4. Kontrak Nikah

Sebuah kilauan mentari menerobos memasuki ke dalam kamar apartemen milik Harison. Bahkan cahaya nya mengenai ke wajah cantik Alesia. Gadis itu membuka kedua matanya. Samar-samar melihat ke sisi sebelahnya. Namun hasilnya, tak ada siapa pun disana.

Hanya ada ia sendirian yang tidur diatas ranjang king size milik tuan muda itu.

"Kemana dia? Apa dia sudah pergi?" gumam Alesia berucap tanya.

Tubuhnya perlahan beranjak bangun dari ranjang itu. Kedua matanya melihat bekas bercak darah miliknya semalam. Yang masih membekas di sprei putih itu.

Alesia sungguh malu bila mengingat kejadian semalam. Bukan hanya malu, tapi dirinya sudah diambil oleh pria kaya itu. Alesia lalu berjalan mendekati kamar mandi. Ia mulai memasuki diri ke dalam sana.

Setiap lekukan tubuhnya, ia bersihkan secara merata. Aroma dari wangi shampoo yang dia pakaikan ke rambut begitu menguar. Bunyi aliran air dari shower yang terputar begitu deras mengenai kepala hingga ke tubuhnya.

'Apakah... yang kulakukan ini benar? Demi pengobatan biaya ibu. Aku rela menjual rahimku pada pria kaya itu. Bagaimana bila ibu tahu yang sebenarnya? Aku akan bagaimana di depan ibu nanti? Citra wanita baik-baik sudah tak lagi ada. Ibu pasti kecewa sekali padaku.' Gumam Alesia dalam hati. Sembari mendongak keatas. Dan membasahi seluruh bagian wajahnya dengan air shower itu.

Sepuluh menit sudah, Alesia menghabiskan waktunya untuk membersihkan diri di dalam kamar mandi itu.

Krek...

Alesia keluar dari dalam sana. Hanya dengan berbalut handuk putih yang melilit di tubuhnya. Langkah kakinya berjalan agak gontai. Mendekati ke arah lemari yang sudah terisi dengan pakaian barunya.

"Aku pakai baju yang mana, ya?" tanya nya bingung.

SET

Tiba-tiba sebuah tangan bergelayut manja memeluk Alesia dari belakang. Gadis itu spontan langsung membalikkan tubuhnya.

"T-tuan? A-aku pikir tuan sudah pergi bekerja." Ujar Alesia bertanya.

"Tidak, hari ini aku izin. Aku sudah memasak sarapan. Hm... Wangi sekali." Balasnya seraya mengendus jenjang leher milik Alesia.

Membuat wanita itu jadi salah tingkah dibuatnya.

"T-tuan... aku ingin memakai baju." Gumam Alesia pelan.

Harison tampak acuh dan tidak memedulikan ucapan Alesia barusan. Pria itu justru semakin lama bermain di tempat itu. Dan mulai membuka handuk putih yang menutupi seluruh bagian tubuh Alesia.

HAP!

Harison menggendong Alesia ala bridal style dan membawanya ke atas tepian ranjang. Ia mulai menautkan ciuman lembutnya pada bibir Alesia. Agak lama, ia bermain di area bibir. Hingga kemudian perlahan turun mengenai leher jenjangnya yang begitu putih dan bersih.

"Sh.. sayang.." gumam Alesia meracau.

"Apa? Kamu panggil aku apa?" tanya Harison mengulangi pertanyaan nya.

Alesia diam, ia jadi ragu mengatakan nya lagi. Seperti orang yang tidak tahu batasan dalam berbuat. Alesia mengurungkan dirinya untuk tidak mengatakan hal itu lagi.

"Coba katakan sekali lagi." Pinta Harison lagi.

"S-sayang.." kata Alesia pelan.

"Aku tidak dengar."

"Sayang.."

Harison langsung melancarkan aksinya. Membuka handuk putih yang melilit pada bagian dada Alesia. Hingga memperlihatkan sesuatu yang menonjol disana. Harison menenggelamkan kepalanya agak lama dibagian itu.

Area kesukaan nya.

"Engh.. Sayang.." ucap Alesia lagi-lagi meracau sembari mengalungkan kedua tangan nya di leher Harison.

