Alesia dan Harison pergi ke kantor pencatatan sipil. Untuk melakukan peresmian hubungan mereka berdua. Sebagai hubungan yang sah di mata hukum.
Meskipun status Alesia telah berubah menjadi istri bagi tuan muda Harison, sedikit pun ia tidak merasakan kebahagiaan di dalam nya. Baginya, dirinya hanya sebagai perempuan rahim bayaran. Yang di sewa selama dua tahun oleh Harison.
Seorang tuan muda konglomerat yang mewarisi harta kekayaan Perdana Group. Yang berjumlah ratusan ribu triliun dollar. Wajar saja orang itu begitu disegani di negara ini.
Kekayaan nya bahkan diatas rata-rata. Dari jumlah kekayaan negara.
"Sekarang, kamu sudah resmi menjadi Istriku. Ingat, kalau keluargaku banyak menanyakan tentangmu, diam saja. Jangan berkata apa pun yang sama sekali tidak ada hubungannya denganku." Ucap Harison berkata. Setelah keduanya selesai menandatangani perjanjian pernikahan di kantor pencatatan sipil tadi.
Sekarang, Alesia telah memegang buku nikah yang bertuliskan nama nya dengan nama Harison.
"Baik, tuan." Balas Alesia seadanya.
Harison mengelus lembut rambut Alesia yang tertiup angin. Keduanya lalu kembali memasuki mobil. Setelah keluar dari dalam kantor itu.
'Bu, sekarang aku sudah menikah. Dengan pria kaya dan terhormat di negara ini. Tapi itu hanya akan berlangsung selama dua tahun. Setelah itu, aku akan kembali menjadi diriku yang dulu.' Gumam Alesia dalam hati, pandangan nya melihat ke arah luar jendela.
Harison menatapnya, lalu menepuk pelan bahu Alesia.
"Kau melihat apa? Aku disini." Kata Harison.
Dengan jendela mobil saja cemburu. Dasar pria aneh.
Alesia menoleh, dan menyandarkan kepalanya di bahu Harison. Keduanya saling berpegang mesra satu sama lain. Di depan sana, Jo tampak berpura-pura buta dan tuli. Seolah tak melihat ada siapa pun di belakang nya.
Harison mengecupi leher jenjang Alesia. Terlihat jelas sekali, kalau Harison adalah pria yang tidak kenal batas. Berlaku sesuka hatinya pada Alesia, dan tak kenal tempat dia melakukan nya dimana.
"T-tuan, masih ada dia disini." Gumam Alesia berbisik. Matanya beralih ke arah Jo yang sibuk memegang kendali setir mobil.
"Jo sekretarisku, tidak apa. Dia sekarang sedang memerankan tokoh kedua yang buta dan tuli. Jadi kau tak perlu khawatir tentang itu." Balas Harison enteng. Dan kembali melakukan aktivitasnya pada Alesia.
"A-aku mohon... Tunggulah sampai di apartemen." Ucap Alesia memohon.
Harison mendengus sebal. Akhinya ia terpaksa menyudahi permainan nya. Wajahnya langsung berubah masam.
Tangan Alesia terangkat menyentuh wajah tampan Harison.
"Maaf, tuan. Aku hanya tidak nyaman. Kalau masih ada orang lain diantara kita seperti sekarang ini." Ujar Alesia lembut.
Harison menoleh dan menatapnya.
"Baiklah, aku tunggu setelah kita sampai di apartemen nanti."
Spontan Alesia mengangguk pelan. Dan sebuah kecupan mendarat di kening Alesia. Harison menciumnya.
Tuan dingin yang berhati keras, rupanya bisa romantis juga. Entah, apa mungkin semua itu hanya karena bayi yang ditunggu-tunggu olehnya. Alesia sendiri bahkan tidak percaya bila suatu hari Harison bisa jatuh cinta padanya.
Sebab sudah ada nama wanita lain di hatinya.
Yaitu, Amara.
***
Sesampainya di apartemen, Harison tak henti-hentinya menghujani wajah cantik Alesia dengan kecupan. Lalu berakhir pada sebuah tanda kiss mark. Yang membekas di leher putih Alesia.
Pria itu memeluk Alesia dengan sangat erat. Tatapan matanya seolah terhipnotis akan buaian cinta kasih yang sedang mereka jalin saat ini.
"Kurasa, kita butuh panggilan yang berbeda untuk satu sama lain nya." Gumam Harison. Kedua tangan nya bergelayut manja memeluk Alesia. Tanpa menghentikan kecupan yang ia daratkan di setiap lekukan tubuh Alesia.
