Indah menatap Pak Maman dengan muka polosnya, Pak Maman dengan sigap ingin membantu Indah untuk bangun.
"Pak, Indah jatuh nggak sich sebenarnya kok nggak sakit?"
"Mendingan neng Indah buru bangun neng timbang jadi masalah! Ayo bapak bantu," ucap Pak Maman kemudian mengulurkan tangannya.
"Apa sich pak Maman nich, Indah bisa bangun sendiri Pak." Indah segera beranjak tanpa menyadari ada seseorang yang sejak tadi mengumpat kesal menahan punggungnya yang sakit akibat Indah terjatuh menimpa tubuhnya yang tadi kebetulan berjalan di belakangnya.
"Oh SSHHIIIT......!" umpatnya saat merasakan benda keramatnya bersenggolan dengan bemper Indah saat gadis itu ingin beranjak.
Indah yang mendengar ada suara di belakangnya segara menoleh, begitu terkejutnya dia saat ini tengah duduk di atas tubuh seorang pemuda tepatnya pas di atas barang kramatnya.
"Kok ganjel, punya loe bangun ya? dasar cowok, nggak bisa banget loe lihat body montok dikit, otak loe ngeres. Pak pinjem sapunya pak buat saya nyapu otak cowok modelan kayak gini!"
"Mulut loe bisa diem nggak sich, berdiri loe! bukan otak gue yang kotor tapi loe aja yang malah sengaja gesekin bemper loe ke si Mickey!"
"Ngadi-ngadi loe!" celetuk Indah.
"Den Chiko, ayo bapak tolongin sini," tangan pemuda yang bernama Chiko itu menerima uluran tangan dari Pak Maman.
"Auuuuwwwww berasa kayak abis ketibanan karung beras gue, sakit banget punggung gue," Chiko meringis kesakitan.
Indah yang mendengar ucapan Chiko itu di buat menganga, saat tubuhnya di samakan karung beras.
"Apa kata loe, loe nyamain gue sama karung beras, mata loe minta di bawa ke dokter. Pinteran Mickey loe itu ternyata dari pada otak pemiliknya!" Ketus Indah yang sempat melirik celana Chiko kemudian kembali melihat wajahnya.
"Ganteng doank, tapi ngeselin!" batin Indah.
Gadis itu segera berbalik dan ingin segera menuju kelas sebelum keduluan guru mapel.
"Eh mau kemana loe!" Chiko menarik lengan Indah hingga langkah gadis itu terhenti.
"Apa lagi?"
"Nggak ada makasihnya loe, coba aja kalo nggak ada gue udah benjol pala loe! mana tuh mulut ngatain mata dan otak gue lagi."
"Terus loe mau apa?"
"Tidurin Mickey gue!" sentak Chiko dengan suara rendah yang membuat Indah melebarkan matanya.
"Gila ya loe, minta sabun aja sono loe sama pak Maman biar bisa solo karir di toilet! dasar mupeng!"
Indah segera menghempaskan tangannya hingga membuat cekalan Chiko terlepas kemudian segera berlari menuju kelas.
"Loe yang gila! bukan tanggung jawab malah kabur gitu aja, muka loe imut tapi body loe buat si Mickey cenat cenut!" umpat Chiko saat mata terus memandang punggung Indah yang semakin menjauh.
Indah mulai mengantuk saat guru mulai menerangkan, tetapi sebisa mungkin matanya tetap terjaga dan menyimak pelajaran, karna baginya sekolah itu tetap yang utama. Hingga guru menyelesaikan materi dan bell istirahatpun berbunyi.
Indah segera menjatuhkan kepalanya di atas meja saat guru keluar dari kelas. Matanya segera terpejam untuk menembus alam mimpi, anggap aja ini boci alias bobo ciang.
"Indah, kantin yok!" ajak Asti yang sudah menahan lapar sejak pagi.
"Ngantuk gue!" ucap Indah dengan mata terpejam
"Ikh makan dulu baru tidur!" Asti meraih lengan Indah dan mengajaknya segera beranjak.
"Gue tau loe belum makan, sekarang kita cari makan yang seger-seger oke!" ucap Asti sedikir memaksa yang membuat Indah mau tidak mau akhirnya menuruti.
Keduanya makan dengan lahap, mata Indah serasa melek saat dengan nikmatnya dia menikmati bakso pedas dan hangat di tenggorokan. Begitupun dengan Asti, soto dengan racikan sambal dan kecap yang ia berikan di tambah perasan jeruk nipis yang membuat soto semakin segar.
