Sebuah kilauan mentari menerobos memasuki ke dalam kamar apartemen milik Harison. Bahkan cahaya nya mengenai ke wajah cantik Alesia. Gadis itu membuka kedua matanya. Samar-samar melihat ke sisi sebelahnya. Namun hasilnya, tak ada siapa pun disana.
Hanya ada ia sendirian yang tidur diatas ranjang king size milik tuan muda itu.
"Kemana dia? Apa dia sudah pergi?" gumam Alesia berucap tanya.
Tubuhnya perlahan beranjak bangun dari ranjang itu. Kedua matanya melihat bekas bercak darah miliknya semalam. Yang masih membekas di sprei putih itu.
Alesia sungguh malu bila mengingat kejadian semalam. Bukan hanya malu, tapi dirinya sudah diambil oleh pria kaya itu. Alesia lalu berjalan mendekati kamar mandi. Ia mulai memasuki diri ke dalam sana.
Setiap lekukan tubuhnya, ia bersihkan secara merata. Aroma dari wangi shampoo yang dia pakaikan ke rambut begitu menguar. Bunyi aliran air dari shower yang terputar begitu deras mengenai kepala hingga ke tubuhnya.
'Apakah... yang kulakukan ini benar? Demi pengobatan biaya ibu. Aku rela menjual rahimku pada pria kaya itu. Bagaimana bila ibu tahu yang sebenarnya? Aku akan bagaimana di depan ibu nanti? Citra wanita baik-baik sudah tak lagi ada. Ibu pasti kecewa sekali padaku.' Gumam Alesia dalam hati. Sembari mendongak keatas. Dan membasahi seluruh bagian wajahnya dengan air shower itu.
Sepuluh menit sudah, Alesia menghabiskan waktunya untuk membersihkan diri di dalam kamar mandi itu.
Krek...
Alesia keluar dari dalam sana. Hanya dengan berbalut handuk putih yang melilit di tubuhnya. Langkah kakinya berjalan agak gontai. Mendekati ke arah lemari yang sudah terisi dengan pakaian barunya.
"Aku pakai baju yang mana, ya?" tanya nya bingung.
SET
Tiba-tiba sebuah tangan bergelayut manja memeluk Alesia dari belakang. Gadis itu spontan langsung membalikkan tubuhnya.
"T-tuan? A-aku pikir tuan sudah pergi bekerja." Ujar Alesia bertanya.
"Tidak, hari ini aku izin. Aku sudah memasak sarapan. Hm... Wangi sekali." Balasnya seraya mengendus jenjang leher milik Alesia.
Membuat wanita itu jadi salah tingkah dibuatnya.
"T-tuan... aku ingin memakai baju." Gumam Alesia pelan.
Harison tampak acuh dan tidak memedulikan ucapan Alesia barusan. Pria itu justru semakin lama bermain di tempat itu. Dan mulai membuka handuk putih yang menutupi seluruh bagian tubuh Alesia.
HAP!
Harison menggendong Alesia ala bridal style dan membawanya ke atas tepian ranjang. Ia mulai menautkan ciuman lembutnya pada bibir Alesia. Agak lama, ia bermain di area bibir. Hingga kemudian perlahan turun mengenai leher jenjangnya yang begitu putih dan bersih.
"Sh.. sayang.." gumam Alesia meracau.
"Apa? Kamu panggil aku apa?" tanya Harison mengulangi pertanyaan nya.
Alesia diam, ia jadi ragu mengatakan nya lagi. Seperti orang yang tidak tahu batasan dalam berbuat. Alesia mengurungkan dirinya untuk tidak mengatakan hal itu lagi.
"Coba katakan sekali lagi." Pinta Harison lagi.
"S-sayang.." kata Alesia pelan.
"Aku tidak dengar."
"Sayang.."
Harison langsung melancarkan aksinya. Membuka handuk putih yang melilit pada bagian dada Alesia. Hingga memperlihatkan sesuatu yang menonjol disana. Harison menenggelamkan kepalanya agak lama dibagian itu.
Area kesukaan nya.
"Engh.. Sayang.." ucap Alesia lagi-lagi meracau sembari mengalungkan kedua tangan nya di leher Harison.
Pria tampan bertubuh kekar yang saat ini memakai pakaian setelan kemeja putih panjang dan celana panjang berwarna kehitaman, tampak menggulung dan melepaskan satu persatu kancing kemeja miliknya.
Tautan ciuman mereka semakin mengerat. Alesia hanya pasrah dengan permainan yang dilakukan oleh Harison padanya. Hingga lelaki itu memberikan sebuah tanda kiss mark di bagian leher serta dua buah dada miliknya.
"Awh.. sayang.. sakit." keluh Alesia manja.
"Yang mana yang sakit?" tanya Harison.
"Yang kamu cium dan gigit tadi."
"Yang ini?" ujar Harison bertanya lagi. Spontan Alesia mengangguk pelan.
Harison mengecupi berulang kali di bagian yang sudah ia tandai dengan tanda merah itu.
"Cepat hamil, ya. Aku akan sangat menantikan hari itu." tutur Harison berkata sambil mengecup lembut kening dan bibir Alesia. Setelah menuntaskan urusan nya barusan.
Alesia mengangguk pelan sambil menampilkan senyum kecilnya.
"Kamu ingin aku hamil anak perempuan atau lelaki?" tanya Alesia.