Pria tampan bertubuh kekar yang saat ini memakai pakaian setelan kemeja putih panjang dan celana panjang berwarna kehitaman, tampak menggulung dan melepaskan satu persatu kancing kemeja miliknya.

Tautan ciuman mereka semakin mengerat. Alesia hanya pasrah dengan permainan yang dilakukan oleh Harison padanya. Hingga lelaki itu memberikan sebuah tanda kiss mark di bagian leher serta dua buah dada miliknya.

"Awh.. sayang.. sakit." keluh Alesia manja.

"Yang mana yang sakit?" tanya Harison.

"Yang kamu cium dan gigit tadi."

"Yang ini?" ujar Harison bertanya lagi. Spontan Alesia mengangguk pelan.

Harison mengecupi berulang kali di bagian yang sudah ia tandai dengan tanda merah itu.

"Cepat hamil, ya. Aku akan sangat menantikan hari itu." tutur Harison berkata sambil mengecup lembut kening dan bibir Alesia. Setelah menuntaskan urusan nya barusan.

Alesia mengangguk pelan sambil menampilkan senyum kecilnya.

"Kamu ingin aku hamil anak perempuan atau lelaki?" tanya Alesia.

"Lelaki. Keluargaku menginginkan keturunan seorang putra." Jawab Harison.

"Bagaimana jika aku hamil anak perempuan?"

"Tetap akan aku rawat bayi itu. Dan kamu harus hamil anak lagi, tapi harus berjenis kelamin laki-laki."

"Memangnya harus laki-laki, ya? Padahal perempuan pun juga bisa di latih menjadi seorang pemimpin."

"Aku juga berpikir begitu. Tapi keluargaku yang terus memaksa dan menginginkan keturunan seorang laki-laki."

"Hm... Apa boleh buat?" gumam Alesia sembari mengerucutkan bibirnya ke depan.

Cup!

Harison menciumnya secara tiba-tiba.

"Kamu tahu? Bibirmu itu sangat menggoda. Aku sampai candu dibuatnya." Gumam Harison berkata, sembari menyentuh benda kenyal itu.

"Sebaiknya kita makan dulu. Sarapan nya akan keburu dingin, nanti." Kata Alesia.

Harison spontan mengangguk pelan. Sambil menampilkan senyum nya yang mengembang.

"Hari ini, bagaimana kalau kita berlibur?" tanya Harison.

"Berlibur? Kemana?"

"Kamu ada saran tempat yang bagus?"

Alesia lantas menggeleng pelan.

"Bagaimana kalau ke taman matahari?" usul Harison.

"Taman matahari? Dimana itu?"

"Di kota ini juga. Sebuah taman buatan yang di bangun oleh perusahaanku. Apa kamu ingin melihatnya?" tawar Harison.

"Boleh, aku jadi penasaran. Seperti apa taman itu." Ucap Alesia.

"Sangat indah, kamu pasti akan terpesona saat melihatnya nanti."

"Aku tidak yakin."

"Harus yakin. Karena kamu adalah wanitaku."

'Iya, wanita penyewa rahim.' Gumam Alesia dalam hati, sambil tersenyum getir.

***

Singkat cerita, mereka telah sampai dan berada di taman yang di maksud oleh Harison. Alesia begitu menikmati keindahan dari taman itu. Angin yang bertiup begitu menyejukkan. Dan pemandangan nya sangat memanjakan mata.

Ada sebuah air mancur buatan. Serta bunga-bunga yang tersusun indah di sekeliling nya. Alesia memanfaatkan momentum itu untuk berfoto-foto sebentar. Harison menatapnya dari kejauhan, sembari sesekali tersenyum memperhatikan Alesia yang ceria.

"Alesia, kemarilah!" panggil Harison.

Wanita itu berjalan menghampiri. Sambil membawa seputik bunga mawar yang ia petik tadi.

"Kamu sudah tahu namaku?" tanya Alesia penasaran.

"Aku di dunia ini apa yang tidak ku ketahui? Kamu memetik bunga mawar itu?" ujar Harison.

"Maaf, aku sangat menyukainya."

"Tidak apa, asalkan kau suka."

"Tadi kamu memanggilku? Ada apa?"

"Dua hari lagi, keluargaku akan mengadakan pertemuan."

"Lalu? Hubungan nya denganku apa?"