"Nama panggilan?"
"Iya. Bagaimana kau akan memanggilku nantinya?"
Alesia tampak berpikir sesaat.
"Aku akan memanggilmu tuan."
Harison mendengus sebal. Wajahnya begitu masam menampakkan nya di depan Alesia.
Apa! Dasar pria moodyan! Sedikit-sedikit mengambek.
"Lalu... Aku harus memanggilmu apa?" ujar Alesia bertanya. Tangan nya terangkat menyentuh wajah tampan Harison.
"Panggil aku dengan sebutan yang kau sukai."
"A-apa?"
"Bukankah sebelumnya kau sudah mempunyai panggilan khusus untukku?" ucap Harison, seraya mengecupi bahu Alesia yang hanya berbalut pakaian tipis itu.
Sambil sesekali menggigit telinga Alesia. Entah sudah semerah apa bagian leher dan telinga nya. Karena terus di hujani kecupan serta gigitan yang di daratkan oleh Harison.
Jangan bilang kalau pria itu sudah mulai bucin?
Eh.
"Tu-tuan... Aku..." gumam Alesia meracau.
"Panggil aku dengan sebutan itu." Kata Harison. Alesia bingung, panggilan apa yang dia maksud?
"Awh... s-sakit.. Tuan." Alesia mendesah.
"Yang mana? Yang mana yang sakit?" Harison panik.
Yang kau gigit itu, bodoh. Dasar pria menyebalkan!
Alesia tertawa kecil sambil menatap dalam mata Harison yang berwarna kecoklatan itu. Pria tampan yang ada di hadapan nya sekarang, sudah bukan lagi orang lain. Melainkan adalah suami nya.
Iya, suami kontrak. Hm.
"Kenapa kau tertawa?" kata Harison bertanya.
Bagaimana tidak tertawa? Dia sendiri yang membuat Alesia sakit. Dia juga yang bertanya. Menyebalkan!
Cup!
Alesia mengecup lembut wajah tampan Harison. Seketika wajah nya berubah merah. Memberikan rona di kedua bagian pipi nya.
"Sebenarnya panggilan apa yang kamu maksud?" tanya Alesia lembut.
Wajah tampan Harison langsung berubah diam tanpa ekspresi. Tidak, datar, tapi lebih terlihat seperti orang yang kebingungan dan gugup.
Apakah pria itu benar-benar gugup sekarang? Entahlah.
"Kau lupa?" Harison berbalik tanya.
"A-aku? Lupa?"
Harison mendengus sebal, lalu kembali menggigit leher jenjang Alesia yang putih. Kali ini gigitan nya agak kasar. Hingga memberi bekas tanda kiss mark disana.
'Sebenarnya apa yang dia maksud, sih? Aku kan, jadi bingung.' Gumam Alesia dalam hati.
Lambat laun gigitan yang diberikan oleh Harison pada lekukan tubuh Alesia semakin turun dan bahkan lebih terkesan agresif dari sebelumnya. Alesia menggeliat, suasana hatinya menjadi bimbang sekarang. Dalam sekejap, pria itu berubah menjadi sosok serigala yang kelaparan. Dan terus menerkam mangsa nya.
"T-tuan... S-sebenarnya kamu kenapa? Bicaralah... A-aku takut..." ucap Alesia terbata.
"Ini gigitan karena kau sudah melupakan panggilan yang kemarin. Dan ini gigitan atas sikapmu yang tidak peka itu." Ujar Harison berkata sembari menggigit di area buah dada Alesia.
Alesia mendesah sebal. Ingin kabur, tapi tak bisa. Ingin memberontak, yang ada pria itu akan semakin marah padanya.
Tubuhnya dipenuhi tanda merah. Dan itu semua perbuatan dari Harison. Suami kontrak nya.
"Kenapa kau diam? Katakanlah sesuatu, sebelum aku memarahimu." Kata Harison lagi.
"Aku... Aku masih bingung dengan panggilan yang tuan maksud itu." Balas Alesia gugup.
Harison melepaskan tubuh Alesia. Ia terbangun dan duduk membelakangi wanita itu. Alesia bertambah bingung. Pria dewasa yang ada di hadapan nya sekarang bertindak seperti anak kecil.
Sangat kekanakan sekali!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Endah Sri yatniarsih
gimana kbr ibunya yg hrs segera dioperasi..kok nggk diurusin, kasian
2023-02-14
0
Mella Soplantila Tentua Mella
panggil sayaaaaang alesia
2023-01-21
2
Adz Ka
yanggak gitu juga kak
2023-01-15
0