Liam seraya mengecup punggung tangan Grace. "Pasien tidak perlu di rawat tuan, lukanya tergolong ringan tapi mungkin nona ini shock berat. Tolong bantu masa pemulihannya." Perawat menjelaskan keadaan Grace pada Liam sebelum meninggalkan mereka.

Grace membuka mata merasakan pusing begitu hebat di kepalanya. Ia meringis hingga membangunkan Liam yang tanpa sengaja tertidur. Tangan Grace merasa hangat ketika Liam menggenggamnya. Namun ia segera sadar jika pria itu sudah menghinanya dan bahkan berbuat kasar.

"Grace aku minta maaf... " Liam menatap Grace dengan mata memerah, susah payah dirinya menahan cairan itu untuk tidak terjatuh. Baginya tindakan tadi bisa saja membahayakan perempuan di hadapannya. "Aku ingin pulang Liam, tolong biarkan aku pergi." Grace memohon dengan nada memelas agar Liam mau melepaskannya. "Aku akan ikut ke rumahmu, aku bertanggung jawab merawatmu. "

"Tidak perlu, aku baik baik saja." Grace mencabut jarum infusan di tangan kanannya lalu turun dari ranjang. Belum sempat melangkah Grace hampir tumbang kalau saja Liam tidak menahannya. "Menurut lah sekali saja, aku janji setelah kau sembuh aku akan menjauh darimu." Tiba tiba perih menusuk hati Grace mendengar Liam mengucapkan hal itu.

"Baiklah, karena kau sudah berjanji aku ingin kau merawatku." Grace tersenyum dengan bibir pucat nya. Kemudian Liam membantu Grace berjalan keluar menuju area lobby rumah sakit. Di parkiran VIP Josh melihat bosnya akan pulang segera melajukan mobil ke area carpot.

Episodes
1 Episode 1
2 episode 2
3 episode 3
4 episode 4
5 episode 5
6 episode 6
7 episode 7
8 episode 8
9 episode 9
10 episode 10
11 episode 11
12 episode 12
13 episode 13
14 episode 14
15 episode 15
16 episode 16
17 episode 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20
21 episode 21
22 episode 22
23 episode 23
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 episode 30
31 episode 31
32 episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 episode 42
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 My Lovely PA season 2 ( private Artist )
62 London, I'm coming
63 annoying person
64 kampus
65 kepo nya Daniel
66 resah tanpa nya
67 jalan-jalan
68 alergi
69 seducing
70 perginya Alya
71 kegiatan masing-masing
72 I don't play a game
73 Tolong
74 it's hurt
75 bersikap biasa saja
76 kedatangan Theo
77 pertunangan
78 aku ingin darahmu
79 Sekutu
80 marahnya Christian
81 tentang Christian
82 mimpi terasa nyata
83 ketahuan
84 I miss you
85 passion yang sama
86 berjanji yang terakhir
87 infinity bracelet
88 tidak menginginkannya
89 Theo menggila
90 penjelasan Christian
91 perkara waffle
92 larangan bibi Pat
93 Paman Theo
94 sebuah kejujuran
95 people change, come and go
96 kekasih
97 kidnap by a lover
98 terbuka
99 kebenaran
100 suka x duka
101 kabar bahagia
102 pernikahan
103 pengumuman judul baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Episode 1
2
episode 2
3
episode 3
4
episode 4
5
episode 5
6
episode 6
7
episode 7
8
episode 8
9
episode 9
10
episode 10
11
episode 11
12
episode 12
13
episode 13
14
episode 14
15
episode 15
16
episode 16
17
episode 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20
21
episode 21
22
episode 22
23
episode 23
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
episode 30
31
episode 31
32
episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
episode 42
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
My Lovely PA season 2 ( private Artist )
62
London, I'm coming
63
annoying person
64
kampus
65
kepo nya Daniel
66
resah tanpa nya
67
jalan-jalan
68
alergi
69
seducing
70
perginya Alya
71
kegiatan masing-masing
72
I don't play a game
73
Tolong
74
it's hurt
75
bersikap biasa saja
76
kedatangan Theo
77
pertunangan
78
aku ingin darahmu
79
Sekutu
80
marahnya Christian
81
tentang Christian
82
mimpi terasa nyata
83
ketahuan
84
I miss you
85
passion yang sama
86
berjanji yang terakhir
87
infinity bracelet
88
tidak menginginkannya
89
Theo menggila
90
penjelasan Christian
91
perkara waffle
92
larangan bibi Pat
93
Paman Theo
94
sebuah kejujuran
95
people change, come and go
96
kekasih
97
kidnap by a lover
98
terbuka
99
kebenaran
100
suka x duka
101
kabar bahagia
102
pernikahan
103
pengumuman judul baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!