Galuh tidak habis pikir bagaimana ia dan kedua sahabatnya itu masih punya cukup waktu untuk merapikan semua barang di gudang malam itu. Ramainya pengunjung yang datang karena libur akhir pekan, membuat Galuh kewalahan harus bolak-balik mengambil item barang yang jadi pilihan pelanggan.
Hal yang sama terjadi pada Meldy dan Luna di stan pakaian pria, mereka bahkan harus makan malam bergantian karena tak ingin stan mereka kosong tak ada yang menjaga.
“Luh, tangkap!” Meldy lewat di depan Galuh yang sedang fokus mencatat barang yang dipilih customer.
“Hap!” Galuh meringis, satu bungkus kacang goreng yang dilempar Meldy ke arahnya berhasil diraihnya, tapi bungkus kedua terlepas dari tangannya dan terjatuh ke lantai.
“Kebiasaan!” Galuh mendelik lalu mengambilnya, dan Meldy hanya tertawa santai melihatnya.
“Iseng, capek gue!” Mulutnya masih asyik mengunyah kacang goreng, tanpa peduli sekitarnya Meldy duduk di lantai melipat kaki.
“Silah kan ke kasa 1 ya, Mbak.” Galuh menyerahkan nota pada customer, “Terima kasih,” imbuhnya lagi.
Sepeninggal customer, Galuh melempar sebutir kacang dan tepat mengenai rambut Meldy. “Lo kalau gak doyan balikin lagi ke gue, jangan dilempar kayak gitu.”
“Sama kayak lo, iseng!” balas Galuh.
Meldy memutar bola matanya, “Balas dendam ceritanya?”
Galuh tersenyum, mencolek pipi Meldy. “Jadi gemes kalau lihat Kamu kesal gitu.”
“Luh, Aku tidur di rumahmu ya. Pingin bobok bareng sama Kamu kayak dulu,” pinta Meldy.
“Dih, ogah. Aku masih normal!” sahut Galuh asal.
Pletak! Meldy menyentil kening Galuh, “Lo kira Gue abnomal?!”
Galuh terkekeh namun sejurus kemudian ia meringis sambil memegangi keningnya. “Kamar baru aja Aku bersihkan, besok mama sama nenek Aku datang dari kampung.”
“Weh, pas banget dah. Iwak karing haruan lawan gangan asam ulahan acil Niar, nyaman banar!” Meldy menyapukan lidahnya di bibir, terbayang makanan khas dari kampung Galuh yang akan ia nikmati bila mamanya datang dari kampung.
Galuh ngakak, Meldy sudah pandai berbicara dalam bahasa daerahnya. “Gara-gara nenekku selalu bicara pakai bahasa daerah kami, Kamu sekarang jadi pandai menirukan.”
“Mbak, model yang ini nomor 39 ada gak ya?” suara customer yang datang menghentikan obrolan keduanya.
“Luh, Aku balik dulu. Jangan lupa pulang bareng.” Meldy pamit kembali ke stannya setelah cukup beristirahat dan akan kembali bekerja untuk menggantikan Luna yang akan segera menikmati waktu makan malamnya.
“Oke!” sahut Galuh, lalu mengalihkan perhatiannya pada pelanggan yang baru datang. “Nomor 39 ya, bentar Saya lihat di gudang dulu.”
Lima menit berselang, Galuh kembali dengan kotak sepatu nomor 39 di tangannya. “Ini ya Mbak. Silah kan dicoba.”
Tidak lama kemudian Galuh kembali mencatat nota penjualan barang, ia tersenyum senang. Lelahnya saat ini akan membuahkan hasil, terbayang bonus yang akan diterimanya pertengahan bulan nanti.
“Mbak, kalau model yang satu ini nomor 42 ada gak. Warna biru ya!”
Suara seseorang kembali bertanya padanya, “Nomor 42 ya? Coba Saya lihat dulu,” ucap Galuh kembali memeriksa di gudang. Lima menit kemudian ia kembali dengan tiga buah kotak sepatu di tangannya. Terlihat kesusahan saat membawanya, sang pelanggan langsung bergerak membantu.
