Bab 2. Segitiga biru

Suara-suara berdengung di sekeliling Galuh, tapi telinganya seolah tersumbat. Ia berulang kali menggesekkan kakinya yang terasa beku, sepatunya yang basah sudah sejak tadi dilepasnya. Sementara ujung jarinya turun naik menyusut roknya yang basah.

“Maaf,” ucap Galuh ketika penumpang di sampingnya yang mengenakan masker di wajahnya mengerutkan kening dan menarik kakinya cepat saat terkena tetesan air dari rok basah yang dikenakannya. Ia kemudian bergeser ke samping, merapat pada dinding angkot dan menatap ke luar jendela.

Hujan sudah mulai reda, hanya tersisa gerimis kecil. Diliriknya arloji di tangannya, Galuh mengesah kesal. Ia sudah hampir terlambat mengikuti pengarahan seperti biasa sebelum mulai bekerja. Tak terasa, Galuh bergidik membayangkan wajah sangar pak Susilo atasannya saat memarahi anak buahnya yang datang terlambat.

Kumis tebal lelaki itu menutupi bibir atasnya. Bila bicara yang terlihat hanya bawah bibir yang bergerak, dan menjadi hitam pekat setiap selesai minum kopi. Tanpa sadar Kiara terkikik geli seraya menutup wajahnya setiap kali mengingat tentang yang satu itu.

“Stop depan, Pir!” terdengar suara pria di sampingnya berkata lantang pada sopir angkot di depan mereka.

Angkot yang dinaikinya itu pun menepi. Sebelum turun penumpang lelaki di samping Galuh itu membuka maskernya.

Ting! Sekelebat cahaya menerpa barisan gigi lelaki itu. Galuh hampir tersedak salivanya ketika bertatapan dengannya. Sontak Galuh memalingkan muka cepat, dan tangannya bergerak menutup mulutnya.

“Neng! Jangan menangis, karena hal itu hanya akan membuat wajah cantikmu terlihat menyedihkan. Hapus air matamu, percayalah ini bukan akhir dari segalanya. Jika hari ini gagal, masih ada hari esok. Tetap semangat!”

“Hah!” Galuh menurunkan tangannya, menatap tak mengerti. Apa suaranya terdengar seperti orang sedang menangis tadi? Galuh berdeham seraya menyentuh lehernya. Ia tidak menyadari kalau riasan wajahnya telah luntur.

Lelaki itu turun dari angkot dengan payung mengembang di tangan, sejenak menoleh pada Galuh lalu tersenyum mengepalkan tangannya. “Semangat!” ucapnya tanpa suara, lalu memakai maskernya lagi.

Galuh melengos, lega tak lagi melihat sinar yang keluar dari mulut laki-laki itu saat bicara. Angkot kembali melaju dan berhenti di depan sebuah bangunan besar tingkat dua yang berada persis di samping gerbang masuk mall tempatnya bekerja.

Galuh merapikan pakaiannya dan kembali memakai sepatunya, melihat sejenak riasan wajahnya pada kaca spion yang ada di atas kepala sopir. Astaga!

Galuh berlari cepat masuk melalui pintu samping yang paling dekat dengan tangga eskalator menuju lantai dua tempatnya bekerja. Sesampainya di sana, terburu-buru ia menuju pintu khusus yang hanya diperuntukkan bagi para karyawan mall, bergegas membuka lokernya dan mengambil pakaian kerjanya yang tersimpan di dalam sana.

“Ya Tuhan, bagaimana ini?” keluh Galuh tersandar lemas di belakang pintu loker, menyadari pakaian dalam yang dikenakannya basah. Pasti tidak nyaman bergerak dengan leluasa kalau seperti ini keadaannya, sementara ia harus selalu berhadapan dengan para pelanggan yang datang berbelanja di konternya.

“Mudah saja, Kamu hanya tinggal menggantinya dengan yang baru, setelah itu memakainya. Beres kan!” Luna sahabatnya tiba-tiba saja muncul dari balik tirai yang tertutup, menyembulkan wajahnya dengan mata menyipit menatap ke arahnya.

