Hanya Kelelahan

Tiba-tiba saat setelah selesai makan siang Nadia Pingsan, Angga menggendong Nadia dan berlari kecil membawa Nadia masuk ke mobilnya yang masih berada di parkiran kantor. Tadi karena katanya dekat Angga dan Nadia memutuskan jalan kaki saja, saat hendak masuk mobil ternyata Yuda melihatnya.

Yuda mengantarkan Nisa ke luar kantor, saat melihat Angga membawa Nadia ia langsung menyusulnya, "Kau hati-hati di jalan," ujar Yuda pada Nisa yang langsung berlari ke arah mobil Yuda dengan wajah khawatir.

"Ada apa sih? Mengapa ia lari?" Nisa tidak melihat Nadia yang pingsan karena sudah dalam mobil.

"Wajahnya terlihat begitu khawatir," Nisa terus memperhatikan Yuda dari kejauhan.

Yuda berdiri di depan mobil Angga karena Angga sudah mulai memajukan mobilnya, Angga mendadak ngerem mobilnya, ia membuka kaca mobil, "Kau mau mati?" tanya Angga kesal.

"Ada apa? Mengapa Nadia pingsan?"

"Aku juga tidak tau, ini baru mau ku bawa ke rumah sakit jadi minggir lah."

"Jangan bilang kau memberikannya racun."

"Bodoh, tidak mungkin. Sudah minggir lah."

"Aku ikut," Yuda langsung masuk ke mobil Angga dan duduk di kursi belakang menjaga Nadia.

Nisa yang kebingungan lebih memilih masuk mobil saja saja dan pulang, ia akan bertanya nanti pada Yuda ketika sudah di rumah. Beberapa saat kemudian Nadia sudah di bawa ke ruang UGD, mereka berdua menunggu di luar dengan perasaan cemas.

"Istri lu gimana?" tanya Angga, ketika di luar kantor mereka berdua memang sangat akrab.

"Pulang."

"Oh bagus deh, bisa panjang kalau dia tau lu barusan."

"Tapi tadi Nisa pasti liat deh, cuman gak mungkin denger."

"Wah cari mati sih lu."

"Biarin lah."

Tidak lama kemudian dokter pun keluar dan mengatakan bahwa Nadia hanya kecapean dan Nadia sudah bisa pulang hari ini jika mau. Namun Yuda berkata kalau Nadia harus di rawat dulu sampai kondisinya membaik sepenuhnya.

"Kenapa sih? Aku padahal mau pulang aku baik-baik aja kok," jelas Nadia kesal.

"Sudah turuti saja apa yang ku mau."

"Dasar batu."

"Lalu rapat nanti?"

Yuda menatap Angga, "Lu wakilkan gue nanti, jangan di tolak."

Angga berdecak sebal, "Kebiasaan deh, ya udah iya. Kalau gitu gue balik lagi kekantor."

"Oke bey," Yuda melambaikan tangannya pada Angga sambil senyum-senyum.

Yuda kemudian duduk di sebelah Nadia, "Kamu ngapain aja sih sampai kecapean gitu? Di apartemen harus beres-beres? Mau aku carikan pembantu?"

"Gak usah."

"Nanti kecapean lagi kamu nya."

"Aku gak papah kok, lagian aku bukan capek soal itu kayaknya."

"Capek pikiran?" Yuda menggenggam tangan Nadia.

"Maafin aku yah? Pasti karena aku kamu jadi kayak gini," tambahnya.

Nadia terdiam menandakan apa yang di katakan Yuda adalah benar.

"Aku janji akan ada saatnya nanti kita bahagia bersama, aku akan pastikan itu."

"Sudahlah jangan membuatku kembali bersemangat untuk berharap."

"Tidak, aku benar-benar akan mewujudkannya. Aku janji."

Nadia menghela nafasnya dengan berat, "Yud, akan ada waktu dimana aku lelah dengan semua ini. Aku tidak mungkin dapat melakukan hal ini untuk waktu yang panjang."

"Sabar dulu yah, aku janji sama kamu aku benar-benar akan menikahimu suatu saat nanti."

"Terserah kau saja lah."

Di rumah Nisa kedatangan ibunya Yuda, ia membawakan buah-buahan, "Hay sayang," ibunya Yuda langsung memeluk Nisa.