"Lelaki. Keluargaku menginginkan keturunan seorang putra." Jawab Harison.
"Bagaimana jika aku hamil anak perempuan?"
"Tetap akan aku rawat bayi itu. Dan kamu harus hamil anak lagi, tapi harus berjenis kelamin laki-laki."
"Memangnya harus laki-laki, ya? Padahal perempuan pun juga bisa di latih menjadi seorang pemimpin."
"Aku juga berpikir begitu. Tapi keluargaku yang terus memaksa dan menginginkan keturunan seorang laki-laki."
"Hm... Apa boleh buat?" gumam Alesia sembari mengerucutkan bibirnya ke depan.
Cup!
Harison menciumnya secara tiba-tiba.
"Kamu tahu? Bibirmu itu sangat menggoda. Aku sampai candu dibuatnya." Gumam Harison berkata, sembari menyentuh benda kenyal itu.
"Sebaiknya kita makan dulu. Sarapan nya akan keburu dingin, nanti." Kata Alesia.
Harison spontan mengangguk pelan. Sambil menampilkan senyum nya yang mengembang.
"Hari ini, bagaimana kalau kita berlibur?" tanya Harison.
"Berlibur? Kemana?"
"Kamu ada saran tempat yang bagus?"
Alesia lantas menggeleng pelan.
"Bagaimana kalau ke taman matahari?" usul Harison.
"Taman matahari? Dimana itu?"
"Di kota ini juga. Sebuah taman buatan yang di bangun oleh perusahaanku. Apa kamu ingin melihatnya?" tawar Harison.
"Boleh, aku jadi penasaran. Seperti apa taman itu." Ucap Alesia.
"Sangat indah, kamu pasti akan terpesona saat melihatnya nanti."
"Aku tidak yakin."
"Harus yakin. Karena kamu adalah wanitaku."
'Iya, wanita penyewa rahim.' Gumam Alesia dalam hati, sambil tersenyum getir.
***
Singkat cerita, mereka telah sampai dan berada di taman yang di maksud oleh Harison. Alesia begitu menikmati keindahan dari taman itu. Angin yang bertiup begitu menyejukkan. Dan pemandangan nya sangat memanjakan mata.
Ada sebuah air mancur buatan. Serta bunga-bunga yang tersusun indah di sekeliling nya. Alesia memanfaatkan momentum itu untuk berfoto-foto sebentar. Harison menatapnya dari kejauhan, sembari sesekali tersenyum memperhatikan Alesia yang ceria.
"Alesia, kemarilah!" panggil Harison.
Wanita itu berjalan menghampiri. Sambil membawa seputik bunga mawar yang ia petik tadi.
"Kamu sudah tahu namaku?" tanya Alesia penasaran.
"Aku di dunia ini apa yang tidak ku ketahui? Kamu memetik bunga mawar itu?" ujar Harison.
"Maaf, aku sangat menyukainya."
"Tidak apa, asalkan kau suka."
"Tadi kamu memanggilku? Ada apa?"
"Dua hari lagi, keluargaku akan mengadakan pertemuan."
"Lalu? Hubungan nya denganku apa?"
"Aku khawatir mereka semua akan mempertanya-tanyakanmu mengenai hubungan kita. Bagaimana kalau kita menikah saja?"
Spontan, kedua mata Alesia melebar. Pupilnya tampak bergetar kecil. Ia terkejut, dengan usulan dari tuan muda itu. Harison sepertinya tidak main-main dengan ucapan nya. Dari ekspresinya saja terlihat serius.
"M-menikah?" tanya Alesia memastikan nya sekali lagi.
"Iya, menikah. Tenang saja, pernikahan ini tetap berjalan sesuai dengan kontrak yang di tentukan. Dua tahun, hanya dua tahun kontrak pernikahan yang akan kita jalani nantinya. Dan setelah anakku lahir, masa kontrak itu baru habis. Kau bisa pergi sebebas yang kau mau setelah itu." Tutur Harison berkata.
"Baiklah, aku setuju." Balas Alesia tanpa berpikir dua kali.
"Semudah itu? Kamu langsung menyetujuinya."
"Memangnya aku harus bagaimana? Menolak pun, aku tidak bisa."
Harison tersenyum puas mendengarnya. Ia tidak suka ditolak, apalagi mendengar penolakan. Tapi Alesia, selalu setuju dengan keputusan nya. Berbeda jauh dengan Amara, wanita yang ia kagumi.
Yang justru tidak mendengar perkataan nya. Dan malah pergi keluar negeri, demi karier nya sebagai modeling.
Harison terpukul dengan kepergian Amara yang diam-diam meninggalkannya ke Amerika. Tanpa memberitahu sepatah kata pun.
Entah, akankah perasaan Harison akan berubah? Seiring berjalannya waktu yang membuatnya terus berada di sisi Alesia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Mian Sitanggang
kok bisa ya si wanitanya menikmati bgt hub ranjangnya..
sementara ibunya sekarat...
kurang sreg diawal ini..
2023-04-30
0
Mella Soplantila Tentua Mella
mudah mudahan haris jatuh cinta sm alesia..amara pasti selingkuh deeh dr haris
2023-01-21
1
Bunda Salma
ini sih bukan hanya tujuan menyewa rahim saja tapi juga sebagai pemuas ranjang krn si jantan kesepian .
2023-01-05
0