“Biar Saya bantu, Mbak. Kasihan, pasti berat ya kerja di sini. Harus angkat-angkat barang sendiri.”
Galuh tersenyum kecil, “Udah biasa kali, namanya juga cari rezeki. Yang penting halal, capek dikit gapapa bukan masalah besar. Dinikmati saja dan jangan dijadikan beban, biar hidup jadi lebih ringan.”
“Setuju! Jadi senang belanja di sini kalau yang jualan juga punya semangat besar seperti Mbak ini.”
“Terima kasih, kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.”
Bola mata Galuh membulat sempurna ketika lelaki di depannya hendak memborong tiga pasang sepatu sekaligus dengan warna yang berbeda. Untung saja barang yang diminta tersedia di gudang, tidak sia-sia rasanya kalau ia harus menata ulang kembali kotak sepatu yang ada di gudang nanti.
“Tunggu sebentar ya, Mbak. Saya tunggu rekan Saya datang dulu, tadi sih sudah janjian mau beli sepatu di sini.”
“Gapapa. Kami akan sabar menunggu,” jawab Galuh ramah, ia kembali menyibukkan dirinya dengan melayani pelanggan lain yang datang ke stan sepatu yang dijaganya.
Saat dilihatnya tidak ada yang datang lagi, Galuh memilih duduk sejenak melemaskan otot kakinya yang kencang karena terus saja berdiri sejak tadi.
Tidak lama berselang, datang dua orang pemuda menghampiri lelaki di depannya itu. Salah seorang dari mereka yang memakai jaket hoody dan masker di wajahnya menanyakan sepatu sport pesanannya, dan langsung mengangguk senang ketika mendengar barang yang dipesannya telah tersedia di atas meja.
“Za, Gue dah pesan tiga sama yang jual. Untung aja warna biru yang lo minta ada, hanya tinggal satu-satunya!”
Lelaki itu hanya tertawa mendengarnya, ia kemudian masuk ke dalam dan mencoba sepatu yang ada di atas meja.
Galuh mengerutkan keningnya, ia seperti mengenal salah satu lelaki yang baru saja masuk itu. Jaket dan masker yang dikenakannya seperti seseorang yang dilihatnya turun dari mobil saat ia harus basah kuyup saat hujan tadi, dan suara tawanya mengingatkan Galuh pada kejadian memalukan siang tadi.
Penasaran, ia bergegas berdiri dan hampir saja bertabrakan dengan lelaki itu yang juga tengah berbalik hendak kembali menaruh sepatu yang sudah dicobanya tadi.
Lelaki itu mengernyitkan kening dan membuka maskernya, “Kamu!” ucap keduanya bersamaan.
“Astaga, lelaki ini lagi!” Galuh bergumam dalam hati, dan Reza manggut-manggut melihatnya.
Galuh melengos, tapi sejurus kemudian ia berusaha kembali bersikap ramah. “Bagaimana dengan sepatunya, kalau sudah sesuai dan pas ukurannya Saya akan segera buatkan notanya dan kalian bisa langsung menuju kasa 2.”
Reza menatap rekannya yang lain, ia memberi kode dengan kedipan mata. “Gue maunya warna navy, bukan warna biru seperti ini!”
“Maaf ya, Mbak. Kita mau cari di tempat lain saja, karena warnanya tidak cocok dengan permintaan tuan kami.”
Ketiga lelaki di hadapannya itu berbalik pergi meninggalkan Galuh yang masih berdiri menatap kepergian mereka dengan hati kesal. “Asyeem! Gue dikerjain.”
▪︎ ▪︎ ▪︎ ▪︎ ▪︎ ▪︎ ▪︎ ▪︎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Neno
orang Kalimantan ya Galuh,pantesan nmx Galuh,salam knl dr Banjarmasin
2023-04-27
0
Moba Analog
😆😆😆😆
2022-11-16
1
Maya
😅😅😅😅
2022-11-16
2