Indah bekerja dengan sepenuh hati, memuaskan tamu yang telah menunggunya tak sabar. Menyambut segala sentuhan yang indah persembahkan. Hingga pelepasan yang membuatnya ketagihan.
Pria itu hampir satu bulan mengantri dan tak akan menyia-nyiakan tubuh Indah yang kini berada di bawah kukungannya. Sudah paham akan aturan yang ada, cukup sebatas bergesekan tapi tak untuk di masukkan. Itu sudah cukup untuk mereka kembali memesan.
Ntah apa yang membuat para lelaki hidung belang datang kembali padahal Indah tak memberi yang bisa mereka dapatkan dari wanita lain.
"Terus baby, faster sayang..."
Seperti angin segar untuk Indah saat kata-kata itu terucap, akan ada semburan lahar yang sebentar lagi meluap. Semakin cepat gerakannya semakin lincah dan semakin membuat si om merasa di atas awan.
"Ugh.....kamu istimewa baby, om suka!"
Racauan semakin tak tertahan dari si om yang sudah ingin mencapai titik pelepasan. Indah semakin mengeluarkan pesonanya memberi kesan tak terlupakan. Hingga tak ingin sudah tapi rasa nya tak bisa di tahan.
"Yess baby........"
Indah tersenyum nakal setelah melihat sang jantan lumpuh tak berdaya, merasakan sisa-sisa kenikmatan yang membuatnya tersenyum senang. Indah segera turun dari ranjang dan membersihkan diri. Menghilangkan jejak keringat si om dan kembali wangi dengan tampilan yang sudah begitu segar dan semakin menggoda.
Kembali memakai baju yang tadi sempat di tanggalkan, memoles make up dan memakai high heels yang membuat tubuhnya semakin menarik.
"Om cinta balik ya, makasih loe bonusnya!"
"Oke! Makasih baby kamu selalu membuat om lega!" lirihnya sambil mengusap lembut pipi Indah.
"Sama-sama om......" jawab Indah dengan suara yang selalu menggoda di telinga.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya Indah saat ini lebih memilih melipir ke sisi ruang di club tersebut bersama dengan Asti. Sahabatnya yang juga baru datang dari hotel setelah menuntaskan hasrat para jantan yang serakah akan kepuasan.
"Capek?"
"Lumayan, tapi cukup berkesan," jawab Indah sambil meminum orange jusnya.
"Ada yang hubungin gue tadi, minta jadwal loe tapi orangnya nggak mau ngantri, kesel juga sich gue! secara gue aja udah pusing ngatur schedule loe yang padet banget itu! satu bulan ini udah nggak ada ruang sama sekali!"
"Orang baru?"
"Kayaknya iya, bos besar gitu tapi tadi yang hubungin gue asistennya."
"Udah tau peraturannya belum?"
"Belum, tuh orang mau gue kasih tau tapi udah buru-buru di tutup tadi panggilannya, tapi gue cari tau dulu tuh orang siapa gue nggak mau loe terjebak!"
"Makasih ya, loe baik banget sama gue...." ucap Indah tulus "ya udah gue lanjut dulu dech, ke hotel xxx kan selanjutnya?" Indah segera mengalungkan tas selempangnya bergegas ingin menyelesaikan tugas berikutnya.
"Iya, bentar doang paling om yang ini mah nggak kuat lama udah tuir cuy!"
"Oke dech, malah untung gue mau istirahat ntar!" jawab Indah kemudian segera meninggalkan sahabatnya menuju hotel yang sudah di booking oleh tamu selanjutnya.
Adit berusaha memikirkan bagaimana pertemuan antara Nicko dan Indah terlaksana dalam waktu dekat, padahal jika ia ingin mengantri Nicko baru mendapatkan schedule di pertengahan bulan depan.
Saat ini Adit sedang berada di lobby hotel terus memijit pelipisnya sedangkan Nicko sedang asyik kuda-kudaan dengan wanita malam yang telah Adit sediakan untuknya malam ini.
"Ayo sayang lebih di percepat lagi....." tubuh wanita itu naik turun tak teratur, nafasnya sudah mulai putus-putus, menuruti keinginan Nicko yang sejak tadi sudah membuatnya bergetar terus, sedangkan Nicko belum juga menumpahkan cairan yang telah di tunggu-tunggu.