"Aku khawatir mereka semua akan mempertanya-tanyakanmu mengenai hubungan kita. Bagaimana kalau kita menikah saja?"

Spontan, kedua mata Alesia melebar. Pupilnya tampak bergetar kecil. Ia terkejut, dengan usulan dari tuan muda itu. Harison sepertinya tidak main-main dengan ucapan nya. Dari ekspresinya saja terlihat serius.

"M-menikah?" tanya Alesia memastikan nya sekali lagi.

"Iya, menikah. Tenang saja, pernikahan ini tetap berjalan sesuai dengan kontrak yang di tentukan. Dua tahun, hanya dua tahun kontrak pernikahan yang akan kita jalani nantinya. Dan setelah anakku lahir, masa kontrak itu baru habis. Kau bisa pergi sebebas yang kau mau setelah itu." Tutur Harison berkata.

"Baiklah, aku setuju." Balas Alesia tanpa berpikir dua kali.

"Semudah itu? Kamu langsung menyetujuinya."

"Memangnya aku harus bagaimana? Menolak pun, aku tidak bisa."

Harison tersenyum puas mendengarnya. Ia tidak suka ditolak, apalagi mendengar penolakan. Tapi Alesia, selalu setuju dengan keputusan nya. Berbeda jauh dengan Amara, wanita yang ia kagumi.

Yang justru tidak mendengar perkataan nya. Dan malah pergi keluar negeri, demi karier nya sebagai modeling.

Harison terpukul dengan kepergian Amara yang diam-diam meninggalkannya ke Amerika. Tanpa memberitahu sepatah kata pun.

Entah, akankah perasaan Harison akan berubah? Seiring berjalannya waktu yang membuatnya terus berada di sisi Alesia.

Terpopuler

Comments

Mian Sitanggang

Mian Sitanggang

kok bisa ya si wanitanya menikmati bgt hub ranjangnya..
sementara ibunya sekarat...
kurang sreg diawal ini..

2023-04-30

0

Mella Soplantila Tentua Mella

Mella Soplantila Tentua Mella

mudah mudahan haris jatuh cinta sm alesia..amara pasti selingkuh deeh dr haris

2023-01-21

1

Bunda Salma

Bunda Salma

ini sih bukan hanya tujuan menyewa rahim saja tapi juga sebagai pemuas ranjang krn si jantan kesepian .