“Astaga Lun, kira-kira kalau ngagetin orang. Kalau Aku jantungan terus pingsan di sini, gimana?”

“Mudah saja, tinggal hubungi sekuriti terus bawa ke rumah sakit. Beres kan!”

“Au ah, bicara sama Kamu gak ada menangnya!”

“Gak usah panik, si kumis tebal sedang ada urusan di luar dan tidak datang malam ini. Jadi kita bisa bebas bekerja tanpa perlu berpura-pura bersikap manis di depannya,” bisik Luna di telinga Galuh.

“Syukurlah, Aku buru-buru sampai ke sini. Masa bodoh gak mikirin orang di luar sana pada empet nahan ketawa lihat tampilan Aku kayak gini.”

“Memang pesona mister Susilo bikin wanita jatuh bangun dibuatnya,” lanjut Luna membuat Galuh mencebik seraya memutar bola matanya. “Buktinya sekarang, Kamu harus jatuh bangun sampai ke tempat kerja supaya bisa mendengar lagu cinta dari mister Susilo.”

“Ngomong apaan, sih! Pesona apaan, sangar iya.”

“Hahaha.” Luna tertawa lepas.

“Puas lo ya ketawa!”

Pintu kamar ganti kembali terbuka, mengalihkan perhatian keduanya. Meldy sang primadona mall muncul dengan gaya jalan ala peragawati ternama. “Yaah, tambah satu lagi masalah!” keluh Galuh melihatnya.

Luna menahan senyum mendengarnya ucapan Galuh, ia menarik lengan Meldy agar mendekat padanya. “Mel, apa Kamu melihat sesuatu yang berbeda dari sohib kita yang satu ini?”

Meldy menatap Galuh saksama, dari atas hingga ujung kaki. Setengah mati ia berusaha menahan diri untuk tidak tertawa dan berpura-pura memegang perutnya. “Aduh, keram perutku!”

“Udah, bantuin napa. Jangan pada senyam-senyum gak jelas gitu,” ucap Galuh dengan tatapan memelas.

Seperti yang diperkirakan Galuh, ia akan jadi bahan tertawaan kedua sahabatnya itu kali ini. Sebelah alis Meldy terangkat saat ia melihat Galuh, dan Galuh menyadari sahabatnya itu sedang berusaha keras menahan tawanya.

Ia dapat membayangkan penampilannya saat itu, baju basah kuyup, rambut lepek, maskaranya yang luntur dan menodai pipinya. “Sudahlah, ayo katakan saja. Aku siap mendengar komentar pedas kalian tentang penampilanku kali ini.”

“Aku ikut prihatin melihat penampilanmu hari ini, ternyata hujan bisa membuat seorang Galuh Nanda kacau!” Tawa keduanya pecah seketika, kamar ganti yang biasanya sepi kini ramai dengan gelak tawa. Mau tidak mau Galuh ikutan tertawa, dan Luna dengan sigap membantu membersihkan riasan di wajahnya yang berantakan.

“Kalian tidak tahu saja, Aku bertemu dengan pria menyebalkan di luar sana dan harus berdesakan dengan banyak orang di dalam angkot.” Galuh mengadu pada sahabatnya.

“Cakep gak orangnya, kali aja bisa jadi gebetan baru Aku.” Meldy mengedip-ngedipkan matanya.

“Dih, pacar orang tau!” sahut Galuh cepat.

“Lah, ngapain diceritain ke kita. Kalau itu mah skip aja, gak penting!” balas Meldy.

Galuh meringis, “Dah lah, mumpung masih ada waktu sebelum ganti shif. Otw cari underwear dulu tempat Cika, kali aja ada yang diskonan. Mayan ngirit uang belanja, bye!”

Galuh bergegas keluar, langkahnya terhenti saat mendengar teriakan Luna di belakangnya.

“Hei, rok Kamu basah itu Luh. Ish ngecap gitu, kelihatan banget. Ganti napa?” tegur Luna.

“Luh, pakai punyaku aja. Aku bawa serep, ada dua. Tuh kalau mau di loker,” timpal Wendy.

