Alesia masuk ke dalam kamar apartemen milik tuan Harison. Sementara pria itu sedang berada di dalam kamar mandi. Tubuh nya bergetar ketakutan. Ia tidak siap jika harus menyerahkan dirinya pada pria yang bukan suaminya.
Krek...
Suara pintu kamar mandi terbuka. Tanda nya Harison sudah selesai dengan urusannya. Tubuh kekar dan tegapnya hanya berbalut baju kimono putih. Menutupi perut kotak dan simetris miliknya. Sementara Alesia sendiri duduk membelakangi dengan kondisi bingung dan gemetar sekarang ini.
"Aku sudah selesai mandi. Kau boleh mandi sekarang." Katanya, pada Alesia.
"B-baik.."
Gadis itu berjalan memasuki kamar mandi. Sesampainya di dalam sana ia celingukan mencari-cari handuk yang akan ia gunakan nanti. Hanya ada satu handuk kecil berukuran sepaha.
'Aku tidak membawa baju selain baju yang ku kenakan ini.' gumam nya dalam hati.
Akhirnya, gadis itu pun menggantungkan baju yang ia kenakan. Agar tidak basah, dan bisa ia gunakan lagi setelah selesai mandi.
Dalam mandi nya, Alesia tampak tidak tenang. Hatinya terus memikirkan kondisi kesehatan ibunya yang masih terbaring di rumah sakit. Apa pun yang ia lakukan saat ini, semua demi ibunya.
Ada nyawa yang harus ia bayar mahal. Dan ia tak ingin kehilangan nyawa berharga itu.
'Demi ibu, aku rela menjadi wanita penyewa rahim untuk pria itu. Aku butuh uang, dan dia butuh anak. Baiklah, hanya selama sembilan bulan. Setelah itu aku bisa pergi bebas dari sini.' Ucap nya dalam hati berkata.
Krek...
Alesia keluar mengenakan baju dress yang sama. Ia melihat pria itu tengah duduk sembari mengerjakan sesuatu pada laptop miliknya. Entah apa yang ia kerjakan. Tapi sepertinya penting.
'Orang kaya memang selalu sibuk, ya? Bahkan di saat tengah malam pun masih sempatnya bekerja.'
Alesia berjalan hati-hati mendekati ranjang. Harison menatap nanar dari kejauhan.
"Kenapa kau memakai baju itu lagi?" tanyanya pada Alesia.
"Aku tidak membawa baju lagi, tuan."
"Itu, disana. Jo sudah menyiapkan pakaian untukmu. Ambil dan pakailah!"
Harison menunjuk ke arah lemari yang bersebelahan dengan lemari miliknya. Alesia berjalan dan mendekati kesana. Tangannya lalu membuka kedua pintu lemari itu. Betapa terkejutnya ia saat melihat banyaknya baju-baju terpasang rapi di dalam nya.
Semuanya lengkap dengan baju dalaman juga. Ada dress, baju tidur, serta baju untuk acara formal. Tapi sayangnya, baju untuk tidur kebanyakan dengan model yang sama. Masih satu ras dengan model lingerie.
Alesia agak ragu mengambilnya. Sebab itu begitu tipis dan terkesan transparan. Kedua matanya lalu mencari-cari baju yang lain yang lebih menutup. Tapi hasilnya nihil.
Akhirnya, mau tidak mau ia pun memakai lingerie itu. Mengambil yang berwarna soft pink. Alesia lalu kembali memasuki kamar mandi. Untuk berganti baju dengan baju tidur itu.
'Kalau ibu tahu, aku jadi seorang wanita penyewa rahim. Apakah ia akan marah?'
Alesia lantas berjalan mendekati ranjang. Setelah dirinya sudah berganti baju. Hari melihatnya agak lama. Ia terlihat menaruh kembali laptop miliknya diatas meja.
"Selama menjadi wanita penyewa rahim untuk anakku, kau tidak boleh keluar dari apartemen ini. Dan juga, tidak boleh bekerja. Serta kemana pun." Ujar Harison posesif.
"Lalu pekerjaanku bagaimana?"
"Aku yang akan membayarmu. Mulai sekarang, kau akan bekerja untukku." Ucap Harison sembari mendekatkan dirinya pada Alesia. Membuat itu terdiam kaku tak bisa bergerak.
Harison mengunci pergerakan Alesia dengan tenaga nya yang kuat. Perlahan tubuh mereka saling bersentuhan satu sama lain. Alesia hanya diam dan merasakan sentuhan kasar yang dilakukan oleh Harison padanya. Sampai akhirnya, gadis itu mengerang kesakitan.
"Hiks... s-sakit..." keluh Alesia meringis tangis.
Air matanya luruh, setelah Harison menuntaskan hasrat padanya. Terlihat ada banyak bercak darah diatas sprei kasur putih itu. Harison tergelak kaget tak percaya. Bahwa ternyata wanita yang ia tiduri itu masih seorang gadis.
Perasaan nya jadi bersalah. Karena sudah menghilangkan keperawanan gadis itu. Namun, ia juga terpaksa melakukannya demi keluarganya yang terus memaksa dirinya mempunyai keturunan. Sebagai penerus Perdana Group.