Mereka duduk di sofa ruang tamu, "Gimana kabar kamu?" tanya ibunya Yuda yang bernama Linda.

"Baik Ma, Mama sendiri gimana?"

"Mama baik kok."

"Mau minum apa Ma, aku siapin."

"Enggak usah, nanti kalau Mama mau minum Mama pasti ambil sendiri."

"Ya udah kalau gitu."

"Gimana sama Yuda? Yuda mulai nerima kamu kan?"

"Aku sama Yuda baik-baik aja kok Ma, Yuda juga baik sama aku," jelas Nisa.

Yuda memang baik pada Nisa selama ini, Yuda tidak pernah membentak nya stau bahkan kasar padanya. Hanya saja Yuda belum bisa mencintainya saja.

"Bagus kalau begitu, Mama khawatir Yuda tidak bisa melupakan cinta pertamanya. Mama bahkan sempat khawatir saat Papanya memaksakan pernikahan ini, tapi untungnya Yuda baik sama kamu."

"Ma boleh aku tanya sesuatu?"

"Tanyakan saja."

"Memangnya seperti apa cinta pertama Yuda? Mama pernah bertemu dengannya?"

Linda tersenyum kecil, "Tidak, Mama tidak pernah bertemu dengannya. Namun Yuda sering kali menceritakan wanita itu pada Mama, ia tidak pernah membawa wanita itu ke rumah karena ia tau Papa nya pasti tidak akan setuju makannya ia menyembunyikan wanita itu. Kamu tau sendiri papa nya seperti apa."

"Beruntung yah wanita itu."

"Hey, kamu lebih beruntung karena sudah memilikinya. Mama yakin suatu hari Yuda akan mencintai kamu juga," Linda mengelus tangan Nisa.

Nisa tersenyum, "Iya Ma, aku juga selalu yakin tentang itu."

Kini Nisa malah penasaran wanita seperti apa yang jadi cinta pertama Yuda. Malam pun tiba Nisa kini tengah menyiapkan makan malam untuk Yuda dengan penuh semangat, ada begitu banyak pertanyaan di otaknya yang akan nanti ia tanyakan pada Yuda nanti.

Sementara Yuda masih di rumah sakit menemani Nadia, "Kau pulang saja aku benar-benar tidak papah di sini sendirian."

"Enggak, gimana kalau nanti ada hantu di sini?"

"Yah jangan di takut-takutin saya jadi takut beneran nanti ih, nyebelin deh."

Tiba-tiba Angga datang dengan membawa satu kresek makanan yang ia beli di supermarket, "Hay semuanya."

"Ngapain lu ke sini?" Yuda menatap sinis pada Angga.

"Gak boleh gue ke sini?" tanya Angga terdiam di ambang pintu.

"Gak boleh, gak bisa apa biarin gue bahagia gitu."

"Gak," Angga berjalan mendekati Nadia. "Nih gue bawain makanan ringan buat lu, pasti bosen kan makan-makanan rumah sakit."

"Makasih loh," Nadia menerima makanan itu dengan senang.

"Sok perhatian lu," sindir Yuda.

"Apaan sih? Lu juga boleh minta kok," balas Angga yang duduk di sofa pojok.

"Enggak, kalau mau gue bisa beli sama supermarket nya sekalian," sinis Yuda.

"Ngadi-ngadi lu, lu gak pulang? Gue sengaja ke sini buat nemenin Nadia padahal. Karena gue pikir lu bakalan pulang."

"Gak ada, gue malah lebih gak rela kalau Nadia di temenin lu."

"Apaan sih padahal gak bakalan lecet juga gue tungguin."

"Pokonya enggak."

"Ya udah iya."

Nadia mulai membuka makanan yang di berikan Angga untukmu, di dalamnya juga terdapat beberapa roti dan minuman. Sementara itu Nisa sudah menyelesaikan masakannya, kini tinggal menunggu kedatangan Yuda pulang.

Sebelum Yuda pulang ia pergi ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap, ia ingin menggunakan dress yang paling indah agar Yuda setidaknya tertarik padanya. Selama menikah Yuda benar-benar belum pernah menyetubuhi dirinya.

Jadi ia harap malam ini ia mendapat apa yang ia inginkan dari Yuda selama ini.

Terpopuler

Comments

Yeni Wati Hiatus

Yeni Wati Hiatus

Nisa istri tersakiti

2022-11-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!