“Dih, bekas pakai dong. Gak! Mending beli baru,” sahut Galuh.

“Masih orisinil, Luh. Beli dua gratis satu,” timpal Luna yang langsung mendapat pukulan Meldy di lengannya.

“Aduh!”

“Gak usah dijelasin juga, kali!”

Luna nyengir, “Ya kan belinya sama Aku, kenapa Galuh doang yang ditawarin?”

“Memang segitiga lo basah, kehujanan kayak Galuh?” balas Meldy.

Luna mengusap tengkuknya, “Ya, enggak sih.”

“Nah, itu tau. Napa pakai nanya lagi?” Meldy menyentil kening Luna, dan pergi melenggang begitu saja meninggalkan Luna yang manyun sambil memegangi keningnya.

“Ish! Mel, tungguin!”

“Buruan!”

Keduanya lalu menyusul Galuh yang tengah memilih barang di dalam keranjang besar. Setelah mendapatkan barang yang diinginkannya Galuh berteriak memanggil Cika.

Suasana di tempat itu tidak terlalu ramai karena sudah hampir memasuki jam pergantian shif kerja malam. Hanya ada beberapa pelanggan yang sedang memilih beberapa barang yang berada di rak gantung.

“Cik, Aku ambil yang model renda. Pakai nota gak, nih. Atau langsung kasir ... Aow!” Galuh balik badan sambil mengacungkan segitiga di tangannya, dan langsung mengaduh kesakitan saat keningnya menyentuh sesuatu yang liat di depannya.

Benda di tangannya terlepas dan jatuh ke lantai, dan saat ingin menyelamatkan barang miliknya sebuah tangan telah terlebih dahulu mengambilnya.

“Hem, suka yang model renda rupanya.” Suara bergumam memasuki pendengarannya.

Blush!

Galuh mengangkat wajahnya yang seketika berubah merah padam. Dengan gerakan cepat seraya menahan malu, ia menyambar cepat segitiga renda warna biru tua dari tangan lelaki di depannya. Berjalan ke meja kasir dan segera berlalu dari sana diiringi tawa renyah lelaki di belakangnya.

