Yuda sampai di rumahnya, Yuda terlihat kelelahan semalam tampaknya ia kurang tidur karena terlalu fokus menjaga Nadia di rumah sakit.
Nisa dan Gigi sudah pulang dari Mall, Nisa membeli beberapa barang bermerk yang lumayan mahal, Yuda berjalan menuju kamarnya saat Nisa tau Yuda pulang ia segera menghampiri Yuda.
"Kenapa baru pulang mas?" tanya Nisa yang tiba-tiba berdiri di hadapan Yuda dan menghentikan langkah Yuda.
Yuda menatap Nisa, "Biasalah banyak kerjaan di kantor."
"Kerjaan lagi? Kamu udah janji loh mau makan malam sama aku kemarin, aku udah siapin masakan spesial buat kamu."
"Sorry, aku lupa."
"Lagi? Sepenting itu yah kerjaan kamu?"
"Yah penting lah, kalau kerjaan ku gak penting gak akan aku nikahin kamu. Udah yah jangan bikin aku tambah pusing, aku ke kamar dulu ngantuk mau tidur," Yuda menggeser tubuh Nisa agar ia bisa jalan kembali menuju kamarnya.
Nisa hanya bisa menatap punggung Yuda yang mulai menjauh, Gigi menghampiri Nisa lalu merangkulnya, "Udah jangan di pikirin mending kita makan-makanan kita aja yuk, nanti keburu dingin."
Nisa berjalan kembali ke sofa ruang tamu, "Gak mood gue," ujar Nisa yang hanya diam menatap makannya.
"Padahal tadi lu yang mau jajan ini, udah jangan dipikirin."
"Tetep aja kepikiran."
"Iya juga sih, tapi makan aja makanannya sayang kalau di buang."
"Ya udah iya."
Sementara itu Nadia sedang belanja ke supermarket, ada beberapa bahan makanannya yang sudah habis. Saat keluar dari supermarket ia melihat nenek-nenek yang berjualan nasi uduk di pinggir jalan di bawah teriknya matahari, karena tidak tega Nadia menghampiri nenek itu.
"Nek ini untuk nenek, dikit sih tapi semoga aja berguna," Nadia memberikan beberapa lembar uangnya pada nenek penjual itu.
"Ya ampun Nak, makasih yah nak ini pasti berguna banget untuk nenek," nenek itu langsung memegang tangan Nadia.
"Sama-sama."
Saat hendak pergi tiba-tiba ia di kaget kan oleh kedatangan Angga, "Hey," sapa Angga.
"Ngapain di sini?" tanya Nadia heran.
"Bukannya harusnya masih kerja?" tambahnya.
"Kerjaan gue udah beres jadi pulang cepet deh, pantesan aja Yuda cinta mati sama lu ternyata lu baik juga yah."
"Apaan sih? Itu hal biasa kali."
"Kata siapa?"
"Kata gue barusan."
"Oh iya," Angga tersenyum.
"Mau kemana lu sekarang?" tanya Nadia.
"Mau ke apartemen lu, boleh kan?"
"Ngapain?"
"Main aja, udah lama juga gue gak main sama lu."
Karena Angga adalah teman lama Yuda, ia juga cukup mengenal dan berteman dengan Nadia. Bahkan pertemanan mereka lumayan dekat.
"Ya udah boleh."
"Naik mobil gue yuk!"
"Oke."
Nadia langsung mengikuti Angga ke mobilnya, di perjalanan mereka ngobrol santai, "Mobil yang Yuda kasih kenapa jarang di pakai?" tanya Angga.
"Enggak ah, gak enak."
"Tapikan itu udah di kasih ke elo."
"Tapi tetep aja gue gak enak, soalnya yah...... Lu tau sendiri lah apa alasan gue. Gue udah sempet nolak sih, tapi bisa-bisanya Yuda malah nangis kek bocah."
Angga tersenyum kecil, "Dia bisa juga yah nangis ternyata, nanti gue ledekin ah......"
"Namanya juga manusia."
"Iya sih, sekuat apapun manusia dia pasti punya titik lemahnya. Dan gak sembarang orang bisa liat titik lemah itu."
"It's true."
Sampailah mereka di apartemen, Angga membawakan belanjaan Nadia, keduanya masuk ke apartemen Nadia. Angga tidak hanya membantu membawakan belanja itu melainkan juga membantu Nadia membereskan belanjaan tersebut ke dalam kulkas.