Plak
Nicko terus menepuk bagian belakang wanita itu hingga berbekas kemerahan, dia memang susah terkalahkan tak jarang wanita di buat kewalahan.
"Eugh .... terus aku sudah mau sampai."
"Cepat keluarkan sayang aku sudah tidak tahan!" rengek wanita itu, bukan tidak tahan akan ingin meledak tetapi sudah tidak tahan karena bagian intinya sudah terasa panas.
Tak lama suara teriakan keduanya memenuhi seisi kamar. Tubuh wanita itu ambruk dengan inti berkedut, sungguh lelah dan sudah di pastikan membengkak.
Hampir empat jam mereka bermain, tapi tak kunjung Nicko menyudahi. Nicko melirik wanita yang saat ini lemah tak berdaya dan sepertinya sudah terlelap. Dia turun dari ranjang dan bergegas membersihkan diri di bawah shower agar bekas peluh wanita yang menjajakan tubuhnya pada siapa saja cepat hilang dan bersih tak tersisa.
Setelah rapi dengan memakai pakaiannya kembali, Nicko meraih isi dompet dan memberikan beberapa lembar uang sebagai tips.
"Ini aku tambah untukmu membeli obat, aku tau milikmu sekarang sudah lecet dan bengkak!" Nicko meletakkan uang itu di atas tubuh polos wanita yang hanya bisa berdehem tanpa berucap.
Sesampainya di lobby hotel dengan taksi yang ditumpanginya Indah segera mengayunkan langkahnya menuju kamar hotel yang sudah tertera di layar ponselnya.
Mata Indah mengedarkan pandangannya mencari nomor yang sama di lantai yang telah sesuai. Tubuh mempesona membuat siapa saja yang melintas sudah pasti tergoda. Senyum manja tulus dia berikan setiap ada yang menyapa, hingga pria bertubuh tegap di depannya membuat langkahnya seketika terhenti.
"Eh..... maaf bisa saya lewat?" ucap Indah sopan tanpa tau siapa yang ada di hadapannya.
Mendengar ucapan Indah, jangankan memberi jalan bergeserpun tidak, membuat Indah mendongakkan kepala untuk memastikan siapa yang mau bermain-main menyita waktunya.
"Oh om lagi, maaf om bisa geser... aku mau lewat!" ucap Indah masih dengan nada sopan tapi Nicko tetap bergeming dan hanya menatap lekat Indah yang saat ini posisinya sangat dekat dengannya hingga aroma tubuhnya saja sudah menusuk hidung membuat jiwa kelakiannya kembali terbangun
Kesal akan kelakuan pria di depannya Indah memasang wajah garangnya seperti menantang. Mata keduanya saling beradu dengan hati yang menggebu, hingga bisikan di telinga Indah membuatnya semakin ingin meninju.
"Kamu sexy, tapi sayang di pakai sana sini! sudah berapa pelanggan hari ini?"
"Bukan urusan Om!" kesal indah kemudian mendorong tubuh tegap itu sekuat tenaga hingga bergeser sedikit kebelakang kemudian dengan kesal Indah menghentakkan kakinya yang jatuh tepat di atas sepatu Nicko yang membuat pria itu melotot.
"Sial!" umpat Nicko yang sedang menahan sakit akibat ulah Indah hingga high heels nya mengenai tepat di jempol kaki.
"Tau rasa! lagian punya mulut nggak sopan, di kira gue nggak tau apa kalo dia juga doyan nyelup, dasar Munaroh!" kesal Sifa dengan langkah tergesa karena ponselnya sejak tadi bergetar.
"Lincah juga, nggak bakal gue lepas loe!" Nicko tersenyum tipis kemudian melanjutkan langkahnya menahan perih.
...****************...
Pagi-pagi kita traveling
aduw.....ini karya ketiga aku, cuzzz like nya coment biar bang Nicko makin semangat!
jangan lupa Vote, terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
madinaputris
sebenarnya asisten Nicko Aldi or Adit sih torr😌
2024-11-02
0
sherly
wow sanggup si om ngk masukin pdhl si indah dah telanjang ya... keren si indah pakai pelet apa sampai si om pada betah pakai dia
2024-02-15
0
Erni Cahaya Nst
bingung thor kadian aja liat siindah nya
2022-12-13
1