Disela-sela makannya Chiko dan kedua temannya datang dan ikut duduk di meja yang sama karena meja yang lainnya sudah terisi penuh.
Mata Indah menatap tajam siapa yang duduk di hadapannya, kejadian tadi pagi terngiang diingatan saat tau siapa gerangan orang itu dan mampu membuat nafsu makannya anjlok.
"Gue balik dulu As, ngantuk!"
"Eh .... makanan loe aja belom habis Indah, jangan ngadi-ngadi dech loe, makan!" ketus Asti, dia yang tau bagaimana kehidupan Indah yang harus mengurus semua sendiri tidak ingin sampai Indah sakit.
"Makan aja Indah, kita-kita nggak bakal gangguin kok, malah makin nafsu makannya kalo di depan mata ada yang cantik bening sebening Indah," ucap Soni sahabat dari Chiko.
Melihat temannya yang menggoda Indah secara terang-terangan membuat Chiko kesal dan segera memfokuskan dirinya pada makanannya agar segera kembali ke kelas.
"Iya kalah sambel yang bikin melek kalo udah liat Indah ya kan!" sahut Kiki dan di benarkan oleh Soni.
"Yang ada kalo liat Indah malah merem melek bro," celetuk Soni, kemudian keduanya tertawa renyah.
"Dari pada ngoceh mulu mending loe pada makan!" sentak Chiko yang tak tahan mendengar kedua sahabatnya yang terus menggoda Indah.
Hal itu justru membuat Indah menggelengkan kepala. Indah yang sudah biasa di goda oleh para pria dewasa tidak terpengaruh dengan godaan teman sebaya, tetapi justru Indah heran dengan sikap Chiko yang berlebihan dan itu juga sama seperti yang Asti pikirkan.
Sepulang sekolah Indah dan Asti segera meninggalkan kelas, mereka berencana untuk menjenguk temannya yang sedang sakit.
"Jadi kan?"
"Jadi, tapi nggak bisa lama gue, mata gue ngantuk banget mau tidur."
Sesampainya mereka di sebuah unit apartemen tempat tinggal teman mereka, Indah dan Asti di buat menganga melihat kelakuan temannya.
"Parah loe! jadi loe nggak sakit?" oceh Asti saat mereka melihat kondisi Jenni yang biasa saja dengan senyum yang memamerkan seluruh giginya.
"Terus itu siapa Jen?"
"Sugar Dady," bisik Jenni saat mereka sudah duduk di ruang tamu.
"Gila, loe jadinya sugar baby nya om itu?" Asti dan Indah tidak menyangka temannya mau di simpan oleh pria gendut yang berumur sekitar 40 tahunan dan jauh dari kata tampan bagi keduanya, hal itu membuat mereka bergidik.
"Kok bisa?" tanya Indah polos.
"Bisa donk, duitnya banyak Indah," ucap Jenni dengan begitu bahagia dan hanya di tanggapi dengan senyum kaku dari Indah.
Mereka bertiga memiliki asal usul berbeda dan alasan berbeda hingga terjun ke dunia malam. Asti bisa sampai menjual diri hingga sekarang harus meminum alat kontrasepsi berawal dari keluarga yang broken home hingga ke dua orang tuanya sibuk masing-masing dengan pasangan mereka yang baru tanpa peduli lagi dengan anaknya yang masih butuh kasih sayang dan biaya.
Sedangkan Jenni, sudah terbiasa hidup enak sejak kecil, tetapi saat orang tuanya bangkrut dan jatuh sakit hingga meninggal dia harus bekerja dan mencukupi kebutuhan ketiga adiknya yang masih sekolah.
"Ya udah kalo gitu, gue balik ya mau istirahat, bae-bae loe, jangan ampe kebobolan!" ucap Indah kemudian menarik lengan Asti untuk segera keluar.
"Tenang aja aman!" jawab Jennie santai.
Indah dan Asti segera keluar dan memutuskan untuk pulang, melihat tatapan mata pria yang menjadikan temannya simpanan membuat keduanya tidak betah dan bergidik ngeri.
"Gila si Jenni, bisanya dia mau sama yang modelan begitu!" Asti memijat pelipisnya saat mereka sudah berada di dalam taksi.
"Kalo lagi maen muka si omnya di tutupin pake duit kali As!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
dewi
Asti ini temen indah yg dicbub kan..
2024-07-29
0
sherly
Asti nih yg diclub itu kan... artinya mereka sama2 jd pemuas ya ampun...
2024-02-15
0