"Gimana pacar lu? Udah mau di ajak nikah? Nanti kenalin dong sama gue kan mau kenalan juga," tanya Nadia sembari membereskan sayuran.
"Udah putus."
"Kenapa? Yah kalau mau cerita, kalau enggak juga gak papah."
"Gue gak bisa jatuh cinta sama dia Nad."
"Hah? Jadi maksud lu selama pacaran sama dia lu gak cinta sama dia?"
"Yah begitulah."
Nadia menghentikan aktivitasnya lalu menatap Angga, "Lain kali jangan kayak gitu, kasian. Kalau lu mau ngelupain seseorang jangan pakai orang baru, dia gak tau apa-apa tapi harus juga nanggung sakit elo."
"Gue tau sekarang, makannya gue putusin dia. Takutnya dia makin jatuh cinta sama gue."
"Bagus deh kalau gitu," Nadia kembali membereskan sayuran nya.
Selesai membereskan belanjaan di kulkas mereka duduk bersantai di balkon sambil makan cemilan yang tadi Nadia beli, "Besok masuk kantor?" tanya Angga.
"Kayaknya sih iya, gue udah membaik sekarang."
"Bagus deh, gue capek ngurusin kerjaan lu," canda Angga.
"Gak ikhlas banget lu ngerjainnya," Nadia memukul lengan Angga perlahan.
"Emang gak ikhlas," Angga tertawa kecil.
Sementara itu Yuda sudah bangun dari istirahat siangnya, ia baru saja mandi lalu berjalan menuju ruang makan. Pria itu kelaparan, di meja makan sudah tersedia makanan, "Mba tolong angetin lagi makannya, saya mau makan," pintanya pada pembantu di rumahnya.
Saat pembantu itu hendak mengambil semua masakannya ke dapur untuk di hangatkan lagi, tiba-tiba Nisa datang, "Aku aja Mba," ucapnya yang ingin cari perhatian di depan Yuda.
"Tapi Non."
"Udah Mba aku aja, mba kerjain kerjaan lain aja."
"Baik."
Yuda sama sekali tidak peduli dengan Nisa yang bulak-balik mengambil piring makanan, Yuda malah fokus memainkan ponselnya dimana ia sebenarnya sedang chatan dengan Nadia.
Selesai menghangatkan semua makannya Nisa kembali menyusun rapih makanan itu di meja makan, "Udah anget."
"Oke makasih," Yuda menyimpan ponselnya di sebelah kanan lalu mulai makan karena ia sudah lapar sedari tadi.
"Oh iya, minggu depan kantor ngadain pesta. Dateng yah."
"Sama kamu?"
"Iya."
Nisa melengkungkan bibirnya bahagia mendengar ajakan Yuda, setidaknya ia akan di kenal banyak orang sebagai pemilik sah Yuda. Rasanya rasa kesal dan sakit yang ia rasakan tadi hilang lagi begitu saja, karena ia begitu mencintai Yuda dan menginginkan Yuda.
"Gak papah aku belum bisa milikin hatinya Yuda, tapi setidaknya tubuhnya milikku saat ini," ucap Nisa dalam hatinya.
"Aku nanti malam ada kerjaan bentar."
"Iya gak papah pergi aja, tapi hati-hati yah di jalannya."
"Oke."
"Mau temenin aku beli baju gak? Buat nanti datang ke pesta kantor kamu," Nisa menatap Yuda dengan penuh harap.
"Kapan?"
"Terserah kamu, kamu bisanya kapan aku sih kapanpun bisa."
"Ya udah besok, aku paling ke kantor sore soalnya kerjaan ku besok aku kerjain nanti aja malam."
Nisa kembali tersenyum dengan amat bahagia, matanya bahkan memancarkan kebahagiaan. Ia semakin yakin akan membuat Yuda jatuh cinta padanya suatu saat nanti.
"Oke."
Mereka melanjutkan lagi makannya tanpa banyak bicara, Yuda selalu tidak mau berusaha mencari topik pembicaraan sedangkan Nisa sudah mulai bingung harus ngobrol apalagi karena mulai kehabisan topik pembicaraan. Yuda selalu merespon obrolan Nisa seadanya bahkan tidak pernah balik nanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Yeni Wati Hiatus
Nadia ama Angga aja deh
2022-11-08
1