Ya, Harison Perdana. Adalah seorang CEO sekaligus pewaris dari perusahaan Perdana Group. Perusahaan yang berjalan di bidang tekstil dan makanan terbesar di Asia.
Siapa yang tidak kenal dengan Perdana Group? Perusahaan raksasa di negeri ini. Cabang dari perusahaan nya sudah sampai ke berbagai negara eropa seperti Inggris dan Amerika.
Alesia sendiri bahkan pernah magang di perusahaan itu. Sayangnya, untuk diterima menjadi karyawan disana terbilang cukup sulit. Hanya orang-orang pintar dan terpilih yang bisa diterima menjadi bagian dari perusahaan mereka.
Entah bagaimana, Harison bahkan memilih untuk menyewa rahim perempuan. Bukankah lebih baik jika dia menikah? Lalu apa alasan nya ia tidak ingin menikah?
"Maaf... Aku tidak tahu kalau kau masih virgin." Ucap Harison meminta maaf.
Alesia meringis kesakitan pada organ intim nya di bawah sana. Air matanya bahkan masih tersisa. Meski sudah sedikit mengering. Dengan pelan, ia menggeleng.
"Tidak apa-apa, tuan. Ini sudah menjadi tugasku untuk melayanimu sebagai penyewa rahim." Kata Alesia sedu.
Spontan, Harison memeluk Alesia dengan sangat erat. Di bawah selimut yang sama, Alesia tampak kikuk dengan perlakuan Harison yang berubah lembut.
"Maafkan aku... Karena sudah memaksamu menjadi wanita penyewa rahim untukku." Katanya berkata.
"Mengapa Tuan melakukan ini? Mengapa tidak menikah saja? Bukankah itu lebih baik?" tanya Alesia.
Harison mengembuskan napasnya kasar. Ia tampak berpikir sesaat. Lalu menatap mata Alesia.
"Sebenarnya aku punya wanita pilihanku. Tapi dia pergi ke Amerika demi urusan pekerjaan nya sebagai model. Dia tidak mau mengandung anak. Sementara keluargaku sudah begitu lama menantikan keturunan dari darahku. Aku bingung dan kehilangan ide apalagi untuk bisa membujuknya menikah dan menjadi ibu untuk anakku. Tapi akhirnya aku tidak sengaja menemukanmu di bar itu. Ku pikir permasalahan kita sama. Sama-sama punya satu tujuan demi mencapai sesuatu. Kau membutuhkan uang, sementara aku butuh seorang anak."
"Meski dari seorang wanita yang tidak jelas asal-usulnya?"
"Tidak mengapa. Hanya anak, bukan ibu nya. Untuk ibu dari anak itu sudah ku tentukan."
Mendengar Harison berkata begitu, seketika perasaan Alesia berubah. Yang tadinya begitu semangat mendengar penjelasan Harison yang membutuhkan kehadiran anak untuk keluarganya. Tapi setelah mendengar yang barusan.
Sebuah harapan kecil yang ia pikiran sesaat perlahan memudar.
'Harusnya aku sadar, aku itu siapa? Hanya seorang gadis penyewa rahim. Tidak mungkin pria ini jatuh cinta padaku. Jangan terlalu banyak bermimpi, Alesia. Aku ini bukan orang yang setara dengan keluarga konglomerat nya.' gumam Alesia dalam hati sedu.
Bahkan setelah sembilan bulan kemudian, ia harus segera pergi dari kehidupan Harison dan bayi nya. Meski begitu, ada senilai uang yang tidak sedikit jumlahnya. Sebagai bayaran atas rahim yang sudah di sewa pada tuan muda kaya itu.
"Istirahatlah, kau pasti lelah. Selamat malam!" ucap Harison lembut, sembari mengecup kening Alesia.
Pria itu lalu tertidur sambil memeluk wanita yang ada di sisi nya sekarang. Alesia semakin dibuat bingung dengan perlakuan nya yang terkesan berlebihan.
'Tolong, jangan seperti ini. Aku takut jatuh cinta padanya bila dia begini. Aku hanya ingin menjalani tugasku. Dan pergi dari tempat ini.' Kata Alesia dalam hati bimbang.
Kedua matanya perlahan memejam. Berusaha menghilangkan pikiran-pikiran tentang pria yang sedang memeluknya dengan erat sekarang.
Akankah keduanya bisa jatuh cinta? Atau hanya sekadar ikatan kontrak semata.
Entahlah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Mella Soplantila Tentua Mella
kenape ga di nikahin dlu biar jelas ntar klo uda lahir anaknya abis itu cerai ga ape2
2023-01-21
1
Bunda Salma
harusnya dinikahi walau setelahnya cerai, nanti anaknya bagaimana? orang indonesia masih belum terima anak diluar nikah .
2023-01-05
0
selir jansen༻
seiring waktu mungkin akan tumbuh cinta, apalagi kalo anak yg di kandungan nya sdh bisa gerak 2
2022-12-31
3