2023-01-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Jadi Pelayan Bar
2 2. Menerima Tawaran
3 3. Saling Memanfaatkan
4 4. Kontrak Nikah
5 5. Tuan Muda yang Kekanakan
6 6. Kisah yang Tidak Pernah Diharapkan
7 7. Bertemu Pria Asing
8 8. Kondisi Kritis
9 9. Pertemuan dengan Keluarga Konglomerat
10 10. Hanya Ibu Pengganti
11 11. Aku Bukan Dia
12 12. Hal Penting Tak Sempat Terucap
13 13. Kekecewaan Sang Ibu
14 14. Tanaman Anggrek
15 15. Cemburu Tak Beralasan
16 16. Pindahan
17 17. Alesia Pingsan
18 18. Semakin Sayang
19 19. Bukan Bagian dari Keluarga
20 20. Penghinaan dari Aluna
21 21. Aluna Berulah
22 22. Pembohong Besar
23 23. Ratapan Hati Alesia
24 24. Drama Telur Dadar
25 25. Apakah ini yang Dinamakan Jodoh?
26 26. Kemarahan Harison
27 27. Tumpahan Air Panas
28 28. Racun di Susu Hamil
29 29. Kekecewaan Sang Tuan Muda
30 30. Kejahatan Pelaku Terbongkar
31 31. Permohonan Maaf Tuan Muda
32 32. Suapan Pertama
33 33. Aluna yang Berubah Drastis
34 34. Berpindah Hati
35 35. Kehancuran Amara
36 36. Guyonan Seorang Harison
37 37. Sarapan Pagi yang Romantis
38 38. Mengunjungi Rumah Sakit
39 39. Dinner di Hotel Mewah
40 40. Kegilaan Amara
41 41. Posesifnya Tuan Serigala
42 42. Keinginan Angsa Kecil
43 43. Restoran Marah-marah
44 44. Pesan Rahasia
45 45. Sentuhan Aromaterapi
46 46. Pagi yang Indah
47 47. Kenekatan Alesia
48 48. Orang Misterius Itu Ternyata
49 49. Asal Muasal Taman Matahari
50 50. Rencana yang Ketahuan
51 51. Kegilaan Harison pada Alesia
52 52. Tak ada Kesempatan
53 53. Keberanian Amara Tiba-tiba
54 54. Tak Ada Alasan untuk Bertahan
55 55. Pertemuan Terakhir
56 56. Memulai Hidup Baru
57 57. Tujuh Bulan Berlalu
58 58. Gerakan Bayi Kecil
59 59. Kepanikan Harison yang Menggila
60 60. Terlahir Secara Prematur
61 61. Perdebatan dengan Dokter
62 62. Kabar Kematian sang Ibunda
63 63. Mendatangi Pemakaman
64 64. Kebahagiaan Baru
65 65. Kembali ke Kediaman Utama
66 66. Dokter Zi
67 67. Rencana Pernikahan
68 68. Baby Atar
69 69. Ingatan Harison yang Tajam
70 70. Baju Beruang Atar
71 71. Salah Gaun
72 72. Kejutan untuk Alesia
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Jadi Pelayan Bar
2
2. Menerima Tawaran
3
3. Saling Memanfaatkan
4
4. Kontrak Nikah
5
5. Tuan Muda yang Kekanakan
6
6. Kisah yang Tidak Pernah Diharapkan
7
7. Bertemu Pria Asing
8
8. Kondisi Kritis
9
9. Pertemuan dengan Keluarga Konglomerat
10
10. Hanya Ibu Pengganti
11
11. Aku Bukan Dia
12
12. Hal Penting Tak Sempat Terucap
13
13. Kekecewaan Sang Ibu
14
14. Tanaman Anggrek
15
15. Cemburu Tak Beralasan
16
16. Pindahan
17
17. Alesia Pingsan
18
18. Semakin Sayang
19
19. Bukan Bagian dari Keluarga
20
20. Penghinaan dari Aluna
21
21. Aluna Berulah
22
22. Pembohong Besar
23
23. Ratapan Hati Alesia
24
24. Drama Telur Dadar
25
25. Apakah ini yang Dinamakan Jodoh?
26
26. Kemarahan Harison
27
27. Tumpahan Air Panas
28
28. Racun di Susu Hamil
29
29. Kekecewaan Sang Tuan Muda
30
30. Kejahatan Pelaku Terbongkar
31
31. Permohonan Maaf Tuan Muda
32
32. Suapan Pertama
33
33. Aluna yang Berubah Drastis
34
34. Berpindah Hati
35
35. Kehancuran Amara
36
36. Guyonan Seorang Harison
37
37. Sarapan Pagi yang Romantis
38
38. Mengunjungi Rumah Sakit
39
39. Dinner di Hotel Mewah
40
40. Kegilaan Amara
41
41. Posesifnya Tuan Serigala
42
42. Keinginan Angsa Kecil
43
43. Restoran Marah-marah
44
44. Pesan Rahasia
45
45. Sentuhan Aromaterapi
46
46. Pagi yang Indah
47
47. Kenekatan Alesia
48
48. Orang Misterius Itu Ternyata
49
49. Asal Muasal Taman Matahari
50
50. Rencana yang Ketahuan
51
51. Kegilaan Harison pada Alesia
52
52. Tak ada Kesempatan
53
53. Keberanian Amara Tiba-tiba
54
54. Tak Ada Alasan untuk Bertahan
55
55. Pertemuan Terakhir
56
56. Memulai Hidup Baru
57
57. Tujuh Bulan Berlalu
58
58. Gerakan Bayi Kecil
59
59. Kepanikan Harison yang Menggila
60
60. Terlahir Secara Prematur
61
61. Perdebatan dengan Dokter
62
62. Kabar Kematian sang Ibunda
63
63. Mendatangi Pemakaman
64
64. Kebahagiaan Baru
65
65. Kembali ke Kediaman Utama
66
66. Dokter Zi
67
67. Rencana Pernikahan
68
68. Baby Atar
69
69. Ingatan Harison yang Tajam
70
70. Baju Beruang Atar
71
71. Salah Gaun
72
72. Kejutan untuk Alesia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!