▪︎ ▪︎ ▪︎ ▪︎ ▪︎ ▪︎ ▪︎ ▪︎

Terpopuler

Comments

Moba Analog

Moba Analog

👻👻👻👻

2022-11-16

10

@yo jung shi💖

@yo jung shi💖

😅😅😅😅😅

2022-11-14

41

Kenna Dean

Kenna Dean

😂😂😂😂😂

2022-11-14

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hujan
2 Bab 2. Segitiga biru
3 Bab 3. Kangen
4 Bab 4. Assyeeem!
5 Bab 5. Ngantuk
6 Bab 6. Best friend forever
7 Bab 7. Penasaran
8 Bab 8. Kesal
9 Bab 9. Hanya ingin mengenalnya
10 Bab 10. Mules
11 Bab 11. Maunya Reza
12 Bab 12. Marah
13 Bab 13. Penasaran
14 Bab 14. Kamu lagi!
15 Bab 15. Tanya dalam hati
16 Bab 16. Meeting dadakan
17 Bab 17. Pertanyaan Reza
18 Bab 18. Asisten pribadi
19 Bab 19. Jawaban sebuah pertanyaan
20 Bab 20. Kecewa
21 Bab 21. Bertemu kamu lagi di sini
22 Bab 22. Diculik
23 Bab 23. Alasan sebenarnya
24 Bab 24. Meyakinkan calon istri
25 Bab 25. Because I love you
26 Bab 26. Gelisah
27 Bab 27. Tak bisa menghindar lagi
28 Bab 28. Calon suami
29 Bab 29. Mencoba menerima
30 Bab 30. Baik-baik saja
31 Bab 31. Fall in love with you
32 Bab 32. Modus Abang Reza
33 Bab 33. Cuti lebih cepat
34 Bab 34. Pulang
35 Bab 35. Bantuan Reza
36 Bab 36. Jalan-jalan
37 Bab 37. Pulang bareng
38 Bab 38. Undangan di rumah Reza
39 Bab 39. Berubah pikiran
40 Bab 40. Status sosial
41 Bab 41. Menjadi pelayan dadakan
42 Bab 42. Air tumpah
43 Bab 43. Pandangan orang
44 Bab 44. Pertengkaran
45 Bab 45. Dipanggil menghadap bos besar
46 Bab 46. Promosi jabatan
47 Bab 47. Lihat saja nanti
48 Bab 48. Takut khilaf lagi
49 Bab 49. She's my only one
50 Bab 50. Waktu untuk berpikir
51 Bab 51. Dilema
52 Bab 52. Kapan Kau mau menikah denganku?
53 Bab 53. Kenyataan yang sebenarnya
54 Bab 54. Rencana pernikahan
55 Bab 55. Menuju hari H
56 Bab 56. SAH
57 Bab 57. Mencintaimu
58 Bab 58. Merah kebiruan
59 Bab 59. Tamu bulanan
60 Bab 60. Mual-mual
61 Bab 61. Dua kabar berbeda
62 Bab 62. Oma kritis
63 Bab 63. Berharap untuk kesembuhan oma
64 Bab 64. Yang pergi untuk selamanya
65 Bab 65. Sakit parah
66 Bab 66. Tolong selamatkan suamiku
67 Bab 67. Rindu padanya
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1. Hujan
2
Bab 2. Segitiga biru
3
Bab 3. Kangen
4
Bab 4. Assyeeem!
5
Bab 5. Ngantuk
6
Bab 6. Best friend forever
7
Bab 7. Penasaran
8
Bab 8. Kesal
9
Bab 9. Hanya ingin mengenalnya
10
Bab 10. Mules
11
Bab 11. Maunya Reza
12
Bab 12. Marah
13
Bab 13. Penasaran
14
Bab 14. Kamu lagi!
15
Bab 15. Tanya dalam hati
16
Bab 16. Meeting dadakan
17
Bab 17. Pertanyaan Reza
18
Bab 18. Asisten pribadi
19
Bab 19. Jawaban sebuah pertanyaan
20
Bab 20. Kecewa
21
Bab 21. Bertemu kamu lagi di sini
22
Bab 22. Diculik
23
Bab 23. Alasan sebenarnya
24
Bab 24. Meyakinkan calon istri
25
Bab 25. Because I love you
26
Bab 26. Gelisah
27
Bab 27. Tak bisa menghindar lagi
28
Bab 28. Calon suami
29
Bab 29. Mencoba menerima
30
Bab 30. Baik-baik saja
31
Bab 31. Fall in love with you
32
Bab 32. Modus Abang Reza
33
Bab 33. Cuti lebih cepat
34
Bab 34. Pulang
35
Bab 35. Bantuan Reza
36
Bab 36. Jalan-jalan
37
Bab 37. Pulang bareng
38
Bab 38. Undangan di rumah Reza
39
Bab 39. Berubah pikiran
40
Bab 40. Status sosial
41
Bab 41. Menjadi pelayan dadakan
42
Bab 42. Air tumpah
43
Bab 43. Pandangan orang
44
Bab 44. Pertengkaran
45
Bab 45. Dipanggil menghadap bos besar
46
Bab 46. Promosi jabatan
47
Bab 47. Lihat saja nanti
48
Bab 48. Takut khilaf lagi
49
Bab 49. She's my only one
50
Bab 50. Waktu untuk berpikir
51
Bab 51. Dilema
52
Bab 52. Kapan Kau mau menikah denganku?
53
Bab 53. Kenyataan yang sebenarnya
54
Bab 54. Rencana pernikahan
55
Bab 55. Menuju hari H
56
Bab 56. SAH
57
Bab 57. Mencintaimu
58
Bab 58. Merah kebiruan
59
Bab 59. Tamu bulanan
60
Bab 60. Mual-mual
61
Bab 61. Dua kabar berbeda
62
Bab 62. Oma kritis
63
Bab 63. Berharap untuk kesembuhan oma
64
Bab 64. Yang pergi untuk selamanya
65
Bab 65. Sakit parah
66
Bab 66. Tolong selamatkan suamiku
67
Bab 67. Rindu padanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!